2.67

249 48 35
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Ye Mi tidak datang terlambat. Namun, ketika memasuki ruangan, layar telah menampilkan beberapa cuplikan film mendatang. Dia berjalan seperti biasa, tanpa suara hingga membuat pihak lain tidak sadar akan kehadirannya. Mulanya, dia tersenyum kala melihat punggung milik orang yang sangat dia cintai. Tatapan penuh cinta tersebar di setiap jalan, aura kebahagiaan tiada henti mengaliri hati. Ye Mi baru saja akan mengejutkan sang kekasih dengan dekapan erat ketika menemukan keanehan yang begitu kentara.

Ye Mi sangat hafal setiap inci tubuh Xiao Sa. Sedikit saja menemukan perbedaan, dia akan tahu bahwa itu adalah orang yang berbeda meski tampak begitu mirip. Tidak ada lagi dekapan yang beberapa saat lalu direncakan. Tangan kekar diam-diam bergerak ke balik saku jas demi mengambil benda kecil yang cukup mematikan. Dia terus berjalan maju sembari mengambil sikap waspada. Ketika sampai pada jarak dekat, dia segera melayangkan belati tepat di depan leher pihak yang duduk dengan penuh ketenangan. Meski situasi menjadi lebih menegangkan, ketenangan pada diri orang itu sama sekali tidak menipis. Yang ada justru garis senyum yang terangkat di salah satu ujung bibirnya.

"Tidak perlu terlalu tegang," titah orang tersebut sebelum menambahkan, "Duduk dan berbincang santai denganku."

Ye Mi tidak akan segan-segan menggorok leher orang itu. Namun, keinginan tersebut dibuang jauh-jauh ketika mengingat kembali identitas orang di hadapannya. Dia tidak mungkin melukai orang yang sangat berharga bagi Xiao Sa. Dengan demikian, dia lebih mudah dijinakkan. Daripada bermusuhan, lebih baik mengambil hati agar restu mudah didapatkan.

Pada akhirnya, mereka duduk di masing-masing ujung kursi. Meski jarak terbentang begitu jauh, Xiao Zhan masih dapat melihat keindahan yang terpampang nyata di wajah Ye Mi. Wajah lelaki tampan itu tampak seperti salju, putih, dingin, dan ada aura kesepian yang terpancar. Selama ini, semua orang tidak tahan berlama-lama memandanginya sebab takut akan mati membeku. Sejauh ini, hanya Xiao Sa yang mampu menaklukkan aura mematikan pada diri Ye Mi. Namun, kini Xiao Zhan pun turut serta. Sama sekali tidak ada ketakutan pada diri lelaki manis itu, seolah dia dan Xiao Sa benar-benar seperti pinang dibelah dua. Keduanya sama-sama suka hal yang menantang. Maut pun mereka tantang.

Xiao Zhan mengalihkan pandangan sejenak ke arah jam tangan sebelum kembali memandang ke arah layar. Dia menghela napas panjang, kemudian berseru, "Masih ada beberapa menit."

Hal tersebut menarik perhatian Ye Mi. Fokusnya tertuju kepada Xiao Zhan yang tampak sangat anggun. Duduk dengan kaki kanan terlipat di atas kaki kiri, sementara kedua tangan berpangku di atas paha. Senyum simpul tiada henti mengembang yang memberikan kesan elegan dan manis. Pikiran Ye Mi pun segera bekerja keras memikirkan masa depan. Jika Xiao Sa menjadi sedikit lebih tua, mungkin akan terlihat benar-benar mirip seperti Xiao Zhan.

Pada akhirnya, pemikiran Ye Mi menjadi terganggu akibat suara Xiao Zhan yang mengalir secara tiba-tiba dan menembak pada inti. "Usia 32 tahun ... bukan usia untuk bermain-main, 'kan?"

Ye Mi tidak menjawab secara langsung meski suara hati menyetujui perkataan Xiao Zhan.

"Apa hukuman terbaik bagi para pengkhianat di kelompokmu?" tanya Xiao Zhan.

Bibir Ye Mi tergerak dengan sendirinya, menyuarakan, "Dimusnahkan."

Xiao Zhan bertepuk tangan kala mendengar suara berat Ye Mi untuk pertama kalinya. Kini dia mengerti kenapa Xiao Sa sangat terobsesi pada Ye Mi. Selain fakta di mana pekerjaan lelaki tampan itu adalah mafia, keseksian juga menjadi poin tambahan. Setiap hal yang dilakukan oleh Ye Mi terlihat sangat seksi, bahkan ketika dia menarik napas pun juga terlihat seksi. Pantas saja Xiao Sa begitu dibutakan oleh cinta.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang