1.

66 0 0
                                    

"Sayang nanti malam aku ada acara sama temen-temen, kamu gapapa kan malam minggu nya sendiri dulu?" tanya Bian pada kekasihnya yang sedang makan ice cream kesukaannya itu.

"Balapan lagi?" ucap Mayra dengan nada ketus.

"Enggak kok, cuma ngopi-ngopi biasa aja"

"Boong, waktu itu juga kamu ketauan balap dari sg nya Esa"

"Kali ini gak boong kok, May" kata Bian dengan sungguh-sungguh.

"Yaudah tapi jangan pulang terlalu larut, bentar lagi kamu kan mau sidang kuliah, jangan keseringan keluar lah, Bi"

"Iya-iya, dah buruan makan ice cream nya, nanti keburu ujan tuh, katanya mau ke petshop"

Mayra pun menganggukan kepalanya dan segera melahap ice cream nya. Bian yang melihatnya merasa gemas sendiri dan mengacak rambut kekasihnya itu lalu mereka segera meninggalkan kafe untuk pulang.

***

Bian dan Mayra sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun, Bian masih kuliah semester akhir namun Mayra sudah lulus sebab Mayra satu tahun lebih tua dari Bian. Sekarang Mayra bekerja di toko bunga milik ibu nya Raka, teman dekatnya Bian. Meski Bian masih kuliah tapi ia sudah menjalankan bisnis kafe dari setahun yang lalu tentunya dengan dukungan dari orang tuanya. Bian dan Mayra memang sedikit beda kasta, Bian terlahir di keluarga kaya raya sedangkan Mayra hanya wanita biasa saja namun bukan berarti orang tua Mayra tidak mampu menyekolahkan Mayra sampai sarjana seperti sekarang.

"Ra, tolong bikinin bucket bunga tulip dong, nanti diambil 2 jam lagi" ucap Rosa ibunya Raka pada Mayra. Mayra memang sering dipanggil Ra oleh orang sekitar, kecuali Bian yang menyebutnya May.

"Iya bu bentar abis ini aku buatin" jawab Mayra yang sedang sibuk menata bunga untuk pajangan.

"Bu ini Kak Raka kirim pesan katanya minta bunga kayak biasa, bentar lagi diambil kesini" teriak Eca, teman kerja Mayra. Mereka berdua sudah kenal lama sejak SMA, namun berpisah saat kuliah dan bertemu kembali disini.

"Oh iya ya sekarang hari Senin jadwalnya Raka bawa bunga. Handphone ibu mana ya ca kayaknya Raka udah nelpon dari tadi" ucap Rosa sambil berlari ke belakang mencari handphone. Namun tak sempat menjawab pertanyaan ibu, Eca disuguhkan pertanyaan baru dari Mayra, "Dari dulu gue gak tau tuh kenapa Kak Raka bawa bunga tiap sebulan sekali, selalu dihari senin lagi, lu tau gak kenapa?"

"Enggak, pernah sih nanya ke ibu tapi ibu juga kayaknya kurang tahu, jawabnya sih paling ziarah ke makam ayahnya tapi ayahnya kan gak dimakamin disini, Kak Raka itu banyak misteri, ibunya juga gak terlalu tau kehidupan anaknya"

Kring

Bunyi lonceng pintu pertanda ada yang masuk berbunyi, terlihat lelaki berbaju polo hitam dan celana cargo coklat datang menghampiri mereka berdua.

"Udah selesai?" tanya nya singkat

"Kayaknya udah kak, biar aku ambilin di belakang, tunggu dulu ya" jawab Eca yang segera bergegas ke belakang.

"Kak Raka mau ziarah ya?" tanya Mayra pada Raka yang berdiri didepannya.

"Heemm" jawab Raka dengan gumaman sembari mengetikkan sesuatu dihp nya, namun selang beberapa waktu ia melirik kepada Mayra yang sedang membuat bucket.

"Lo sama Bian udah ada rencana nikah belom? Diliat-liat tuh anak santai-santai mulu sama kuliah nya, semalam juga malah mabar terus sama gue, kalo gitu kan kapan seriusnya" kata Raka pada Mayra

"Dia emang kayak gitu, susah banget di nasehatin, tapi gue tahu kok dia serius sama gue" ucap Mayra dengan senyum merekah tanpa menatap Raka. Raka yang melihatnya hanya menggelengkan kepala, "Jangan terlalu berharap gitu, kalo lebih dulu mati daripada jodoh gimana"

"Parah banget sih kak omongannya, harusnya tuh doain kek, gitu sih yang jomblo kelamaan mah pasti iri" cerocos Mayra

"Gitu aja ngambek, gak salah juga kan omongan gue"

"Ihh mending kak Raka sana deh, lebih tentram gak ada lo tau, nyebelin"

"Eh ada apa ini, kok ribut-ribut, nanti customer pada takut loh" ujar Rosa melerai

"Bu ini kak Raka nyebelin banget, usir boleh gak sih" kata Mayra

"Apaan sih orang cuma nasehatin doang jangan mikir cinta-cintaan mulu"

"Iri banget sih jomblo"

"Eh, Raka kamu ini ya, udah nih ambil bunga nya" ucap Rosa sambil memberikan sebuket bunga melati kepada Raka.

"Yaudah bu, Raka pamit dulu ya" ujar Raka sambil mencium tangan dan pipi ibunya, membuat Eca baper sendiri, sedangkan Mayra hanya memutarkan bola matanya.

***

"Ini beneran hasil dari tabungan kamu, Bi?" tanya Mayra pada Bian sambil melihat-lihat sekeliling apartemen Bian untuk pertama kalinya.

"Iya sayang, aku nabung dari hasil jualan dikafe ku, jadi aku gak cape juga kalo bulak balik dari rumah ke kafe, sekarang punya apartemen ini juga bisa lebih cepet kalo mau nyamperin kamu" jawab Bian sambil mengelus puncak kepala Mayra.

"May aku sayang banget sama kamu, kamu sabar ya nungguin aku buat nikahin kamu" lanjut Bian

"Bii, aku selalu setia disini nungguin kamu, aku selalu berdoa biar kita cepet serumah" kata Mayra sambil menatap Bian lekat. Mendengar itu Bian sangat senang sekali perasaannya setara dengan kekasihnya, Mayra adalah cinta pertama Bian di SMA, namun ia berhasil menaklukan hati Mayra ketika mereka sudah kuliah. Tak pernah sedikitpun ada niat untuk menduakan Mayra. Bagi Bian Mayra adalah dunianya, ia tak mau seorangpun mengambil miliknya, apalagi bibir Mayra yang sampai saat detik ini pun dihubungan yang sudah berjalan hampir 2 tahun ia tak pernah sekali saja mencicipinya, padahal itu hal wajar dizaman sekarang, namun ia tak mau dicap sebagai lelaki otak mesum, tapi untuk kali ini Bian sudah tidak bisa menahannya, apalagi suasana sangat mendukung.

"May, boleh aku cium?" tanya Bian to the poin

"Biasanya juga langsung cium"

"Bukan cium kening, kali ini aku mau nyium yang ini, May. Kayaknya ini lebih menarik" ujar Bian dengan tatapan yang tak lepas dari bibir Mayra yang menggoda imannya itu.

"Mmm"

"Diam berarti iya.." tegas Bian yang sudah tak sabar melahap bibir Mayra. Bian pun semakin mendekatkan jarak nya pada Mayra sambil mendorong pinggang Mayra untuk ikut mendekat padanya. Mayra terpojok dan terlena oleh usapan sensual dari tangan Bian dipinggangnya. Semakin dekat sampai kedua benda basah itu saling menempel, namun Bian tak puas ia pun menuntut lebih untuk melumat bibir Mayra dan mengigit bibir Mayra sampai Mayra membuka mulutnya meringis. Tak membuang kesempatan, Bian memasukan lidahnya, menelusuri setiap inci dalam mulut Mayra. Basah, hangat dan manis juga tentunya.

"Mmmhh" desah Mayra tertahan, Bian terlena sampai ia membuat Mayra hampir kehilangan nafas nya karena berciuman terlalu lama, ia pun menarik diri dan menatap Mayra sambil merapikan rambut nya dan menghilangkan jejak saliva disudut bibir kekasihnya itu.

"Maaf, May abisnya bibir kamu enak banget. Makasih ya" ujar Bian sambil memeluk Mayra.

Kruuukkk

"Iya, Bian tapi makan dulu yu, tenaga aku kayaknya udah disedot abis-abisan sama kamu"

"Hahaha maaf ya sayang, ayo aku masakin"

Merekapun pergi ke dapur untuk memasak sambil bercanda ria bersama, tak khawatir orang tua mereka mencari karena sudah saling mengetahui hubungan keduanya meski belum ketemu secara langsung karena alasan tertentu. Tahu juga kan Bian anaknya orang kaya, orang tua nya jarang dirumah karena sibuk mengurus bisnis nya diluar kota. Namun kedua orang tua mereka sudah mempercayakan mereka berdua dan dengan senang hati memberi restu asalkan mereka berdua bahagia.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Titip Kekasihku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang