Rio berhasil menyeret Fateh keluar lingkungan kantin dengan melewati pintu kantin bagian belakang. Namun perhatian Fateh tiba-tiba teralihkan saat melihat sosok perempuan yang tengah dimakan oleh dua sosok yang mengerubungi tubuh perempuan tersebut. Fateh merasa kenal dengan perempuan itu apalagi dengan rambut yang terlihat rasanya Fateh tahu karena sering melihatnya, dan bahkan Fateh masih ingat betul sebelum Fateh pergi untuk mencari Pak Rio ke ruangannya Fateh sempat melihatnya. Akhirnya Fateh menggeleng dengan cepat, saat ia mulai mengingatnya.
"Nayla." Gumam Fateh saat tahu dengan tubuh yang mungkin sudah tidak berbentuk lagi karena terus dimakan oleh sosok itu. Seketika Fateh yang memang masih di seret berontak untuk bergerak menyelamatkan Nayla, dengan menyebut namanya.
"Pak, itu Nayla." Fateh tidak bisa lepas, karena Pak Rio benar-benar sangat erat memegang tangannya.
"Pak, lepas. Aku harus menyelamatkannya, dia temanku." Pinta Fateh sambil menghempaskan tangannya, dan berhasil, namun Pak Rio tidak diam saja, kini malah kembali menarik tubuh Fateh dan mendekap tubuhnya dari belakang sambil menutupi mulut Fateh agar tidak bersuara.
"Dia sudah tewas, apa yang mau kamu selamatkan?" Ucap Pak Rio tepat di samping telinga kanan Fateh.
"Kamu jangan gila, bertindak bodoh saja kamu akan jadi seperti mereka, bahkan mungkin kamu akan habis di makan." Fateh menatap Nayla, lagi dan lagi Fateh harus kembali melihat temannya pergi. Rio melepaskan bekapannya, saat Fateh yang tidak akan berteriak lagi.
"Apa sebenarnya yang telah terjadi Pak?" Air mata Fateh mulai mengalir, tubuhnya meremang saat melihat tubuh Nayla yang terkoyak-koyak. Ingin Fateh tidak melihatnya, tapi matanya tidak bisa lepas dari pandangannya, dua sosok yang masih memakan nyala sampai darah yang menggenang disekitarnya.
"Kenapa semuanya jadi seperti ini, Dia Nayla, aku menyimpan perasaan padanya Pak?" Ucap Fateh.
"Fateh." Dugaan Pak Rio salah, Fateh malah kembali berucap keras, membuat ia kini kembali membekap Fateh.
"Apa kau mau mati? Apa kau mau bernasib sama seperti mereka? Kau masih mau hidupkan." Ucap Pak Rio sambil membekap mulut Fateh untuk diam, karena Rio takut mereka menatap dirinya dan mengejarnya, karena itu akan sangat berbahaya untuk keselamatan dirinya.
Rio sudah meyakinkan, bahwa apa yang saat ini sedang ia lihat, memang benar-benar sangat nyata, dan berarti sudah terjadi sesuatu yang tidak di inginkan di ruangan laboratorium lama sekolah yang sudah lama tidak di pergunakan. Rio terus menyeret Fateh menunju tempat yang mungkin akan lebih aman, dimana itu adalah jalan keluar untuk bisa lepas dari sekolah ini. Sementara Fateh masih terisak keras dengan mulut yang masih Reza bekap agar Fateh tidak berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOMBIE ( The Final World )
Roman pour AdolescentsKetika percobaan harus berakhir dengan kegagalan dan semua yang tidak tahu apa-apa harus menjadi korban dari orang yang tidak bertanggung jawab