16. Perkenalan

42 6 0
                                    

***

Ciara terhenyak, sosok yang ada di depannya sungguhlah Stefan. Wajah ceria dengan postur tubuh tinggi yang pernah memeluknya.... itu adalah Stefan.

Tapi Stefan tak mengenal dirinya dan tiba-tiba laki-laki itu berteriak membuat seluruh mata tertuju pada mereka, sesaat kemudian muncul laki-laki lain yang tak kalah membuat Ciara terkejut.

"halo... saya penerjemah nya mas Stefan." Ucap laki-laki itu. "nama saya---"

"Satria." Potong Ciara, laki-laki itu pun tertegun.

"... apa kita udah pernah kenal sebelumnya?"

Pernah, di mimpi. Batin Ciara. "em... entahlah."

Satria menggunakan sign language untuk bicara pada Stefan setelah itu ia menghadap Ciara. "dia kaget tiba-tiba ada yang mampir ke dia karena dia ngga kenal banyak orang disini ehehe."

Ciara mengulum bibir, merasa ada yang aneh dengan situasi ini. ".... setauku Stefan bukan penyandang tuli?"

Satria menggamit tangan Stefan, memberinya perintah dengan bahasa isyarat kemudian bicara pada Ciara, "kita ngobrol di tempat yang lebih adem ya? Disini mulai panas kena matahari hehe~"

***


"oke... jadi kita kenalan dulu yaa." Satria memberitahu Stefan, "Stefan... kenalkan, ini Ciara. Temen baru kita di Rumah Sakit."

Ciara tersenyum untuk menjabat tangan Stefan namun laki-laki itu tak meraihnya alih-alih tersenyum simpul, Satria pun tertawa canggung.

"ehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ehehe... tolong maklum, beliau belom stabil kondisi mentalnya setelah divonis tuli partial." Ucap Satria. "mas Stefan korban kecelakan beruntun dua bulan yang lalu, gendang telinganya mengalami gangguan temporer jadi untuk sekarang pake alat bantu dengar sembari belajar bahasa isyarat setiap akhir pekan. Kalo kamu sendiri gimana?"

Ciara mengangguk pelan mulai memahami situasi. "aku... juga korban kecelakaan yang di jalan tol." Ucapnya dengan menatap Satria yang menjelaskan dengan bahasa isyarat. "orangtua ku ngga selamat dan.... aku baru siuman setelah dua bulan koma."

Mata Stefan menggelap, "turut berduka cita." Ucapnya dengan bahasa isyarat yang masih kaku.

"makasih." Jawab Ciara canggung, Stefan yang ia hadapi di mimpi tidak se dingin yang ia hadapi secara langsung tapi kehadiran Stefan di alam bawah sadar sungguh misteri untuk Ciara. "tapi... pendengaran Stefan bisa pulih lagi kan?"

"em.... ngga bisa seratus persen." Balas Satria. "makanya diajarin bahasa isyarat untuk membantu komunikasi."

Ciara mengangguk seraya suster yang mengantarnya tadi pagi datang, "selamat pagi, kakak Ciara sudah masuk jadwal terapi ya."

"sebentar ya sus." Ucap Ciara sembari mendekat ke Stefan, laki-laki itu terlihat tidak nyaman saat Ciara menyentuh pergelangan tangannya.

"main ke kamarku lain kali.." Ciara berusaha keras menggunakan gerak-gerik tubuh dan pelafalan yang jelas agar Stefan mengerti. "Stefan di ruang berapa?"

"em... kamar 302B." ucap Satria, Ciara mengacungkan jempol seraya menggulirkan kursi roda menuju suster yang mendampinginya dan tiba-tiba... muncul sosok familiar lain di tatapan Ciara.

"saya bantu ya kak." Ucap suster melanjutkan kemudi kursi roda yang Ciara duduki.

***

STEFAN

"cewe itu aneh banget, tiba-tiba datengin gue seakan-akan udah kenal lama." Stefan misuh-misuh dalam bahasa isyarat sementara Satria menatapnya dengan tangan terlipat di dada.

"ya ngga apa-apa, akhirnya jadi punya temen kan setelah dua bulan di sini?" balas Satria. "dia nyuruh mas mampir ke ruangannya... kamar no 412 kalo ngga salah."

"ngga mau." Balas Stefan dengan bahasa isyarat. "emang gue cowo apaan."

Dengan bibir tercebik, Stefan menatap arah lain seraya muncul sosok dengan seragam rawat yang sama melambaikan tangan padanya.

Dengan bibir tercebik, Stefan menatap arah lain seraya muncul sosok dengan seragam rawat yang sama melambaikan tangan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eddy." Sapa Satria sementara Eddy tertawa kecil.

"lo... kenapa.... cemberut gitu?" Eddy memelankan gerak bibir agar ucapannya dimengerti Stefan.

"ada... cewe... ganggu waktu pagi gue." Satria menerjemahkan ucapan Stefan. "ngga ganggu lah, mungkin cari temen. Mas Stefan aja yang sensitif, orangnya baik dan ramah kok."

"siapa.... siapa.... namanya?" Eddy bertanya lagi, Stefan menggaruk kepalanya karena terlupa nama perempuan itu, ia benar-benar tak tertarik saat Satria mengajaknya berkenalan.

"lupa."

"yah gimana sih?" Eddy tertawa, Satria menerjemahkan ucapan Eddy yang cepat dan seketika... Stefan terdiam.

"hari ini gue dibolehin pulang." Begitulah maksud Eddy dalam bahasa isyarat yang diperagakan Satria, Stefan menunduk sebentar... Satria hanya menemaninya saat kegiatan pagi dan laki-laki itu otomatis akan sendirian di sore dan malam hari tanpa Eddy.

"tenang.... nanti gue.... jenguk lo... setiap hari." Ucap Eddy. "lagian kan... udah ada temen baru."

"tadi susternya dateng mau anter dia Fisio." Jelas Satria. "mas Stefan mau liat?"

"gue ngikut aja." Dengan wajah ditekuk Stefan bangkit dari duduk dengan Eddy yang menggamit lengan sang sahabat.

"hepi dong.... hepi." Bujuk Eddy dengan bahasa isyarat. "harus bersyukur.... dapet kesempatan lagi... buat idup.... buat benerin kelakuan kita."

Stefan mendengus seraya lift telah sampai di lantai lima Rumah Sakit, ketiga laki-laki itu melongok melihat ruangan Fisioterapi yang luas.

"ternyata sebrangan sama ruang belajar bahasa isyarat." Komentar Eddy, ia menepuk pundak Stefan. "... yang mana... ceweknya?"

Pandangan Stefan mengedar kemudian menunjuk seseorang di dalam ruangan, alisnya bergerak-gerak ikut menunjuk dan tiba-tiba perempuan yang disebut menatap Stefan, sontak laki-laki itu menyembunyikan tubuhnya di bawah jendela ruangan. Laki-laki itu mendongak menemukan Eddy dan Satria tertawa, getarannya terasa oleh indera perasa Stefan yang menajam.

"APA YANG LUCU?" Stefan marah-marah dengan bahasa isyarat. "kan lu yang ngajak gue ke sini??"

"maaf mas.... mas lucu banget kalo salting." Balas Satria dengan bahasa isyarat dan Stefan melipat tangan di dada, ia mendongak lagi seraya melayangkan tangannya membuat isyarat.

"gue ngga salting!"

***

Hello dear readers

Author ijin libur dulu pekan depan yaaa krn lagi recovery pasca sakit

Semoga kalian sehat selalu yaa ❤️

SLIMY WISH • RIIZE SUNGCHAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang