7

337 69 62
                                    

Constantly,consistently,continualy,you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Constantly,
consistently,
continualy,
you.

(Perry Poetry)

***

JUJUR saja pernyataan Chris membuat dua orang di hadapannya mematung seketika. Terkhusus Aurora. Bukannya senang dengan peluang yang tiba-tiba muncul di hadapannya, hal itu justru membuat jantungnya hampir mencelos.

"Ya, kamu benar, Chris. Aku setuju denganmu. Kalau Aurora tidak keberatan, kita minta dia untuk menjadi desainer khusus keluarga kita. Bagaimana menurutmu, Aurora?" tanya Nyonya Chan sambil menatap Aurora penuh harap.

Aurora tidak tahu apakah ia harus menerima tawaran ini atau tidak. Meski butik yang ia dirikan dua tahun lalu sudah masuk ke dalam deretan merek desainer ternama, Aurora masih tak cukup memiliki kepercayaan diri untuk menerima tawaran dari keluarga Chan.

"Kamu tidak perlu takut tawaran kami ini tidak akan menutup akses pelanggan yang lain. Kami akan menjadikan kamu sebagai desainer pakaian kami. mengatur segala hal tentang pakaian yang akan kami pakai di setiap acara." Chris kembali bersuara. Terdengar sedang berusaha meyakinkan Aurora untuk menerima tawaran mereka.

Sedangkan di sebelah pria itu, Nyonya Chan menganggukkan kepalanya setuju. "Benar, Aurora. Kami butuh desainer berbakat sepertimu. Jadi, aku harap kamu mau memenuhi permintaan kami."

Aurora dibuat semakin gamang. Apakah ia tak memiliki pilihan lain selain menerima? Ah, sungguh, di saat-saat seperti ini adalah hal yang paling dibenci olehnya. Secara tidak langsung didesak untuk menerima, bukan memilih sebuah pilihan.

"Baiklah, aku menerima tawaran kalian," jawab Aurora setelah sekian lama berkutat dengan isi kepalanya sendiri. Senyum kaku ia tunjukkan di hadapan dua orang berstatus sebagai sosialita itu. Sebagai tanda Aurora sangat menghargai kebaikan hati mereka yang mau mengangkat nama Aurora yang saat ini hanya dikenal sebatas desainer kelas amatiran dibandingkan dengan desainer lainnya.

"Jawaban yang sangat bagus, Aurora. Aku senang mendengarnya," balas Chris.

Tiga orang itu keluar dari ruang pas setelah melewati sesi negosiasi yang alot. Jika kebanyakan desainer akan menampilkan wajah sumringah ketika diberikan kepercayaan menangani klien kelas kakap seperti keluarga Chan, mungkin Aurora adalah satu-satunya orang yang ragu ketika mengambil keputusan itu.

"Bagaimana Chris? Apakah kamu suka dengan jasnya?" tanya Anne ketika mereka sudah berkumpul di ruang utama. Chris mengangguk, menatap sang calon pengantin dengan tatapan dingin. Pemandangan itu tentu tidak luput dari pengamatan Aurora dan memunculkan banyak pertanyaan di kepala Aurora.

"Ya, tangan dingin Aurora memang handal dalam menciptakan pakaian sesuai dengan ekspektasi kliennya," kata Chris singkat. Sikap yang ia tunjukkan pada Anne sangat dingin. Berbeda dengan sikap pria itu ketika berinteraksi dengan Aurora.

[2] Heartstrings • BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang