Accident 02

639 127 81
                                    

Call Me Mpiw!
Halowww kesan pertama pas baca part awal kemarin gimana?
Aku ingetin lagi, alur cerita ini lumayan cepet yaaa





























Sudah dua Minggu berlalu dan Januar sudah dilanda frustrasi selama itu pula. Bagaimana tidak, sejak kejadian ia menyetubuhi sang wakil ketua OSIS--Clarisa. Ia tak pernah melihat sekali pun presensi gadis itu.

Ia cemas, khawatir, takut jika perbuatannya itu benar benar berakibat fatal pada gadis itu, rasa bersalah pun tak bisa ia hindari. Dan berkat semua itu, akhir akhir ini Januar jadi banyak diam, seperti tak ada gairah hidup lagi, dan tiga sahabatnya tentu saja sangat menyadari itu, tapi setiap mereka bertanya tak sekali pun Januar mau menjawabnya.

Jadi, teman temannya tak pernah tau kejadian di gudang itu, karena setelah mereka pergi, mereka tak kembali lagi untuk menghampiri Januar. Hingga bisa membuat Januar melakukan kesalahan fatalnya itu.

"Lo kenapa sih heh, akhir akhir ini bengong terus, tiap ditanya pasti aja gak jawab!" Malen yang sudah kehabisan kesabarannya pun akhirnya angkat suara.

"Bener Jan, kalo emang ada masalah cerita lah, siapa tau kita bisa kasih solusi." Sahut Babang.

Javier yang tepat berada di samping Januar pun lantas menepuk bahu pemuda itu, "Cerita aja, Lo Pendem sendiri gak akan bisa selesain masalah."

Januar tertegun, haruskah ia menceritakannya? Tapi ia harus mulai dari mana?

"Pelan pelan aja Jan." Ucap Javier, meyakinakan.

Januar pun akhirnya mengangguk, ia menghembuskan nafas beratnya lebih dulu, kemudian barulah ia membuka suara, "Gue...gak sengaja nidurin Clarisa, di tempat ini, dua Minggu lalu dan sejak saat itu Cla gak pernah keliatan, gue khawatir..."

Javier, Babang dan Malen sontak melotot tak percaya.

"Janu Lo gak bercanda kan?" Tatapan Javier sarat sekali dengan tatapan tak percaya dan kecewa.

Januar menunduk dalam, sambil menjawab, "Gue gak bercanda, gue bener bener lakuin itu, tapi gue gak sengaja, karena tiba tiba gue ngerasa gak bisa kendaliin nafsu gue sendiri, gue---"

Kini giliran Babang dan Malen yang terkejut bukan main. "Obat perangsang itu...." Ucap Malen tanpa sadar.

Sontak ucapan Malen itu membuat Januar dan Javier menatap dalam Malen.

Malen yang ditatap sontak menelan salivanya susah payah, "Itu...maksud gue---"

Tanpa membiarkan Malen beralasan, Januar langsung bangkit dan menarik keran Malen kasar.

"Apa maksud Lo!" Januar menatap tajam Malen, karena kini emosinya mendadak memuncak.

"Jan tenang, gue bisa jelasin gue---"

"GIMANA GUE BISA TENANG ANJING GUE GAK SENGAJA NIDURIN ANAK ORANG BANGSAT! DAN SEKARANG GUE GAK PERNAH LIAT DIA LAGI! GIMANA KALO TERJADI SESUATU SAMA DIA? GIMANA KALO KEMUNGKINAN TERBURUK TERJADI SAMA DIA? GIMANA KALO DIA HAMIL HAH? GIMANA KALO GUE ANCURIN MASA DEPAN DIA HAH? GIMANA BANGSAT! APA MAKSUD LO OBAT PERANGSANG ITU? LO YANG KASIH ITU KE GUE HAH?!!!"

Malen memejamkan maniknya rapat rapat. Rasa bersalah menyelimuti dirinya, ia kira tak akan sefatal ini, ia kira Januar tak akan sampai melampiaskannya pada seorang gadis, ia kira---

"Jan lepas!" Javier menarik kasar tangan Januar yang mencengkram kerah seragam Malen.

Kini tatapan tajam Januar beralih pada Javier, "Lepas! gue perlu hajar orang brengsek ini, dia udah bikin kacau semuanya dia---"

Accident [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang