Empat tahun sudah band ini berdiri dan menjadi salah satu band yang cukup populer di kalangan anak muda. The Vibe tadinya hanya band yang dibentuk semasa putih abu-abu, yang bermula dari hobi main alat musik oleh Ergy dan kawan-kawan, hanya band iseng. Kini menjadi band dengan banyak sekali penggemar.
Karir The Vibe terbilang cukup mulus, setelah mendapat kontrak dari label, mereka langsung merilis single yang cukup melejit. Setelah kemarin tampil di SMA Gemilang, untuk seminggu kedepan jadwal mereka kosong, jadi mereka banyak waktu senggang. Saat ini di studio cuma ada Ergy yang sibuk memainkan gitarnya. Jarinya sibuk bermain, pikirannya sibuk kembali mengingat hal-hal indah bersama sang mantan, Sasha.
"Yailah masih disini aja Gi, sono pulang ngapain kek," Indra membuyarkan kegiatan Ergy begitu dirinya masuk ke dalam studio. Indra, pria berumur 35 tahun itu adalah manajer The Vibe.
Ergy menaruh gitarnya, "Hehe, iya bang bentar lagi."
Indra menggeleng heran, "Lu ya Gi, kalo dapet waktu kosong kayak gini jangan di sia-siain, lo harus keluar seneng-seneng."
Benar kata Indra, waktu seperti ini tuh langka banget buat mereka. Ini baru jadwal The Vibe yang kosong, jadwal individu mereka masih ada beberapa untuk minggu depan. Untungnya Ergy sama sekali tak ada jadwal individu, lagipula yang menghampirinya tawaran syuting sinetron terus, wajar saja kalau Ergy menolak, secara dia tidak pandai berakting.
"Kalo gitu gue cabut ya bang, thanks." ucap Ergy sembari mengemas barang-barangnya. Ergy pun pergi dari ruang studio menuju lobi yang berada di lantai satu. Begitu sampai di parkiran ia langsung masuk ke mobilnya.
Mario is calling
"Ya bro."
"gi entar jam 10 malem ya, di club kiof"
"Siapa-siapa?"
"ibas, naufal, sama cewe-cewe."
"Ntar liat dah. Mager gue."
"lo dateng, ada yang pengen ketemu soalnya."
"Siapa?"
"ada deh makanya dateng!"
Ergy menutup panggilan dari Mario. Kalau free kayak begini sih untuk Mario kesempatan besar buat ke club dan party-party, sebelas dua belas lah sama Ibas. Kalau Naufal tergantung, kalau lagi mood ke tempat-tempat seperti itu ya gas kalau nggak ya nggak, kata Naufal sih mending staycation sama pacar. Kalau Ergy, akhir-akhir ini jika bukan agenda band dan urusan keluarga, Ergy tidak akan pergi kemana-mana.
Ergy melajukan mobilnya keluar dari halaman kantor. Tak lupa ia menyetel lagu milik The Weeknd berjudul Die for You untuk mengisi keheningan. Tiba-tiba sekelebat ingatan muncul dikepalanya. Ingatan tentang seorang gadis yang biasa duduk disisi kirinya sambil melantunkan lagu yang saat ini ia putar.
Suara Sasha yang saat itu menyanyikan lirik demi lirik tak akan bisa dilupakan Ergy begitu saja. Ergy ingat betul suara Sasha ketika menyanyi. Suara cewek itu memang tak sebagus seorang penyanyi wanita diluar sana, tapi bagi Ergy suara Sasha ketika bernyanyi itu adalah favoritnya. Tanpa sadar sebuah senyuman kecil muncul dibibirnya begitu ingatannya sampai pada gerakan-gerakan konyol yang dibuat Sasha kala itu.
"i will die for you gi, hiaaa." Kata-kata Sasha saat menyanyikan lagu ini dengan dramatis mengingatkan Ergy pada saat-saat dimana ia bisa tertawa lepas bersama gadis itu. Kemudian senyum Ergy pun memudar, ia melirik kursi di sebelahnya dimana saat ini hanya ada kekosongan disana.
•••
"Ayy, bro, baru kelihatan." sapa seorang cowok yang kemungkinan teman Mario di depan area pintu masuk kelab.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARGY
Teen FictionSasha bilang punya pacar anak band itu nggak enak. Sering ditinggal latihan, ditinggal manggung, ditinggal bikin lagu, pokoknya banyak deh. Sasha juga bilang kalau Ergy itu menyebalkan, nggak pernah ada waktu buat dia, bahkan ketemuan aja jarang ban...