Gasha

220 11 1
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter empat. ☺️

Jangan lupa selalu berikan vote, komen serta follow kalian. 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Tetap semangat membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup ini dan tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪

Oke segitu aja bacotnya ya, nanti kalian bosen duluan. 😅

Selamat membaca





Tok-tok...

"Masuk!" pinta pemilik ruangan yang pintunya di ketuk.

"Permisi, Buk," ucap si pengetuk pintu membuka pintu dan masuk serta membungkukkan badannya, hormat.

"Iya, ada apa?" tanya gadis yang dipanggil Ibu itu dengan menatap wanita dihadapannya.

"Ada yang ingin bertemu dengan, Ibu," jawab wanita berpakaian karyawan restoran.

"Siapa?" tanya lagi gadis yang diketahui pemilik restoran tersebut dengan berdiri dari kursi kebesarannya yang sebelumnya ia duduki.

"Tidak tau, Buk, tetapi dia memang pengunjung restoran, Buk," beber karyawan itu dengan menundukkan kepala.

"Ya sudah terima kasih, suruh dia tunggu," pinta gadis yang bernama lengkap Gasha Alghifhari itu.

"Baik, Buk, saya permisi," jawab sekaligus pamit karyawan itu, lalu ia berjalan ke luar setelah mendapatkan anggukan dari bos tempat ia bekerja.

Gasha, nama itu kerap dipakai untuk memanggil dirinya, ia ke luar dari ruangan untuk menemui seseorang yang ingin berjumpa dengannya. Setelah sampai di depan meja kasir, Gasha menanyakan keberadaan orang yang ingin bertemu. Penjaga kasir pun menunjuk orang itu yang sedang duduk di ruang vvip restoran.

Gasha mengucapkan terima kasih kepada kasir dan menemui orang itu, "kamu ingin bertemu dengan saya?" tanyanya berdiri di depan pria yang duduk di sofa.

"Iya, Buk, silahkan duduk dulu," jawab pria yang bernama Anggara kagendra dengan menepuk sofa sampingnya.

"Saya di sini saja," balas Gasha menduduki sofa depan Anggara, "ada apa, mas ingin bertemu dengan saya? apakah pelayanan karyawan saya kurang menyenangkan? atau makanannya yang kurang enak?" tanyanya beruntun.

"Tidak, semuanya justru bagus. Pelayanannya bagus, makanannya enak, ibunya juga cantik," jawab Anggara menggelengkan kepalanya dengan pujian diakhiri kalimatnya untuk Gasha tentunya, "saya manggil ibu cuma pengen ijin aja, saya mau sering-sering mampir ke Badai Resto untuk mengerjakan tugas kuliah saya. Apakah boleh?" sambungnya bertanya dengan mencondongkan badannya mendekat pada Gasha.

"Bisa minggir sedikit mas? boleh banget malahan mas, saya malah senang masnya berkunjung ke restoran saya. Kalau bisa promosikan restoran ini ke teman-temannya," jawab Gasha tersenyum.

"Manis banget sih kamu," puji Anggara dengan lancangnya mencubit pipi Gasha, membuat ia mendapatkan tepisan kasar oleh sang empunya pipi, "hehe, maaf, Buk, saya khilaf sama kecantikan kamu." Cengengesannya sembari menggaruk dagunya.

Gasha hanya tersenyum tipis menanggapi segala gombalan maupun godaan yang diberikan oleh mahasiswa tersebut. Ia bangkit dari duduknya, namun Anggara menarik lengannya membuat ia kembali duduk, "saya sibuk, saya permisi," pamitnya menepis tangan Anggara.

02. My Husband Is a Student Part 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang