02. Payung

1 1 0
                                    

🆃🅴🆁🅸🅼🅰🅺🅰🆂🅸🅷 🆈🅰🅽🅶 🆂🆄🅳🅰🅷 🅼🅴🅼🅱🅰🅲🅰 🅲🅴🆁🅸🆃🅰 🅸🅽🅸, 🅻🅾🆅🅴 🆈🅾🆄 🅰🅻🅻

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Keesokan harinya suara gemuruh petir kecil dan hujan yang menghujani atap rumah, terdengar ketika Skava yang masih tertidur pulas di atas kasur empuknya membuat Skava terbangun.

"Jam berapa ini?" Gadis ini mulai terbangun dari tidurnya dan membuka handphone untuk mengecek jam. "Jam 05.00 pagi," ucapnya.

"Apakah hujan pagi ini?" Untuk memastikan hujan atau tidak, Skava mencoba mengeceknya, melalui jendela yang berada dikamar. "Iya hujan ternyata, tidak deras tapi gerimis nya sangat banyak, semoga saja saat ingin berangkat sekolah hujan sudah berhenti," batinnya.

"Aku ingin mandi tapi, uhhh dinginnya," Skava mulai menggosok tangan nya, walau mengeluh gadis ini tetap melaksanakan niat nya yang ingin mandi.

Selesai dari mandinya, Skava juga sudah rapih mengenakan seragam sekolah dirinya. Setelah selesai ia mulai menyiapkan perlengkapan untuk sekolah dan juga sambil menunggu jam enam ia memainkan handphone nya.

"Kak! Nasya sudah bangun belum? Kalau belum tolong bangun kan ya, ibu sedang masak untuk bekal kalian berdua," ucap Sani. "Kamu sudah masak air hangat untuk adikmu belum? Takut dia kedinginan nanti"

"Sudah Bu, Skava tinggal bangunin Nasya."

"Nasya? Ayo bangun sudah jam enam," Skava mencoba membangunkan adiknya karena juga harus sekolah.

Nasya pun mulai membuka matanya perlahan yang tandanya ia sudah terbangun dari tidurnya.

"Ayo mandi dulu, Kakak sudah buatkan air hangat untuk kamu mandi, ayo sana cepat," suruhnya, Nasya adiknya Skava langsung cepat mematuhi perintah kakak nya, dan mulai beranjak dari atas kasur menuju kamar mandi.

"Padahal sudah jam enam, tapi hujan nya kenapa malah semakin deras? Jadinya aku tidak bisa berangkat sekarang," eluh Skava yang sedari tadi terus mengecek kearah keluar.

"Aku punya ide!"

"Bu aku buat mie ya?" Tanya Skava pada ibunya.

"Iya boleh, ibu juga tidak masak untuk sarapan, jadi masak mie saja."

"Oh iya sekalian masak aja buat semua, biar hari ini sarapan mie dulu."

"Oke siap!"

Dengan cuaca hujan yang dingin, ini kondisi yang pas untuk memakan mie instan sambil menunggu hujan reda dan akan berangkat ke sekolah setelah hujan berhenti dari derasnya.

"Suara hujan sudah tidak begitu terdengar apa sudah berhenti?” ucap Skava dalam hati, lalu mulai mengecek keluar lagi dan ternyata hujan belum juga berhenti tapi hujan sudah cukup reda dan hanya gerimis kecil.

Dengan jarak yang cukup lumayan dan tidak terlalu jauh untuk sampai sekolah jadi ia memutuskan berangkat sekarang, berhubungan hujan sudah cukup reda.

"Hujan nya sudah reda tinggal gerimis, ayo berangkat sekarang aja keburu deras lagi nanti," ajak Hari.

"Iya Pak, Nasya ayo kamu udah selesai belum makan nya?" Tanya Skava yang melihat adiknya masih menyeruput mienya.

"Sudah kak, ayo."

"Bu Skava sama Nasya berangkat sekolah dulu ya Bu," ucap Skava, dan mulai mencium tangan ibunya.

"Iya hati-hati ya licin, ini uang jajannya," Sani memberikan uang saku pada kedua anaknya.

Membalas Puisi "Lima Tahun Lalu"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang