17+21 {Extra Part}

32.4K 1.3K 34
                                    

4 tahun telah berlalu, Atharsya kini sudah menamatkan kuliahnya. Dibelakang namanya sudah bersanding gelar S.H. "Happy graduation Aca!" Ucap Audry yang datang bersama pasangannya.

"Makasii Audryykuuu." Ujar Atharsya memeluk Audry.

"Iya, btw gua ada kabar bahagia buat lu." Ujar Audry yang membuat Atharsya penasaran.

"Apaan?" Tanya Atharsya penasaran dengan kabar bahagia yang dikatakan Audry.

"Nih, datang ya sama PASANGAN lu." Ujar Audry memberikan undangan.

Atharsya yang melihat itu tersenyum bahagia. Akhirnya setelah beberapa tahun sahabatnya ini menikah juga. "Serius nih? lu nikah? lu ngelangkahin gua?" Tanya Atharsya tak percaya sahabatnya ini menikah.

"Hehe maap ya, lu mah lama keburu jadi perawan tua gua kalau nunggu lu." Ledek Audry yang membuat Atharsya kesal.

"Yeuu engga ya, tenang aja nanti gua bakal bawa pasangan ke nikahan lu." Ucap Atharsya sombong, entahlah ia masih belum menemukan pasangan yang tepat. Lebih tepatnya ia masih mengharapkan Danu versi nyata.

"Shap, ku tunggu kedatanganmu wahai sahabatku." Ucap Audry yang membuat keduanya tertawa.

"Hallo Atharsya, happy graduation." Terdengar suara laki-laki yang selama ini Atharsya tunggu-tunggu. Atharsya melihat dimana orang itu berada. Dan benar, itu Danu. Apakah ini mimpi? Atharsya benar-benar tak percaya jika ini nyata.

"Dry, coba lu cubit gua sekarang Dry." Ucap Atharsya yang masih fokus melihat laki-laki itu.

"Lu kenapa si Ca?" Tanya Audry bingung dengan sikap Atharsya yang tiba-tiba seperti orang linglung.

"Cepetan ih cubit." Ujar Atharsya yang membuat Audry langsung mencubit lengannya. Atharsya meringis kesakitan dan membalas menampol lengan Audry yang mencubit nya tadi.

"Lah kok gua si yang ditampol." Ucap Audry mengelus lengannya.

"Sakit anjir." Kesal Atharsya yang merasakan sakit di lengannya. Mengapa Audry mencubitnya harus kuat? apa ia tidak bisa pelan-pelan saja?

"Lu yang nyuruh ya." Ujar Audry yang mulai tertawa.

Atharsya melupakan kekesalannya, lalu melihat laki-laki yang didepannya ini. Jika cubitan Audry sakit, berarti ini benar nyata, bukan mimpi. "Danu?" Ujar Atharsya yang masih menatap laki-laki itu.

"Iya, gua Danu." Ucap laki-laki itu tersenyum lalu memberikan buket berisi bunga mawar yang dibawanya tadi.

Atharsya menerimanya dengan senang hati, air matanya lolos begitu saja. Akhirnya, penantian yang panjang berujung manis. Namun ia heran mengapa bisa Danu berada disini? sebenarnya apa yang terjadi? entahlah ia tak paham dengan semua ini. Yang terpenting Danu nya menjadi nyata.

"Lu kenal cowok ini Ca?" Tanya Audry heran, pasalnya ia tak pernah melihat cowok ini. Dan Atharsya pun tak pernah cerita satupun cowok kepadanya.

"Ini Danu yang gua ceritain ke lu." Bisik Atharsya kepada Audry.

"Anjir ooooo gila bisa jadi nyata ya. Akhirnya bestaik gua gak jadi perawan tua." Ujar Audry keras yang membuat Atharsya malu.

"Dry, ayo pergi." Ujar pasangan Audry yang bernama Jefri. Seakan faham Atharsya butuh waktu berdua, pasangan Audry ini membawa kekasihnya pergi dari sana.

"Yaudah bye Aca, cepet nyusul gua nikah ya." Teriak Audry yang membuat Atharsya makin malu. Sekarang hanya tinggal mereka berdua. Suasana yang tadinya aman-aman seketika berubah menjadi canggung.

"Ada yang mau gua ceritain Ca." Ucap Danu tiba-tiba.

"Apa Nu?" Tanya Atharsya penasaran. Mungkin Danu ingin menceritakan perjalanannya hingga sampai ke sini? entahlah.

Just an Antagonist ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang