𝑩𝒂𝒃 𝟏𝟎

54 5 0
                                    

Di dalam labirin gelap yang terletak di bawah inti kota Laurentum, Juno, sang pengikut setia dari Paris ini sedang melaksanakan misi khusus untuk acara persembahan pada Janus, sang Dewa Dua Wajah.

Janus dikenal sebagai Dewa Jalan, Gerbang, dan Pintu Romawi. Ia juga adalah dewa pertanian, khususnya saat masa tanam. Janus adalah salah satu Dewa terawal yang disembah sejak masa Romulus. Ia juga adalah dewa waktu atau mungkin dewa ramalan.

Sebenarnya Juno juga sedang gundah, sebagian akal sehatnya berperang dengan batinnya saat menerima tugas ini dari Tuannya. Ia tau pasti jika cerita turun temurun banyak legenda yang sudah menjadi dongeng untuk mereka saat kecil. Jika Pintu Gerbang Janus itu dibuka maka akan banyak peperangan yang terjadi. Bahkan Latinus sang raja Latin menolak membuka gerbang itu dan terseret ke dalam perang sia-sia melawan Aeneas dan orang Troya. Tetapi, misi Juno bukan untuk berperang melawan Aeneas. Tidak. Ia mempunyai penawaran lainnya untuk Janus.

Mereka sedang diburu-buru waktu sebelum akhirnya prajurit Yunani bisa mendapatkan Troya dan menghancurkannya dan Juno tidak punya waktu untuk memikirkan konsekuensi untuk dirinya sendiri.

★★★

❝Lakukan rencana itu dan aku pastikan kau akan memenangkan peperangan ini.❞ Ucap Ares dengan seringaian kejamnya yang seperti biasa. Beberapa orang yang berada di hadapannya merinding ngeri melihat ekspresi dewa pembuat kehancuran ini, tetapi para pengawal setianya sudah sangat mengerti apa isi dari kepala tuannya itu. Hanya saja mereka menunjukkan ekspresi bingung, mengingat rencana ini bahkan bertolak belakang dengan apa yang diinginkan oleh Dewi Aprodite.

★★★

❝Mereka melakukan persembahan pada Poseidon! Apa yang harus hamba lakukan?❞ Ucap Paris pada Aprodite yang sedari tadi berada di istananya sejak matahari berada di atas kepala.

❝Kemenangan kita memang sangat kecil.❞ Kata Aprodite dengan tenang sambil mengelus kucing istana milik Helene sebagai hadiah dari Paris. ❝Tetapi, aku akan menyelamatkanmu dan Helene. Apapun akan kulakukan.❞ Ucap Aprodite tegas walau terdengar santai. Aprodite memang tau angka kemenangan Yunani lebih besar dan bisa jadi jika Troya akan hancur seperti apa yang Ares inginkan. Ya, Ares menginginkan Troya hancur untuk membuat rencananya menghancurkan Yunani hancur di kemudian hari.

Malam tadi, Ares membeberkan semua rencananya yang sudah disimpan beberapa abad lamanya untuk membalas dendamnya pada Yunani dan Nirvana. Sedikit banyak Aprodit tidak setuju, tetapi ia juga merasa apa yang menjadi alasan pria berdarah dingin itu juga menginginkan itu.

❝Apa Juno sudah berhasil membukanya?❞ Tanya Aprodite lagi mengingat pelayan setia dari Paris itu tidak ada di sekitar istana.

❝Jika tidak salah terka, kemungkinan mereka sudah sampai disana dan Juno pasti bisa membukanya.❞ Kata Paris terlihat sedikit bangga di wajahnya.

❝Hm, mungkin Juno bisa menjadi salah satu kesayanganku setelah ini.❞ Ucap Aprodite dengan tersenyum tenang.

★★★

❝Jun, kau yakin tak apa jika masuk sendiri?❞ tanya Aies saat mendengar Juno yang akan pergi ke dalam sendirian untuk membuka gerbang itu sendiri.

❝Hmm, pergilah keluar. Aku akan memberitahumu jika ada sesuatu.❞ Ucap Juno sembari pergi ke arah ruangan besar yang terdapat di ujung lorong itu.

Memasuki ruangan besar yang bernuansa putih dengan temaram dari obor di setiap sudutnya itu, Juno bisa melihat altar persembahan yang dikhususkan untuk Janus. Sebuah patung dengan wujud pria yang mempunyai dua wajah yang saling bertolak belakang dan di tangan kanannya membawa sebuah kunci sedangkan tangan kirinya memegang tongkat. Konon katanya, kedua wajah itu mempresentasikan memandang masa lalu dan masa depan.

Juno mendekat ke batas altar dan memulai ritual pemanggilan yang sudah diajarkan padanya. Ia harus membuka gerbang perang suci yang biasa disebut Lanus Geminus yang sering dibuka saat perang terdahulu, tetapi gerbang ini sudah pernah tertutup lama saat pemerintahan raja Numa Pompilius.

Ia membuka selembar karmen yang sudah terlihat usang dengan warna kekuningan itu, ia memulai ritual itu.

❝Versus ianuli, iovii, iunonii, minervii. cozeulodorieso. omia ũo adpatula coemisse. ian cusianes duonus ceruses. dun; ianusue uet põmelios eum recum. diuum êpta cante diuum deo supplicante. Cozeiuod orieso. Omnia vortitod Patulti; oenus es ianeus, Iane, es, duonus Cerus es, duonus Ianus. Veniet potissimum melios eum recum. Diuum eum patrem cante, diuum deo supplicate.❞

Sedikit demi sedikit suasana Altar mulai berubah. Angin terasa memasuki aula pemujaan walaupun tidak berhembus kencang tetapi sukses membuat Juno merinding takut. Setelah itu, ia beranjak jalan dua langkah ke depan dan merangkupkan kedua tangannya diatas kepala sambil membacakan ayat karmen untuk membuka Gerbang Suci Janus.

Sreett

Sinar terang muncul dari titik tengah patung di depannya itu.

Kret

Sedikit demi sedikit suara menguak di pendengaran Juno tetapi ia tidak dengan serta merta membuka matanya dan masih berkonsentrasi dengan alunan doa yang dilantunkan dari mulutnya.

❝Kau...❞

★★★

Di tempat yang jauh di luar Troya, beberapa pasukan Yunani bagian belakang membuat ide kemenangannya yang sudah diberikan oleh Enyo, pengawal Ares.

❝Buat yang lebih besar dan siap menampung 20 orang di satu tempat!❞ Teriakan ketua dari setiap kelompok yang membuat sesuatu yang besar itu.

Hampir 10 tahun berlalu dan mungkin ini adalah saat kemenangan itu berpihak pada pasukan Akhalas. Tetapi yang mereka tidak tau adalah, jalan peperangan ini sudah diatur oleh Ares dengan kehancuran yang mungkin menanti mereka.

🎉 Kamu telah selesai membaca [✓] 𝐂𝐁 [𝟒] 𝐖𝐀𝐋𝐊 𝐎𝐍 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒 🎉
[✓] 𝐂𝐁 [𝟒] 𝐖𝐀𝐋𝐊 𝐎𝐍 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang