𝐁𝐚𝐛 𝟑

38 5 1
                                    

Dalam keindahan Olympus atau yang lebih dikenal oleh manusia sebagai Nirvana, terdapat banyak Dewa dan Dewi yang menjadi penguasa. Ares, anak dari Zeus dan Hera ini juga termasuk dalam 12 Dewa yang terkuat. Menjadi Dewa Perang menjadikannya dewa yang berkuasa atas alat-alat perang, penyerangan, pemberontakan, keberanian dan juga haus akan darah. Kemunculannya pasti akan diiringi oleh suara lengkingan dari Burung Hering atau burung Bangkai dan anjing, itu sudah terkenal sebagai binatang keramat baginya.

❝Tuan, Dewa Zeus menunggu anda di Ruang Strategi.❞ Salah satu pengawal setianya, Enyalius, mendekatinya.

❝Mau apa lagi Tua Bangka itu memanggilku?❞ Tanya Ares masih fokus memberikan perhatian pada Khesa, burung Heringnya.

❝Maafkan hamba, Tuan, hamba kurang tau.❞ Enyalius menundukkan kepalanya, ❝tetapi mungkin saja ini berhubungan dengan kejadian tempo hari mengenai anda dan Dewi Athena.❞ Lanjutnya lagi.

❝Hah, laporan apa lagi yang Si Ular itu berikan.❞ Ares menghentikan gerakan mengelus pada paruh Khesa dan mengamati pengawal setianya itu. ❝Enyo, kunjungi sebentar saudara tiri lacurku itu dan lakukan apa yang harus kau lakukan.❞ Kata Ares sambil menatap ke arah pengawal setianya yang sejak tadi berdiri di belakangnya. ❝Dan Enyalius, kau ikut denganku menemui Tua Bangka itu.❞

Enyo dan Enyalius adalah para pengawal Ares yang paling setia. Enyo, Dewi Kekejaman dan Perang yang haus darah, sedangkan Enyalius adalah Dewa Perang lainnya dan anak dari Enyo. Selain mereka berdua, Ares juga mempunyai pengawal yaitu adiknya sendiri Eris yang merupakan Dewi Pertengkaran dan Nike, Dewi Kemenangan.

Selama ia turun ke medan perang, kehadirannya juga akan disertai oleh Kidoimos Dewa Hiruk-Pikuk Peperangan, Makhai Dewa Pertempuran, Hisminai Dewa Pembantaian, Polemos Dewa Perang dan Alala, anak dari Polemos yang merupakan Dewi Seruan Perang.

Ares bisa dibilang adalah penggerak dari segala masalah yang muncul di muka bumi ini. Ia akan menyuruh Eris untuk memicu peperangan di antara para manusia karena Ares sangat mencintai perang untuk kesenangannya sendiri. Ia menikmati teriakan sengsara dari manusia yang terbantai dan juga menyaksikan kehancuran kota karena perang tersebut. Ia tidak memikirkan apapun untuk nyawa yang ikut terlibat dalam perang itu. Ia hanya melakukannya sesuai kehendak hatinya.

Ares memasuki ruang strategi dan menemukan Zeus sedang duduk di kursinya. Ruang Strategi adalah tempat berkumpulnya para dewa untuk membahas permasalahan yang berada di muka bumi, baik itu kabar baik ataupun buruk seperti peperangan.

Wajah Zeus semakin terlihat tua oleh jenggot putihnya itu yang menghiasi wajahnya. Apalagi dengan ekspresi gelap yang diberikannya saat melihat Ares memasuki ruangan itu.

❝Apa yang kau inginkan, Pak Tua?❞ Tanya Ares angkuh.

❝Perhatikan cara bicaramu, Ares!❞ Potong Zeus. ❝Ingat posisimu! Dan jangan lupakan kalau aku masih ayahmu!❞ Ucap Zeus menahan emosinya pada anak dari hasil perkawinannya dengan kakak perempuannya, Hera.

❝Kau mungkin ayahku, tetapi aku juga seorang 12 Dewa Olympus.❞ Jawab Ares dingin.

Hera hanya diam memperhatikan suami dan anaknya itu berbicara dari ujung ruangan. Ia masih belum mau mengatakan apa-apa, karena itu masalah yang memang harus Ares sendiri selesaikan.

❝Katakan padaku, kenapa kau membuat masalah di Danau Tritonis dan membuat Athena mengadu padaku?❞ Tanya Zeus dengan nada pelan tetapi mengancam.

❝Hah, apa yang si pelacur kecil itu katakan padamu?❞ Tanya Ares tanpa rasa bersalah. Ia memang sangat membenci saudara tirinya itu, anak kesayangan dari Zeus. Ia memang sudah menduga jika Athena pasti akan melaporkan tindakannya yang menghasut para penyembah di kuil Athena itu untuk membuat keributan dan persembahan manusia karena ia menyakinkan para manusia itu jika mereka bisa menumbalkan manusia maka Athena pasti senang. Dan rencana untuk menjadikan kuil keramat Athena menjadi ternoda membuatnya merasa puas.

❝KAU! Apa yang sebenarnya kau lakukan, Ares?! Aku sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiranmu!❞ Ucap Zeus dengan murka.

Mendengar itu, wajah Ares menghitam menahan amarah. ❝Kau tidak akan mengerti dan tidak akan pernah!❞

❝Kau! Kau adalah dewa Olympus yang paling membenciku! Tetapi sampai detik ini aku tidak pernah tau apa dan bagaimana rasa bencimu itu bisa merasuki seluruh warna kehidupanmu! Perselisihan, perang, dan pembantaian adalah hal yang kau sukai.❞

Mungkin Zeus mengira akar sifat Ares itu dikarenakan tempat dibesarkannya terletak di antara bangsa Trakia, bangsa barbar yang suka berperang. Tetapi itu juga bukan pemikiran yang mempunyai dasar, bahkan jika dibandingkan, Ares lebih brutal dari banyaknya bangsa barbar di sana.

❝Jika kau memanggilku hanya untuk membicarakan Dewi Sialan itu maka aku akan pergi.❞ Ares tanpa rasa bersalah membalikkan tubuhnya dan beranjak pergi, tetapi sebelum ia keluar ia berkata dengan nada mengancam, ❝katakan pada putri sialanmu itu, jangan pernah membuat Eris menangis atau seluruh kekuasaannya akan kuhancurkan.❞

Mendengar ucapannya itu membuat Zeus maupun Hera terdiam. Eris menangis. Karena Athena? Apakah ini alasannya kenapa Ares membuat kekacauan itu?

[✓] 𝐂𝐁 [𝟒] 𝐖𝐀𝐋𝐊 𝐎𝐍 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang