Di sisi lain kota Seoul.
❝Tuan Kim sudah datang dan menunggu anda di ruang rapat.❞ Terdengar suara asisten pribadinya memberitahu kedatangan koleganya yang sejak tadi pagi sudah ditunggunya.
❝Katakan padanya kalau aku akan segera kesana.❞ Jawab singkat pria yang mempunyai mata hazel itu pelan.
Setelah asistennya keluar ruangan, ia merapikan berkas yang sejak tadi diperiksa olehnya. Lelaki berperawakan tinggi itu merupakan CEO perusahaan terbesar di bidang teknik sipil dan desain konstruksi terbesar di Korea. Selain di Korea Selatan, mereka juga beroperasi di Asia dan juga Amerika Serikat. Tetapi dibalik kesuksesannya itu, sikap dinginnya selalu membuatnya semakin membuat para rekan bisnis atau pesaingnya merasa penasaran. Tidak sedikit juga sifat itu yang membuatnya banyak dikejar oleh para wanita, tetapi hingga saat ini tidak ada satupun wanita yang berhasil memenangkan hatinya apalagi membawanya ke atas kasur walaupun hanya satu malam. Lelaki itu, Park Chanyeol seperti tidak tersentuh sama sekali.
Dengan langkah mantap, Chanyeol menuju ruang rapat menemui koleganya untuk membahas perkembangan bisnis pembangunan yang akan dilaksanakan beberapa bulan kedepan.
❝Chanyeol, apa kabar kawan?❞ Sapa Kai, sahabat sekaligus koleganya itu. Kai adalah CEO dari perusahaan penyedia bahan konstruksi yang saat ini sedang bekerja sama dengan Chanyeol dalam tender pembangunan hotel di salah satu kawasan Gangnam.
❝Aku baik. Bagaimana perkembangannya?❞ Tanya Chanyeol langsung pada intinya yang membuat Kai berdecih kesal karena sifat Chanyeol yang tidak pernah bisa santai.
❝Ayolah, kita sudah beberapa bulan tidak bertemu dan sekarang kau ingin langsung membahas bisnis?❞ Kata Kai kesal.
❝Aku tau kau baik-baik saja dan masih bermain-main dengan jalangmu. Jadi aku tidak perlu menanyakan hal yang tak penting.❞ Ucap ketus Chanyeol dan hanya direspon tawa oleh Kai.
❝Aku sudah menghubungi pihak tender dan memberikannya beberapa pilihan bahan konstruksi yang akan kita pakai. Sekarang sudah masuk tahap untuk menguji coba apa yang sudah kita rencanakan.❞ Kata Kai sesudah mereka duduk di kursi rapat, dengan cermat Chanyeol membaca laporan yang sudah diberikan oleh asisten Kai untuknya pelajari.
❝Desain interior juga sudah selesai, tinggal kita siap melakukan tugas lapangannya. Kapan kalian siap?❞ Tanya Chanyeol setelah selesai membaca laporan itu dengan teliti.
❝Dua hari lagi kita akan memulainya. Apakah semuanya sudah siap?❞ Tanya Kai kembali. Kai tentu saja tau bagaimana cara kerja perusahaan Chanyeol, ia bahkan percaya jika Chanyeol bisa dengan kejam membuat anak buahnya kepayahan karena mengejar target yang ia berikan. Sahabatnya itu tidak pernah membuatnya terkejut dengan sifat dingin dan kejamnya itu. Dari semasa mereka kuliah pun Chanyeol tidak pernah menunjukkan sifat belas kasih pada siapapun. Jadi tidak heran jika sekarang perusahaan yang ia pimpin ini bisa menjadi nomor satu di antara perusahaan besar di Korea Selatan.
❝Kita akan melakukan riset tiga hari lagi. Pastikan orang-orangmu pintar yang akan ke sana.❞ Kata Chanyeol acuh.
❝Udah? Gitu doang?❞ Tanya Kai kesal. Ah ya, selain sifatnya yang dingin dan tidak pernah bersahabat itu, Kai selalu merasa kesal dengan sifat Chanyeol yang tidak pernah mencoba santai dan selalu mementingkan pekerjaannya itu.
❝Apa yang kau harapkan? Maaf tetapi aku tidak berniat satu ruangan denganmu lama-lama.❞ Kata Chanyeol dengan cuek berjalan ke arah pintu keluar, ❝oh satu lagi, pastikan sebelum kesini kalian mandi dan bersihkan dulu sisa-sisa sperma. Baunya menyebar ke ruangan ini.❞ Kata Chanyeol beralih ke arah Kai dan asistennya itu.
❝YAK! GAK HARUS DIOMONGIN JUGA!❞ Teriak Kai kesal. Ia langsung menciumi jas dan bajunya, bagaimana Chanyeol bisa tau jika ia dan asistennya bercinta sebelum datang kemari? Sedangkan asisten Kai, Do Kyungsoo hanya terdiam menunduk malu karena ketahuan oleh sahabat atasannya itu.
★★★
❝Panggil Sehun ke ruanganku sekarang.❞ Kata Chanyeol pada Chen, asistennya itu dan beranjak masuk ke dalam ruangannya. Tidak sampai beberapa menit akhirnya Sehun masuk ke ruangannya.
❝Tiga hari lagi kau ikut dalam riset lapangan ke Gangnam. Siapkan apapun yang akan kita butuhkan.❞ Kata Chanyeol to the point yang direspon dengan anggukkan oleh Sehun. Setelah selesai ia langsung keluar ruangan untuk menyiapkan segala berkas dan apapun yang dibutuhkan bosnya itu.
Usai Sehun keluar, Chanyeol mulai merilekskan tubuhnya di kursi kebesarannya itu. Wajah tampannya itu menyiratkan lelah yang ia selalu sembunyikan dari orang lain. Banyak hal yang memenuhi pikirannya, tetapi tidak ada satupun dari itu tentang pekerjaan. Bukan. Bukan tentang hal yang sangat mudah Chanyeol lakukan. Tetapi sesuatu lainnya yang selama ini Chanyeol lakukan. Sesuatu yang berabad-abad lamanya ia lakukan. Mencari seseorang.
❝Aphrodite.❞ Ucap Chanyeol pelan sembari menutup matanya, mengistirahatkan otaknya yang terus saja memikirkan orang tersebut.
❝Aku merindukanmu. Semoga ini adalah tahun terakhir dari hukuman kita.❞ Ucapnya lagi sebelum akhirnya pikiran memasuki alam bawah sadar dan tertidur.
★★★
Mercedes-Benz AMG G65 milik Chanyeol membelah jalanan kawasan Gangnam yang dikemudikan oleh Sehun sedangkan di sampingnya Chanyeol sedang fokus untuk melihat grafik pada tablet kerjanya. Mereka memutuskan untuk bepergian dengan menggunakan dua mobil, Chanyeol dan Sehun memakai mobil kesayangan Chanyeol sedangkan Kai dan asistennya, Kyungsoo menggunakan Mercedes Benz E-Class milik Kai. Sedangkan bawahan Kai yang bertugas untuk memastikan bahan material untuk projek itu telah lebih dulu berangkat.
❝Bos, kau baik-baik saja?❞ Tanya Sehun saat melihat Chanyeol bersikap lumayan berbeda dari biasanya. Memang jika sebelumnya Chanyeol lebih banyak bersikap dingin terhadap interaksi manusia, tetapi hari ini Sehun melihat Chanyeol lebih dingin dari biasanya semenjak meninggalkan kantor hingga sekarang mendekati situs projek, Chanyeol tidak mengeluarkan sepatah katapun.
❝Baik. Hampir sampai, lebih baik kau pikirkan bagaimana keadaan nanti disana.❞ Ujar Chanyeol dengan acuh. Ia menyadari jika sejak tadi Sehun sedang memperhatikannya tetapi tidak ada satupun penjelasan yang akan diberikan olehnya.
Bukan urusannya.
Chanyeol mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela, memperhatikan kehidupan manusia di kawasan itu. Bisa dibilang ia sangat tidak menginginkan berada di tempat seperti ini. Bagaimana mungkin orang-orang sangat suka berkunjung ke tempat seperti ini? Sepanjang jalan Chanyeol hanya bisa melihat tempat hiburan seperti tempat spa, karaoke, pub dan bar ataupun tempat lainnya. Walaupun matahari masih bersinar terang tetap saja tempat-tempat itu selalu buka.
❛Apakah tempat ini menjadi tempat pelarian mereka?❜ Pikir Chanyeol.
Chanyeol kembali terhanyut dengan pikirannya sendiri, tentang bagaimana warna kehidupannya sudah ditentukan berjuta tahun oleh para Dewa Dewi brengsek yang mungkin saat ini sedang mengejeknya dari atas Nirvana. Bagaimana hukuman itu sangat menyiksanya. Bukan hanya pengasingannya saja. Tetapi karena satu alasan dari semua itu.
Aphrodite.
Kekasihnya Aphrodite yang cantik.
Semua berawal dari sana. Dari pertama dia menjatuhkan pandangannya pada Dewi tercantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝐂𝐁 [𝟒] 𝐖𝐀𝐋𝐊 𝐎𝐍 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒
أدب الهواةㅤㅤㅤㅤㅤ♡· ᗯᗩᒪK Oᑎ ᗰEᗰOᖇIEᔕ ·♡ㅤㅤ Setiap malam selalu sibuk dengan berbagai macam pengunjung yang datang, hanya saja malam itu berbeda. Malam dimana akan membuat hari dan jiwa seseorang yang sepanjang hidupnya dilingkupi semua kesenangan dunia tetapi te...