T-B 1

8 3 0
                                    

"Biannnn!!"

"Bangun gak kamu, kamu tuh budek atau gimana sih?!" Gerutu seorang gadis yang tak lain dan tak bukan adalah becca carolleta lexian.

Becca tidak akan menggerutu tanpa alasan, pasalnya sedari tadi dia sudah siap dengan pakaian sekolah nya, sedangkan Bian malah masih terlelap dalam mimpinya.

Becca sudah dari tadi menggedor pintu kamar cowok itu, tapi seperti nya Bian menyumpal telinga nya dengan earphone sehingga tidak mendengar ketukan keras yang berasal dari tangan becca. 'Tangan saya sudah merah ngetuk pintu mulu dari tadi masss......' poor becca...

"Apasih, pagi-pagi ribut banget Bebek" Ucap bian. Bian membuka pintu kamar nya dan terlihat lah becca dengan wajah jutek nya.Bebek? Iya, itu adalah panggilan kesayangan becca dari bian.

"Ya,kamu dari tadi dibangunin gak bangun-bangun. Liat tuh jam berapa!" Jawab becca.

"Masih Jam 6:30, santai aja napa sih bek" Ujar bian.

"Masih? Masih kamu bilang? Kamu tuh lelet, mandi aja lama, belum lagi makan, belum lagi kamu mesra-mesraan dulu sama si black" Cerocos becca tanpa jeda dengan mata melotot kepada bian.

"Dihhh cerewet banget Bebek, yaudah bentar mau siap-siap dulu, kamu kedepan aja diluan" Setelah itu Bian kembali masuk kekamar nya. Dan becca menuruti perkataan cowok itu untuk  menunggu di depan saja.

Becca menuruni tangga menuju ruang tamu, karena kamar bian terdapat dilantai dua. Disana terlihat ayah sedang menonton televisi dengan secangkir kopi.

Melangkahkan kaki nya mendekati ayah, dan becca menjatuhkan tubuh nya di samping ayah sembari menghela napas panjang. Sedikit lelah juga menghadapi Bian pagi ini.

"Udah bangun Biannya bec?" Ucap ayah yang sadar akan kehadiran becca.

"Udah yah, susah banget dibangunin nya" Jawab becca dengan wajah yang ditekuk. Becca juga memanggil orang tua Bian dengan sebutan yang sama dengan Bian. Ayah dan Bunda. Hal itu juga diterima baik oleh keluarga Maheswara, bukan tanpa alasan. Kedekatan mereka sudah terjalin sejak dulu, dan sekarang pun rumah mereka berdampingan. Sama-sama memiliki anak tunggal dengan umur yang hanya terpaut dua bulan. Oleh karena itulah kedua keluarga itu sangat akrab hingga sekarang.

"Hahaha, kayak gak tau Bian aja kamu".Ayah tertawa melihat wajah gadis yang sudah dianggap sebagai anak nya sendiri.

"Tau ah, pokoknya aku bete sama Bian".Ucap becca sambil bersedekap dada.

"Sama aku juga bete sama kamu, pagi itu diawali dengan senyuman, bukan cerewetan kamu". Suara itu muncul dari arah belakang becca, terlihat disana bian dengan seragam yang sudah lengkap.

Becca berbalik kearah belakang, memandang Bian dengan mata sinis dan gerakan tangan kearah matanya lalu setelah itu diarah kan lagi kearah Bian, seolah memberi peringatan.

"Sudah, sudah kalian tuh selalu aja ribut". Bunda datang dari arah dapur dengan daster andalan ala emak-emak.

" Bundaaaa, liat tuh Bian, dia diluan ya bukan becca loh".  Becca berlari ke arah bunda dan lansung memeluk manja wanita paruh baya itu.

Bian yang melihat itu memasang raut wajah kesal. 'Mulai lagi nih anak....'

"Percaya Bebek sama dengan percaya sama setan". Ucap Bian seraya berjalan menghampiri bunda dan mencium pipi serta tangan wanita yang telah melahirkan nya itu untuk berpamitan. Karena jam sudah menunjukkan pukul 07:00, dan mereka harus segera kesekolah, karena 20 menit lagi gerbang akan segera ditutup.

Bian berjalan kearah ayah dan mencium punggung tangan pria itu juga. Setelah itu dia lansung berjalan menuju pintu dan keluar dari sana.

Becca yang melihat itu menjadi panik sendiri dan segera mengakhiri acara peluk manja dengan bunda. Karna kalau tidak diakhiri sudah pasti dia akan ditinggal oleh anak dari nyonya Maheswara tersebut.

"Bun, yah, becca pamit juga ya, takut nya nanti ditinggal sama pangeran kodok itu. " Ujar becca sembari menyalimi punggung tangan ayah dan bunda.

Kedua manusia paruh baya itu terkekeh mendengar perkataan becca.

Sedangkan becca berjalan menuju halaman rumah Maheswara. Terlihat disana Bian sudah duduk anteng diatas motor kesayangannya itu.

Sampai didekat motor Bian, becca lansung bergegas naik dan memeluk pinggang cowok itu.

Beberapa detik berlalu tapi kuda besi itu belum juga berjalan. Becca jadi bingung sendiri dibuatnya.

"Kok gak jalan sih bi?" Tanya becca sambil mencondongkan tubuh nya kearah bian.

"Kamu mau nanti kita ditilang polis di perempatan karna kamu gak pake helm? " Ujar Bian kepada becca, seraya dia turun dari motor dan mengambil helm di stang, dan lansung memasangkan nya kepada becca.

Setelah terpasang apik di kepala gadis itu, Bian dengan jahil nya menepuk keras helm itu sehingga becca menggerutu kesakitan.

Sedangkan bian tergelak karna melihat muka asem becca.

Motor itu melaju cepat menyusuri kota bandung yang sangat padat dipenuhi kendaraan. Seperti biasa adat jalanan di pagi hari karena banyak orang yang berangkat berkerja atau pun sekolah dan lain sebagainya.

15 menit kemudian, motor yang ditumpangi kedua remaja itu memasuki lingkungan tempat mereka menimba ilmu. SMA BINTANG NUSANTARA.

Mereka memasuki parkiran sekolah. Bian melepas helm nya dan juga helm yang ada dikepala Becca. Sudah kebiasaan Bian dari dulu selalu memperlakukan Becca layaknya ayah memperlakukan Bunda.

Becca merapikan pakaian serta rambutnya sebentar. Setelah itu mereka berjalan menuju kelas. Bian terlebih dahulu mengantarkan Becca ke kelas gadis itu di 12 MIPA 2.Sedangkan Bian dia ditempat kan di 12 MIPA 1.

"nanti kalo udah balik, tunggu diparkiran aja ya, soalnya nanti aku ada urusan sebentar sama anak basket". Ujar Bian saat sudah berada di depan kelas Becca.

Becca yang mendengar itu hanya mengangguk.

" Yaudah kalo gitu aku balik ke kelas dulu" Ucap Bian sambil menepuk kepala Becca tiga kali. Kebiasaan...










Hope u like it
Luv u guys🤍

TWO-BWhere stories live. Discover now