bagian 1.tata dan deva

30 0 0
                                    

"sampek kapan kita bakal gini trus?" Tanya claritha kepada Radeva yang tengah asik dengan ponselnya.

"Tata.. kamu kan tau aku trauma. Ya kita jalanin aja dulu" jawab deva

Tata menarik asap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskannya ke udara. "Apa boleh setidak jelas ini?" Tanya gadis itu lagi namun deva enggan berkomentar.

...

Keesokan paginya tata bekerja sebagaimana biasa begitupun juga deva. "Kamu kerja jam berapa?" Tanya deva kepada gadis yang terlelap didepannya.

Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. "Jam 2" ucap gadis itu dengan suara seraknya sambil mengubah posisi tidurnya.

"I have morning shift today" ucap deva sambil memeluk gadis yang terlelap itu dari belakang. "So. Mungkin nanti pulangnya langsung main ke kostan yudhi"

Gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia masih kesal dengan perdebatan semalam. Setelah puas memeluk gadis itu deva bergegas masuk ke dalam kamar mandinya dan bersiap-siap untuk bekerja.

Setelah beberapa menit pemuda itu melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 09:30. Pemuda itu mempercepat gerakannya dan bergegas berangkat bekerja.

"Jangan sampek terlambat bangunnya" kata deva mencium kening pipi hingga bibir tata sambil berpamitan yang hanya dibalas anggukan oleh tata. "Aku berangkat beib"

Setelah beberapa saat tata berusaha membuka matanya walaupun ia masih merasa mengantuk. Gadis itu menatap sekeliling kamar kost berukuran 3x4 itu menjadi saksi hubungannya dengan seorang pemuda yang beberapa saat yang lalu mendaratkan banyak ciuman diwajahnya.

"Huhh hentah sampai kapan" gadis itu bangun dan mulai berjalan menuju dapur berniat untuk memasak untuk pemuda itu. "Bisa-bisanya gue santai padahal kerjaan rumah sedang banyak-banyaknya" gerutu kesal gadis itu.

Setelah memasak gadis itu mulai melakukan pekerjaan rumah yang lainnya seperti mencuci pakaian,menyapu dan juga mengepel lantai.

"Finally" ujar gadis itu sambil mengelap keringatnya. Gadis itu melirik ponselnya dan memeriksa schedule kerja yang ternyata hari ini adalah day offnya. "Gue libur?" Ucapnya mengerjapkan matanya berkali-kali.

Ada rasa senang dalam hatinya itu artinya hari ini ia bisa menyetrika bahkan me time sambil menonton jefri nichol. Gadis itu melangkah untuk mengambil beberapa pakaian yang menumpuk beberapa hari karema belum di setrika.

"Banyak juga" ujar gadis.

Gadis itu menyetrika sambil sesekali bersenandung hingga ketukan pintu membuat ia harus menunda pekerjaannya. Gadis itu membuka pintu dengan cepat.

"Kok udah pulang?" Tanya gadis itu kepada pemuda yang sudah hampir 6 bulan tidur sekamar dengannya.

Bukannya menjawab pertanyaan tata pemuda itu malah bertanya sebaliknya. "Kok kamu belum kerja?"

"Aku lupa kalau hari ini aku libur" jawab tata. "trus kamu?"

"Aku cuman ngehandle kerjaan riki aja bentar. "Scheduleku kan memang libur masak kamu lupa"

Tata hanya mengangguk sambil mengingat-ingat kapan deva memberitahunya bahwa hari ini adalah day offnya. "Yaudah sana makan gih aku masak kesukaan kamu"

Bergegas pemuda itu masuk ke kamar mandi untuk membasuh kakinya. "Beib..kamu ada agenda gak hari ini?" Tanya tata dibalas gelengan oleh deva "kita kepantai ya?"

Deva menggeleng "males beib. Aku pengen rebahan aja hari ini"

Mendengar jawaban deva tata hanya diam dan menyelesaikan pekerjaannya. Gadis itu kemudian mengambil rokoknya fokus tanpa menghiraukan deva.

...

Beberapa jam berlalu atmosfer dingin menyelimuti ruangan tersebut terlihat dua orang yang sudah tidak saling berbicara sejak 3 jam yang lalu. Kemudian dering panggilan WhatsApp di ponsel deva memecah keheningan.

Seakan gugup deva mensilent hpnya. "Kenapa?" Tanya tata penasaran melihat wajah deva yang seakan menyembunyikan sesuatu "angkat aja kali"

"Gak penting" jawab deva singkat.

Tata pun akhirnya hanya bisa diam tanpa bertanya lagi kepada pemuda itu walaupun ia sangat penasaran.

Setelah beberapa saat kemudian pemuda itu bangkit dari duduknya kemudian mengambil sesuatu di lemari. Pemuda itu tanpak seperti kebingungan.

"Beib?" Tanya deva ragu-ragu pada perempuan didepannya. "Kemeja aku yang warna cokelat itu mana ya?"

Tanpa menjawab apapun tata bergegas bangkit untuk mencari kemeja tersebut. "Kemana?" Tanya tata singkat padat dan jelas.

"Wisnu ngajak aku ke pante,bareng anak-anak" ucap deva.

Tata mengangguk. "Nanti pulang main tolong mampir ke apotek beliin aku testpack"

Sedikit tercengang pemuda itu bertanya dengan polosnya. "Buat apa beib?"

Tata enggan menjawab dan keluar dari kamar. Namun sifat tata yang seperti itu membuat deva agak sedikit cemas.

...

Setelah sampai dipantai tanpa tata tentunya deva duduk disebelah temannya yang bernama wisnu lengkap dengan kekasih wisnu yang bernama restya.  Wajah deva murung kebingungan tanpak terpancar jelas dari raut wajahnya.

"Kenapa lo cok" tanya wisnu dengan rasa penasarannya.

"Gue takut deh, si tata kayaknya telat" resah deva.

Restya mengerutkan keningnya "telat?"

"Iya..dia nyuruh gue beli testpack tadi"

Wisnu tersenyum "lo bilang gak ada hubungan apa-apa sama tata,kok bisa tata telat datang bulan?" Tanyanya terheran-heran.

Deva menghela nafasnya "namanya juga cewek- cowok tinggal sekamar berbulan-bulan belum tentu gak ngelakuin yang enggak-enggak" ucap deva penuh penyesalan.

Restya berpikir sejenak dan berkata. "Kalau seandainya dia hamil?"

Deva menjadi agak sedikit panik. "Gue gak tau sih bakal gimana jadinya" jawab deva pasrah.

...

Sepulangnya dari pantai deva langsung menuruti keinginan tata untuk membeli benda tipis persegi panjang kecil tersebut. Rasa was-was didalam hatinya tidak bisa ia sembunyikan lagi. Apalagi mengingatkan ia masih bekerja sebagai karyawan biasa bagaimana ia bisa menghidupi tata dan anak mereka nanti.

Deva memberhentikan motornya didepan sebuah apotek berwarna biru dengan sedikit rasa gugup pemuda itu berjalan pelan memasuki tempat tersebut.

"Nyari apa mas?" Tanya penjaga apotek itu dengan ramah.

"Saya mau nyari testpack buk" jawab deva gugup.

Wanita paruh baya itu seakan mengerti. "Kita ada 3 jenis tespack mas" ucap wanita itu seraya menunjukkan beberapa merk tespack.

"Yang mana paling bagus bu?"

"Yang ini mas" sambil menunjuk tespack dengan packaging berwarna biru.

"Yaudah saya beli yang ini"

Everything for kiaraWhere stories live. Discover now