Bagian 2.Pernikahan

9 0 0
                                    

Setelah membicarakan semuanya dengan kedua orang tua tata mereka kembali ke rantau dengan alasan harus membicarakan hal ini dengan HRD ditempat mereka bekerja masing-masing.

Mereka berangkat pukul 4 sore dan tepatnya pukul 8 malam mereka sampai di kost. Walaupun mereka menghabiskan 4 jam diperjalanan karena lalu lintas yang sangat padat mereka tetap bersyukur bisa sampai ditujuan dengan selamat.

"Aku mau mandi" ucap tata mengambil handuknya yang hanya dibalas anggukan oleh deva.

Sedari tadi pemuda itu hanya diam otaknya sedang berperang. Satu sisi ia harus bertanggung jawab dan sisi satunya lagi ia belum ingin menjadi seorang orang tua.

Ia berpikir dunianya pasti akan berubah 180′ setelah pernikahannya nanti. Tapi mau bagaimana ia tidak punya pilihan lain.

Setelah beberapa menit tata keluar dengan handuk putih yang melingkar menutupi badannya membuat gadis itu terlihat amat seksi. Deva tak hentinya menatap gadis itu. Tidak bisa dipungkiri bahwa tata memiliki paras wajah yang cantik apalagi lesung pipi menghiasi kedua sisi pipinya mata bulat serta badan yang bisa dikatakan profesional.

"Bisa minta tolong?" Tanya tata membuyarkan lamunan deva.

"Apa?"

"Ambilin baju aku dong didepan" ucap gadis itu.

Pemuda itu menuruti permintaan tata ia bergegas mengambil baju yang dijemur oleh tata didepan kamarnya.
Deva mengulurkan baju dress bermotif bunga-bunga berwarna pink.

Tata memakai bajunya tepat didepan deva membuat pemuda itu membelalakkan matanya. "Kenapa? Kayak pertama liat aja"

Deva menggeleng. " Udahlah aku mau mandi" ucapnya langsung bergegas.

...

Deva duduk sambil menonton sebuah video yang ada diponselnya. Sedangkan tata sibuk dengan bulu mata dan pinset. "Beib kayaknya aku laper" ucap tata

"Mau makan apa?" Jawab deva yang sudah pasti setelah ini jawban dari tata adalah "terserah"

"Mungkin bakso deh" ucap tata membuat deva terkejut.

"Kok tumben gak bilang terserah?"

"Lagi males ribut" jawab tata. "Aku mau bakso ya? Pakek kwetiau"

Deva mengangguk. "Ada lagi?"

"Hmm udah itu aja"

Pemuda itu bergegas mengambil kunci motornya

...

"Your meet ball is coming babe" ucap deva sambil membawa tas kresek berwarna putih.  "Aku beli martabak manis juga"

"Terang bulan?"

"What ever"

"Kok gak ada kejunya?" Tanya tata kebingungan membuat deva semakin bingung karena sebelumnya tata sama sekali tidak menyukai keju.

"Kamu gasuka keju beib" ucap deva pasrah "kamu selalu mual kalok makan keju"

"Tapi aku pengen" ujar gadis itu "tapi yaudah deh gapapa"

Tata mengambil meja kecil bergambar frozen yang sengaja ia beli untuk makan lesehan.
"Bakso with lemon tea emang gada obatnya" ucap gadis itu. Suapan pertama membuat gadis itu mengeluarkan ekspresi wajah yang kurang menyenangkan.

"Kenapa gak enak?" Tanya deva yang langsung mencoba bakso miliknya "enak kok kayak biasanya"

Tata berlari menuju kamar mandi dan mengeluarkan bakso yang sudah ia telan. "Huekkkkk!!! Huekkk!!!"

Deva berlari menyusul memastikan tata tidak kenapa-napa. "Are you okay beib?"

"Aku mual" ucap tata dengan wajah lemas. Deva menuntun tata untuk berbaring di ranjang mereka.

Deva memutar otak sejenak. "Mau makan yang lain?"

Tata mengangguk. "Tiba-tiba aku pengen makan seblak"

Deva Kembali terheran-heran pasalnya tata adalah satu-satunya cewek didunia ini yang tidak suka dengan makanan berbahan dasar krupuk itu. "Kamu yakin?"

Tata mengangguk. "Pakek udang ya"

"Tata kamu alergi udang sayangg.." ucap deva dengan ekspresi serius.

"Kali ini aja,aku bakal tahan gatelnya"

Deva hanya bisa pasrah dan membuka aplikasi ojek online di ponselnya.

...

Keesokan harinya kedua pasangan yang sebentar lagi akan menuju pelaminan itu bergegas menuju tempat kerja masing-masing guna membicarakan terkait pernikahan mereka yang akan digelar sekitar 2 minggu lagi.

Lokasi pertama adalah tempat deva bekerja. Cafe yang terletak sekitar 25 menit dari tempat tinggal mereka. Tapi kali ini bukan drama karena kemacetan lalulintas tapi drama bumil yang tiba-tiba ingin menggunakan baju berwarna biru.

"Ada-ada aja deh" kesal deva. "Kita kan udah mau berangkat"

"Plis beib" ucap tata dengan wajah memelas.

Dengan sekali tarikan nafas deva akhirnya mengangguk dan menyetujui untuk pergi membeli baju baru dulu.

Satu jam kemudian mereka berdua sampai dilokasi pertama. Dengan crop top berwarna biru muda dengan bawahan celana legging panjang juga jacket jeans yang melindungi kulit gadis itu. "Aku tunggu disana ya" jawab tata menunjukkan sebuah warung tepat disebelah cafe tersebut.

"Oke..." Deva mengeluarkan dompetnya

"Aku udah bawa uang" jawab tata menolak.

Deva masuk ke office cafe itu sedangkan tata duduk di warung dan memesan es kelapa muda.

Dari jauh samar-samar tata dengan rekan kerja deva yang membicarakan dirinya.

"Cewek cok" ujar pria tinggi dengan tatto di lengannya.

"Itumah ceweknya si deva. Cantik kan?" Jawab pemuda berbadan gempal yang tata ketahui adalah bartender di cafe tersebut.

"Iya cok cantik" ucap pria bertato lagi sambil menghampiri tata.

"Hai nyari deva ya?"

Tata melirik kesamping "enggak,aku nganter deva ke office" jawab tata singkat.

"Kenapa deva resign?" Tanya bartender tadi ikut nimbrung.

Tata menggeleng. "Mau cuti 3 Minggu kedepan. Kita mau nikah"

"NIKAHHHHHH???"

"Iya" jawab tata sambil mengangguk.

Tak lama kemudian deva datang menjemput tata sekaligus menyapa para rekan kerjanya. "Lo beneran nikah?"

"Yoi bro" jawab deva singkat "yaudah yuk?" Deva menggenggam tangan tata dengan lembut "yaudah bro gue duluan"

Kedua temannya hanya bisa tersenyum dan menjawab "oke bro tiati"

"Bisa-bisanya deva dapet cewek spek anya geraldine gitu" ucap sang pria bertato saat kedua pasangan itu mulai melajukan motornya.

...

"APA CUTIIII?!!" Kaget HRD restaurant tempat tata bekerja "kamu yakin? Itu lama loh 3 minggu"

Tata mengangguk dengan percaya diri. "Yups..banyak yang harus saya persiapkan pak"

"2 minggu deh saya nego seminggu" ucap pria paruh baya itu. "kita kan kekurangan bartender,barista juga cuman kamu gimana bisa jalan restaurant kalok gak ada kamu"

"Pak saya juga lagi ngidam saya gak yakin bisa kerja dengan baik,jadi mungkin saya akan follow up ke owner minta cuti ngidam,bapak liat kan mukak saya pucet gini"

Surya sebagai HRD di restaurant itu melirik wajah tata yang memang benar agak sedikit pucat. "Yasudah dengan berat hati saya acc cuti kamu"

"Yeyy tencu pak" ucap tata girang.

"Jaga kesehatan,jangan capek-capek kasian janin kamu"

"Siap pak,pasti saya jaga dengan baik"

Everything for kiaraWhere stories live. Discover now