Chapter 5

4 2 0
                                    

Matahari perlahan bergulir ke arah barat. Melihat jam yang sudah menunjukkan waktu pukul dua kurang sepuluh menit, Alyza mengajak Rassya pulang. Setelah menonton bioskop, mereka mampir sebentar di sebuah kafe untuk makan.

Kala mereka hendak naik ke jok motor, seseorang menghampiri mereka. Gadis berambut pendek itu ternganga tidak percaya jika ia akan bertemu temannya di sini.

"Fatian? Lah, nggak kerja kamu?" tanya Alyza usai mereka berdua berjabat tangan seperti biasa ketika bertemu seperti ini.

Seseorang itu adalah Fatian. Dengan tinggi badan 169 sentimeter dan bertubuh kurus. "Cuti sehari."

Fatian melihat ke Rassya yang memandang interaksi Alyza dengannya. Alyza manggut-manggut, kemudian ia memperkenalkan Rassya ke Fatian dan begitu sebaliknya.

"Tumben rapi. Mau ke mana siang-siang begini?" tanya Fatian sembari memasukkan kedua tangan ke dalam kantung hoodie-nya.

Alyza memutar bola matanya malas. "Ini mau pulang kok. Lah, kamu?"

"Biasalah. Buat ketemu sama ehem ehem," jawab Fatian seraya menyugar rambutnya ke belakang kemudian mengedipkan mata sebelah.

"Dih! Ya udah sana, semoga nggak lancar," ucap Alyza bercanda seraya naik ke jok belakang motor karena Rassya sudah stay di motor.

"Jelek banget doanya. Awas kualat sama orang tua," balas Fatian seraya menoyor kepala Alyza.

"Iya-iya semoga lancar, deh. Duluan, To."

"Hem."

Rassya pun melajukan motornya. Meninggalkan Fatian yang sedang misuh-misuh dalam hatinya. Entah, karena apa. Mood Fatian jadi anjlok sekarang.

❤️❤️❤️

"Jangan diganti! Ih, Bang minggir sana!" seru Alyza seraya mencoba mengambil remot televisi dari tangan jahil Aksya.

Sementara sang empu berusaha menyembunyikan remotnya dibalik tubuh. Alyza menepuk lengan kiri kakaknya itu, tetapi Aksya malah memeletkan lidah sembari bangkit. Ia kabur.

"Bang Aksya!" Alyza kesal bukan kepalang. Ia mengejar Aksya yang berlari mengelilingi ruang tamu.

Arion yang sedang belajar di depan televisi jadi terganggu. Padahal ia sedang menikmati perkalian angka di buku sambil sesekali makan camilan. Arion tidak masalah televisinya dinyalakan. Toh, dia tidak suka dengan tontonan kakak perempuannya itu.

"Kalian nggak bisa diam apa. Berisik tau! Arion jadi nggak bisa fokus, nih." Anak laki-laki itu menggebrak meja kecil. Lantas mengaduh sakit.

"Bantuin kakak ambil remotnya dong, Dek! Abang kamu resek banget ini loh." Alyza menghadang Aksya dari depan meja. Sedangkan sang empu yang dikejar berada di belakang Arion.

"Kakak juga sama aja." Arion berkata ketus sembari menulis.

"Hahahaha rasain! Mangkanya jadi adek, tuh nurut sama kakaknya," ledek Aksya tertawa puas.

Alyza semakin sebal dibuatnya. Ia pun mengambil tempat pensil Arion. Menarik resleting agar isinya tidak tumpah. Lantas melemparnya ke arah Aksya.

"Eits, nggak kena." Aksya dengan gesit menghindar. Semakin bertambah sajalah kekesalan Alyza.

"Kak Aly!" teriak Arion sebal karena barang yang dibutuhkannya saat ini malah berada di dalam tempat pensil.

Love is Around [Open Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang