اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ♡
Selamat hari Sabtu untuk kalian yang selalu menunggu update-an ceritaku. Yuhuuuu😋
Jangan lupa vote dan komentarnya ya guys! Gak akan bikin kalian rugi kok. Justru itu yang bikin aku semangat buat update demi kalian jugaa.
Oke, vote nya woyy jangan lupa😭
Happy reading!
***
Aku duduk di sebuah bangku panjang di pinggir lapangan sekolah. Siswa-siswi kelas 12 yang ikut membantu menghias sekolah sedang beristirahat karena sudah memasuki waktu Dzuhur. Sebagian ada yang sholat di mushola yang tak jauh dari sekolah. Mushola itu yang sering digunakan oleh warga sekitar.
Ada juga yang izin ke pesantren dulu untuk mengambil jatah makan siang. Kebetulan jarak dari sekolah ke pesantren tidak terlalu jauh. Aku hanya diam sendiri karena aku sedang datang bulan dan malas kemana-mana. Bahkan untuk melangkah ke warung pun sangat malas. Kebiasaan jika sedang datang bulan pasti bawaannya mager terus. Ada yang sama?
"Ehem!" Suara dehaman seseorang membuatku mengalihkan pandangan. Seorang laki-laki memakai setelan santri kini duduk di sebelahku.
"Ehm, ehm! Ciee calon istrinya Zaidan!" ucapnya asal.
Aku mengernyit heran. Apa maksudnya?
"Kok gak bilang kalau udah balikan?" Harun bertanya lagi.
"Balikan sama siapa?"
"Sama Zaidan lah,"
"Siapa yang balikan? Ngaco kamu ini ya. Jangan suka denger rumor dari orang deh." Aku menyela ucapan Harun.
"Aku gak denger dari orang, Kak. Aku denger dari Zaidan sendiri. Dia yang bilang kalau Kakak itu calon istrinya," jelas Harun.
"Apa!?" Aku terkejut setengah mati. Aku tidak senang. Serius. Aku hanya terkejut. Aku sudah menganggap kisahku dengan Zaidan berakhir.
Harun geleng-geleng kepala saat melihat reaksiku akan ucapannya. "Kakak gak tau?"
Aku menggeleng cepat.
Harun menjelaskan kejadian tadi saat di pasar. Di mana ketika ia akan menghampiri Zaidan, ia mendengar Zaidan yang mengatakan jika aku adalah calon istrinya pada Radit.
"Serius dia bilang gitu?" Aku masih tak percaya.
"Iyaa, kayanya dia bakal lamar Kak Senja deh," kata Harun dengan ekspresi yang sulit diartikan.
"Jangan asal ngomong deh, Run. Zaidan aja gak bilang apa-apa ke aku. Kenapa kamu bisa menyimpulkan kalau dia bakal lamar aku?"
"Itu buktinya, di depan pacar eh ... mantan pacar mungkin ya, dia bilang kalau Kakak itu calon istrinya. Apa artinya coba kalau -- "
"Udah deh jangan ngomong gitu!" Aku menelisik wajah Harun. Mencoba menyelidiki sesuatu di balik ucapannya tadi.
"Ya udah iyaa. Maaf. Kasian nanti tambah gamon," ledek Harun.
"Enggak gitu juga kali, Run!"
Harun hanya cengengesan. "Maaf, maaf, jangan marah lagi dong. Nanti jelek!"
"Aihh, sejak kapan pula kamu berani bilang aku jelek?" tanyaku dengan mata memicing.
"Sejak saat ini, karena kalau di kelas gak berani," jawab Harun santai.
![](https://img.wattpad.com/cover/352091160-288-k914341.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu (END)
Teen Fiction⚠️Wajib follow sebelum baca ⚠️ Jangan lupa tinggalkan jejak, minimal vote *** "Senja selalu membuatku terus menyukainya. Karena dia selalu memberiku kehangatan dan ketenangan di saat dunia memberiku banyak masalah." -Harun. "Jika aku bukan senja yan...