MURID BARU

11 1 0
                                    

Di dalam sebuah ruangan yang sering ia kunjungi terdapat seorang wanita paruh baya yang duduk sambil menghela nafas gusar, saat ini Angkasa sedang berada dalam ruangan yang sangat ia benci.

Wanita paruh baya yang sering di panggil buk Siti merupakan guru BK yang di takuti oleh semua murid Cendikia tetapi itu tidak berlaku bagi Angkasa, ia tidak takut pada siapapun kecuali ayahnya.

Jika saja buk Siti tidak mengancam Angkasa dengan menggunakan nama ayahnya, persetan Angkasa tidak peduli, ia tidak takut dengan ancaman membersihkan toilet sekolah, menyapu lapangan atau mengepel satu sekolah atau apalah itu.

Angkasa mengangkat wajahnya menatap wajah buk Siti dengan tatapan datar, dan menghela nafasnya pelan, apakah ia kesini hanya duduk termenung atau hanya untuk berdiam saja seperti patung.

"Kalau gak ada yang mau bicarakan saya mau permisi keluar buk." Ucap Angkasa sambil bangun dari tempat duduknya dan menuju ke pintu.

" Angkasa apa kamu gak capek buat kegaduhan di sekolah ini, kamu itu harus berubah Angkasa, sepatutnya kamu tu sebagai contoh yang baik buat semua murid." Ujar Bu Siti menasihati nya.

"Kalau kamu kayak gini terus kamu gak akan lulus." Ujarnya lagi.

Angkasa berdiam di depan pintu. membalikkan tubuhnya dan mengulas senyuman tipis dan berlalu pergi meninggalkan buk Siti yang hanya bisa menghela nafas nya gusar.

Angkasa menelusuri koridor sekolah dimana hanya dirinya yang berada di sana, menatap ke depan dengan tatapan kosong, ketika ia berbelok ke arah kanan ia tak sengaja menabrak gadis cantik.

Gadis itu mengaduh kesakitan akibat dahinya menabrak dada bidang yang keras, ia mendongak menatap laki-laki itu dengan tatapan sinis, dan mencibirkan bibirnya.

" Ehh lo, Lo punya mata gak sih." Ketus gadis itu sambil menatap sinis.

Angkasa hanya diam sambil mengamati wajah gadis itu,sepertinya gadis ini murid baru, karna pertama kali Angkasa lihat gadis seketus dia.

"Lo bisu ya." Ujar nya sambil berdecak sebal.

Angkasa tidak menjawabnya dan berlalu meninggalkan gadis itu, dan segera menuju ke rooftop meninggalkan huru hara yang membuat t ia kesal.

Gadis itu melotot tak percaya apa yang baru saja terjadi, laki-laki itu pergi meninggalkannya tanpa meminta maaf,sungguh arogan sekali every body.

Gadis itu lanjut berjalan menuju ruangan guru untuk menanyakan dimana letak kelasnya.

"Permisi pak,buk, perkenalkan nama saya Andara Gabriela saya murid baru." Ucapnya sambil mengenalkan diri.

"Ohh jadi kamu anak barunya." Ujar pak Bagus seorang guru olahraga.

"Sebentar ya,buk guru panggilkan murid yang akan membimbingmu." Ucap buk Siti.

"DI PANGGIL SISWA YANG BERNAMA ANGKASA VALENTINO UNTUK MENUJU RUANG GURU SEKARANG JUGA." Ucap buk Siti melalui mikrofon sekolah.

Angkasa yang sedang asyik mengobrol bersama gengnya merasa terganggu dan berdecak kesal, apalagi yang akan terjadi padanya, Angkasa menghela nafas kasar dan berdiri pergi menuju ruangan guru.

"Btw buat apa pakbos kesana."tanya langit heran.

"Ya mana gw taulah, emng gw dukun,apa." Ucap bintang sambil melongos.

"Palingan pakbos kena hukuman lagi." Timpal Mark.

Di satu sisi Angkasa berjalan sambil memasukkan permen ke dalam mulutnya,ketika sudah berada di depan pintu, Angkasa langsung mendobrak pintu tersebut membuat semua guru disana terlonjat kaget.

Semua mata tertuju padanya, pak Bagus mengelus dada nya berusaha memaklumi sikap muridnya yang satu ini.

"Astaghfirullah Angkasa,kamu mau bikin ibuk jantungan apa." Ucap ibuk Siti kesal.

"Ya maaf buk namanya juga khilaf." Ucap angkasa sambil berjalan memasuki ruangan tersebut.

"Ada apa ibuk manggil saya."tanya Angkasa to the point.

"Ohh iya ibuk mau kamu jadi pebimbing untuk mengarahkan murid baru ini,perkenalkan namanya Andara Gabriela,dia satu kelas sama kamu jadi ibu minta tolong antarkan dia ke kelas ya." Minta buk Siti.

Angkasa menimang-nimang dengan meletakkan jari telunjuknya di bawah dagu, dan langsung mengangguk faham dan langsung berlalu pergi keluar dari ruangan itu.

Andara mengedipkan matanya, katanya ia faham tapi kenapa ia di tinggal. Angkasa yang merasa tidak di ikuti menongolkan kepalanya di sisi pintu.

"Tunggu apa lagi mau diantar gak." Tanya Angkasa dengan melipatkan tangannya di dada, Andara hanya mengangguk saja dan menundukkan kepalanya sedikit sebelum ia menyusuli Angkasa.

Mereka berjalan berdampingan, Andara melirik Angkasa, lihatlah perbedaan tinggi badan mereka sangat sangatlah jauh.

Andara bertubuh mungil sedangkan Angkasa bertubuh tinggi, patut di akui bahwa ketampanan Angkasa tiada yang bisa menandinginya.

Andara berdehem sebentar, kenapa ia gugup, apa karena melihat ketampanan yang tidak manusiawi ini, ini merupakan pertama kalinya ia gugup dengan sendirinya.

"Btw gw Andara." Ujarnya mengenalkan diri.

"Udah tau." Cuek Angkasa memperlaju langkah kakinya.

Andara berusaha mengimbangi langkah kakinya yang kecil dengan langkah kaki Angkasa, sambil berlari kecil Andara memegang seragam Angkasa.

Angkasa menoleh dan berhenti menatap Andara, ia berjongkok dan membetulkan tali sepatu Andara yang tidak terikat, Andara yag melihat itu terkejut atas apa Angkasa lakukan.

Spontan jantung Andara berdegup kencang seperti dentuman bom atom, jantungnya seolah berpacu hebat dan tidak bisa terkontrol.

'Sadarlah Andara, dia melakukan itu bukan untuk bermaksud apa-apa melainkan biar lo gak jatuh, itu aja.' batinnya berusaha menghilangkan degupan yang sangat kacau ini.

"Lain kali kalau ngikat sepatu tu yang benar, nanti yang jatuh lu juga yang sakit." Ujarnya sambil meninggalkan Andara yang sedang termenung sendirian.







...................Happy reading................

Bagaimana kelanjutannya teruslah ikuti hidup Angkasa dengan cara vote,like and komen.

Jika ada penulisan yang kurang mohon di maafkan,karna author juga manusia.

Jika ada yang kurang pas bisa komen supaya author belajar dari kesalahan.

Salam hangat dari author walaupun dingin karna hujan semoga kalian selalu hangat ya,,,,babayyyy,,,,,,,,😎

DUNIA ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang