Andara

12 2 0
                                    

Seorang gadis menelusuri koridor yang tampak sepi dengan rambut yang di kuncir keatas menambah kesan cantik.

Menaiki anak tangga satu persatu menuju ruang kelasnya dan langsung menduduki bokongnya ketika sampai ke tempat kursinya.

Menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan dan menyelam ke dunia mimpi, tiba-tiba ada dobrakan pintu membuatnya terlonjak kaget dan menatap sang pelaku dengan muka kesal.

Rupanya itu Angkasa, mendapatkan tatapan tajam dari Andara, Angkasa hanya meliriknya sekilas dan duduk di bangkunya dengan memasangkan earphone ke telinganya sambil mengangkat kaki ke atas meja.

Andara berdecak sinis melihat kelakuan Angkasa, tampangnya aja yang good tapi akhlaknya minim, Andara menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kegiatan tidurnya yang sempat tertunda.

Angkasa yang sedang asyik mendengar musik melirik Andara dengan senyuman liciknya, tapi tepat diwaktu bersamaan banyak murid yang masuk berbondong-bondong dan membuat kelas yang tadinya sunyi jadi ribut.

Angkasa berdiri dari bangkunya membuat suara gesekan membuat semua orang menatapnya.

Angkasa melangkah menuju pintu sebelum benar keluar Angkasa menatap Andara yang sedang tidur nyenyak, banyak perempuan melihat adegan itu hanya diam membisu, karna merasa diperhatikan ia mengayunkan kakinya menuju roftoop, ia akan bolos kali ini.

Asap mengumpal di terpa angin yang sejuk membuat Angkasa nyaman berada di sana, hanya ia seorang di sana dan itu membuatnya tenang.

Angkasa menatap langit yang mendung yang sepertinya akan hujan, dia menghela nafasnya kasar dan mengingat akan perkataan papanya kemarin malam.

'Angkasa,papa mau bicara'. Ilham mulai membuka pembicaraan dengan anak semata wayangnya.

Angkasa menantap datar papanya dan mengangguk mengiyakan ajakan papanya tanpa minat, dan terdengar suara helaan berat yang membuat Angkasa menantapnya dengan tatapan bingung.

'papa,,,mau minta maaf atas semua kelakuan papa pada kamu selama ini, papa seharusnya tidak melampiaskan amarah papa pada kamu Angkasa, papa waktu itu sangat terluka dan tidak tau harus bagaimana menanggapi hal itu'. Ujarnya terus terang sambil menatap ke arah Angkasa.

Angkasa menatap papanya dengan tatapan yang sulit di artikan, ia benci pada papanya tapi masih terdapat secuil rasa sayang yang membuat angkasa bingung harus menanggapinya bagaimana.

' Jadi papa mau minta maaf atas kesalahan selama ini yang papa perbuat sama kamu, mungkin kamu membenci papa tapi papa mau berubah nak, tolong beri kesempatan papa untuk berubah ya' pintanya pada Angkasa dengan tatapan sendu.

Angkasa yang melihat tatapan papanya yang pertama kali ia lihat membuatnya sedikit terkejut tapi langsung memasang muka datar, berdiri dari duduknya dan melangkah menaiki tangga.

Sebelum sampai lima anak tangga Angkasa menatap papanya menundukkan pandangannya, apa ia harus memaafkan papanya, jujur sebenarnya ia juga bingung.

'Aku gak perlu mendengar omongan papa tapi hanya perlu melihat tindakan papa, kalau papa mau dapat maaf dari aksa, papa harus tunjukin lewat perbuatan bukan omongan'. Ucapnya sambil meninggalkan Ilham sendirian menatap punggung kekar anaknya.

'maafkan papa, Aksa' lirihnya sambil menunduk kepalanya dalam.

Angkasa mengingat jelas percakapan dengan papanya dan itu tidak akan ia lupakan, mendapat tepukan di pundaknya membuat ia menoleh menatap Stevan dengan terkejut.

Aishh ia tertangkap!!.

Angkasa hanya menantap Stevan dengan alis yang terangkat sebelah, Stevan hanya terkekeh dan meluruskan pandangannya ke depan membuat Angkasa bingung dengan kelakuannya.

DUNIA ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang