SI ANGKASA

10 1 0
                                    

HEI HEI KETEMU LAGI AMA AUTHOR YANG CHUANTIK AND MEMPESONA, MAAF YA KALAU CERITANYA GAK NYAMBUNG SOALNYA INI FIRST STORY GW JADI YA NAMANYA JUGA BELAJAR,JIKA ADA SALAH TYPO ATAU APALAH ITU MOHON DI MAAFKAN KARNA AUTHOR CUMA MANUSIA BIASA YANG BANYAK KURANG SEPERTI OMONGAN NETIJEN,EHH SORRY BUKAN BERMAKSUD MENYENGGOL,TERIMA KASIH ATAS CINTANYA.

GW JANJI AKAN BERUSAHA BUAT ALURNYA KEREN

.........HAPPY READING GAYS...........




Setiap pagi adalah kesialan bagi Angkasa, karena ia harus sarapan bersama papanya karena itu adalah suatu keharusan keluarganya walaupun sang mama tega meninggalkan keluarganya.

Dia sejak kecil sudah didik supaya disiplin agar bisa menjadi penerus keluarganya, walaupun papanya selalu menyiksanya tetapi ia tidak bisa mengelak dari fakta bahwa orang yang selalu menyiksanya adalah bokapnya.

Saat ini suara dentingan sendok beradu dengan piring, hanya ada keheningan yang mengubah suasana atmosfer menjadi mencengkam, Angkasa hanya menikmati sarapannya tanpa melirik papanya secuilpun.

Ilham bokap dari Angkasa merupakan bos besar dari brand ternama dimana memiliki cabang di berbagai daerah, Ilham menatap Angkasa dengan tatapan yang sulit dimengerti kadang kala ia seperti orang asing dan juga seperti binatang liar, ia berdehem dan menyelesaikan acara sarapannya.

"Bagaimana sekolahmu Angkasa, masih buat keributan lagi." Tebaknya sambil meneguk air.

Angkasa mendengar ucapan papanya hanya menghela nafas kasar, Angkasa melanjutkan sarapannya yang tertunda sambil melirik papanya sekilas.

Ia mendapati tatapan tajam dari papanya seperti seorang polisi menginterogasi pelaku pembunuhan, Angkasa sudah selesai dengan makanannya dan langsung meneguk airnya sampai habis, menatap papanya tanpa minat, berdiri sambil keluar menuju tempat parkiran motornya.

Ilham yang di tinggalkan begitu saja oleh Angkasa hanya menghela nafasnya, dan menatap piring Angkasa, ia sangat muak dengan masalah dirinya dan juga putra semata wayangnya.

Ilham menggelengkan kepala dan berdiri meninggalkan kediamannya untuk menuju ke kantor, saat ini masalah di kantor cukup banyak sehingga ia terpaksa lembur setiap harinya.

Ia akui bahwa sikapnya selama ini terhadap putranya sangatlah kejam, tak sepantasnya Angkasa diperlakukan seperti itu yang seharusnya di salahkan yaitu istrinya yang sangat ia sayangi dulu.

Ia memijat pangkal hidungnya, Ilham memandangi kaca mobilnya menatap langit yang tenang, kenapa kehidupan keluarga yang berusaha ia jaga harus hancur berantakan begini, ia harus bicara empat mata bersama putranya untuk meminta maaf atas perbuatannya selama ini.

Ia tahu bahwa Angkasa sangat membencinya, anak mana yang tidak membenci orang tuanya yang sudah memperlakukan nya sekejam ini, harap-harap semoga masalah ini cepat terselesaikan.

........DI SEKOLAH........


Ketika memasuki gerbang sekolah banyak pasang mata menatap ke arah Angkasa, ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, ketika menuju ketempat parkiran sudah banyak anak Reynand yang lain sedang berkumpul.

Angkasa membuka helm full facenya menampakkan wajah sangarnya sambil menyugar rambut ke arah belakang, di waktu bersamaan sepasang mata menatapnya sedari tadi tidak luput dari penglihatannya.

Ketika ia fokus ada seseorang menepuk pundaknya pelan, si empu menoleh ke belakang alangkah terkejutnya ia ketika ia tahu siapa yang menepuk pundaknya, orang itu adalah bintang, ia menyengir menampilkan gigi gingsulnya dan langsung menduduki bokongnya tepat di sebelahnya.

"Selamat pagi, Andara" ucapnya lembut.

"Ah pagi juga bintang" balasnya dengan kaku.

" Lagi lihatin apa sih, kok sampe gitu amat" celetuknya sambil menatap ke arah mana Andara lihat.

Pas mata Bintang menatap objek yang Andara lihat, ia pun langsung menoleh ke arah Andara, senyumnya perlahan memudar dan menatap Andara dengan tatapan yang sulit di mengerti.

"B-bintang kamu gak papa" tanya Andara khawatir.

"Hmm aku gak baik-baik aja Andara" jawabnya pelan sambil terus menatap Andara dengan lamat.

Andara menatap Bintang bingung dan tersenyum dengan lembut, mengangkat tangannya untuk mengelus lembut surai coklat milik Bintang.

"Bintang kenapa hm? ada masalah?" Tanya Andara dengan suara yang hangat.

Bintang yang mendengar nada bicara Andara tiba-tiba hatinya menjadi menghangat.

" Hmm gak papa kok, lain kali aja ceritanya, Bintang cabut dulu ya" pamitnya yang melangkah pergi meninggalkan Andara sendirian.

Andara manatap punggung Bintang yang sudah jauh dan menopang dagunya dengan telapak tangan, ada yang aneh dengan reaksi Bintang, tumben Bintang tak bersemangat.

Andara berdiri dan meninggalkan perkarangan sekolah menuju ke kelasnya karna sebentar lagi bel akan berbunyi.

Ketika menelusuri koridor ia tak sengaja menabrak seseorang membuat dirinya jatuh ke permukaan lantai, ia mendongak menatap siapa yang ia tabrak.

Sambil mengaduh kesakitan ia memasang muka kesalnya melihat bahwa yang ia tabrak adalah Stevan, sepertinya ia punya dendam kusumat pada Stevan, karna setiap ia melihat Stevan selalu membuat moodnya buruk.

Padahal ia baru saja kenal dan bertemu Stevan beberapa kali tapi kenapa ia tak menyukainya, kalau dilihat dari sudut pandang orang lain Stevan merupakan orang tertampan setelah Angkasa, tapi itu tidak berlaku bagi Andara.

Stevan menjulurkan tangannya untuk membantu Andara tapi tidak di respon oleh Andara, Andara berdiri sendiri dan langsung meninggalkan Stevan sendirian, Stevan menoleh dan menyerngit tidak mengerti, apakah ia punya salah pada Andara.

Kenapa setiap ia berjumpa dengan anak baru itu selalu mendapat respon yang buruk, Stevan mengangkat bahunya acuh dan mengayunkan kaki jenjang nya menuju ketempat parkiran.

..........Di PARKIRAN........

Sudah berkumpul semua anggota Reynand, seperti biasa yang paling menonjol disana adalah Angkasa yang menjabat sebagai ketua Reynand yang pertama.

"Bro tumben gak telat." celetuk Stevan yang suka memberi Angkasa hukuman, kapan lagi bisa buat bosnya kena hukuman ya kan.

" Yaelah bilang aja lo mau hukum gw." males Angkasa sambil menatap Stevan dengan sinis.

"Tau aja lo, ya kapan lagi coba." senyumnya licik.

Angkasa mendecih keheranan melihat wakil satunya ini.

"Bintang mana, tumben tuh bocah gak nongol." ucap Angkasa yang memeriksa anggotanya.

"Gak tau, sejak pagi tu bocah gak nongol" Langit membuka suaranya.

"Udah la sa, lebih baik lo masuk kelas aja, dari pada lo dapat hukuman dari gw, jangan sampai lo buat masalah hari ini" Stevan yang memperingati ketuanya.

"Heh emng lo bokap gw apa, kalau gak ada anak nakal kayak gw buat apa coba yang namanya guru BK, jadi jangan coba-coba lo halangi gw, ngerti!!." ancam Angkasa tepat di depan wajah Stevan.

"Anjing lo sa, liur lo kena muka gw bangsat." ucap Stevan sambil mengelap mukanya yang kena liur Angkasa.

"HAHAHAHAHAH" pecah gelak tawa anggota Reynand melihat tingkah kedua orang yang terkenal kekejamannya.

"Udah dulu gw mau cabut" ujar Angkasa meninggalkan anggotanya sambil menenteng tas sekolahnya menaiki tangga menuju kelasnya.

DADAHH SALAM HANGAT DARI AUTHOR😎

DUNIA ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang