Terapi Latah

0 0 0
                                    


Tiga bulan sebelum ledakan terjadi, Diklat pasukan khusus CTU 178, dilaksanakan di barak Militer yang berada di Bali. Hampir semua prajurit sudah menunjukkan progres yang cukup signifikan. Dari pemahaman intelijen, menguasai 3 matra dan taktik perang kota serta perang di hutan.

Kini skill mereka sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi hal itu belum dikuasai oleh prajurit unik yang sedang menimba ilmu di sini. Siapa lagi? Kalau bukan Pratu Saipul, di mana ia masih bermasalah dengan fobia ketinggian dan latahnya.

Tentu saja, hal itu membuat Kapten Rojali dan rekan pelatih lainnya dibuat pusing olehnya. Hingga akhirnya Kapten Rojali merekomendasikan ke Pratu Saipul, untuk terapi dengan Dokter Psikolog, agar ia cepat lepas dari masalah internal dalam dirinya.

"Pratu Saipul, saya bingung harus bagaimana? Saya sudah melakukan pendekatan persuasif denganmu. Selama 2 bulan ini, kenapa? Fobiamu belum juga hilang?" tanya Kapten Rojali, sambil garuk kepala.

"Siap … saya juga sudah melawan rasa takut itu Kapten. Akan tetapi cukup sulit, seperti saya melupakannya," balas Pratu Saipul dengan wajah datar.

"Hehehe ada-ada saja kamu, Pul. Kayanya kamu butuh Dokter Psikologi. Mulai besok saya bakal datangkan ke barak Militer kita," ujar Kapten Rojali.

"Siap … Kapten! Terima kasih, boleh saya kembali berkumpul dengan kawan-kawan?" tanya Pratu Saipul meminta kembali ke asrama.

"Baik, gunakan istirahat sebaik-baiknya. Karena besok kamu mulai terapi, Pul." Kapten Rojali menasihati.
 

"Siap ... laksanakan Kapten!"
 

Jam menunjukkan pukul 16:00 WIB, menandakan kegiatan Diklat diistirahatkan hari ini. Kegiatan itu akan dilanjutkan besok pagi. Bicara soal biografi dari Kapten Rojali. Ia bernama asli Rojali Margedov, kelahiran Jakarta, 23-07-1991 ia memulai pendidikan Militer tahun 2011. Pria itu sering mendapatkan misi berat dari negara, serta prajurit yang loyal dengan negara dan kesatuannya CTU 178.

Dia sering mendapatkan tugas-tugas berat dalam penumpasan perompak dan teroris. Kemudian ia juga selalu berhasil menjalankan misi tersebut, hingga ia kini berpangkat Kapten di pasukan khusus CTU 178 Baret Hitam. Sore ini, terlihat Kapten Rojali merenung di depan empang. Meskipun dibidang Akademi Militer dia berhasil, akan tetapi soal asmara ia belum juga berhasil. Karena statusnya masih lajang, padahal umurnya sudah hampir 30 tahun.

"Apakah ini yang dinamakan tong kosong nyaring bunyinya? Rojali mah, keren. Ganteng lagi. Kerjaan oke, dompet tebal. Sayang, gagal total di jalan percintaan. Jangankan ditikung ke pertigaan jalan. Cinta sekedar lewat saja, satu pun kagak ada." Begitulah ketika Rojali kadang kala merenung.

Sambung Rojali, "kayaknya sekalian aja, lupa jalan pulang. Gara-gara lemparan jitu Mamak, Rojali jadi mengkeret mau pulang."

Terkadang ia dilema. Jika sewaktu-waktu rindu dengan kampung halaman, ia masih ragu untuk pulang. Karena ia selalu didesak oleh orang tuanya. Tak ayal, Kapten Rojali mendapat gosip miring yang makin lama, makin kurang ajar.

Dasar netijen! Kapten Rojali yang malang, Kapten Rojali yang ditendang. Masa iya, terong sama terong? Rojali masih waras, Mak! Batin Rojali dalam hati.

"Padahal 'kan kenyataannya, Rojali pencinta jengkol. Kalaupun tak dapat gadis, janda pun bolehlah diangkut," gerutu Kapten Rojali.

***

Sementara keesokan paginya Pratu Saipul, menemui Dokter Psikolog, yang telah dihubungi Kapten Rojali. Dokter itu bernama Dr. Rohid Bachtiar. Ia berpengalaman menangani kasus pasien seperti Pratu Saipul. Karena latah merupakan keadaan di mana, seseorang tersebut secara tidak langsung melakukan ucapan ataupun tindakan secara spontanitas dalam keadaan tidak sadar saat ia terkejut.

Latah tidak dapat disembuhkan melalui obat-obatan. Melainkan dengan cara treatment yaitu 2 cara. Yang pertama kognitif behavior therapy dan hipnoterapi. Dijelaskan Dr. Rohid Bachtiar, bahwa kognitif behavior therapy yang 'diperbaiki' adalah pikiran dari orang yang latah tersebut. Sebab siapa tahu memang cara berpikir seseorang mengenai latah ini yang salah.

"Terapi lain, yaitu terapi perilaku atau behavior therapy yang sifatnya lebih cenderung pada membuat pembiasaan. Kalau hari ini dia berhasil tidak latah, akan mendapatkan reward, kalau gagal akan diberikan punishment," tutur Dr. Rohid Bachtiar.

Namun, obat latah yang paling ampuh ialah metode hipnoterapi. Yakni memberikan sugesti ke penderita bahwa latah itu tidak baik, jika terlalu dibiasakan. Maka dari itu dibiasakan menolak secara step by step, pada saat penderitaan terkejut oleh suara-suara bising di sekitarnya.

"Selamat pagi, Pratu Saipul. Bagaimana kabarnya hari ini?" tanya Dr. Rohid Bachtiar saat di ruangan.

"Selamat pagi kembali, Dok," balas singkat Pratu Saipul.

"Sudah berapa lama Anda, menderita penyakit latah?" tanya Dr. Rohid Bachtiar.

"Sejak remaja, Dok. Saya pun lupa penyebabnya," balas Pratu Saipul.

"Sebenarnya simpel, Pak. Menghilangkan latah, dengan sugesti saat bapak kaget. Atau ketika mendengar suara keras. Jika Pak Saipul terjepit diantara keduanya, cukup bayangkan itu mantan," ucap Dokter.
 
"Wah … benar juga, Pak. Saya malah benci bawaannya," timpal Pratu Saipul.

"Nah itu poin pentingnya, jika Anda sedang di situasi itu. Bayangkan saja, wajah mantan Anda. Ketika mantan yang Anda cintai justru memberikan surat undangan pernikahan, bersama garangan lain. Pasti akan menyulut kegalauan hati, bukan kekagetan yang hakiki. Dijamin, mantap! Seratus persen, ampuh!" papar Dokter.
 
"Baik, Pak."

"Sebelumnya Anda masuk jadi tentara? Apakah Anda orang yang berprestasi?" tanya Dokter
 
Dr. Rohid Bachtiar yang bingung, pada akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Mengapa ada prajurit lolos, dengan modelah Pratu Saipul? Mungkin inilah yang dinamakan keberuntungan bin keajaiban dunia. Kalau tidak, berpikir hal positif yang lain. Contohnya, mungkin saja data dari identitas Pratu Saipul ini nyelempit bersama dengan nama para anggota pasukan khusus yang lolos ujian.

Dokter Rohid Bachtiar membatin. Bayangkan saja. Ketika kita hendak menyergap musuh, lalu salah satu teman kalian kaget dengan terlatah-latah karena musuh tiba-tiba muncul. Bisa saja dalam sekali lemparan gas terkompresi, semua tamat riwayatnya dalam sekali gerak. Ibarat kata niatnya mau ngeprank, malah diprank duluan. Terlalu.
 
"Iya, Pak."

"Berarti Anda orang cerdas, karena pernah mendapat beasiswa sekolah. Maka dari itu, Anda lolos seleksi jadi pasukan khusus." Dr. Rohid Bachtiar menganggukkan kepala.
 
"Enggak juga sih, Dok."

Dahi Dr. Rohid Bachtiar mengerut. "Terus sumber beasiswa, Anda dari mana?"

"Dari orang tua saya, Dokter. Hahaha." ledakan tawa Pratu Saipul terdengar melengking.

"Hadeh, Pak Pratu Saipul humoris juga." Dr. Rohid hanya bisa menanggapi garing.
 
Lanjut Dokter Rohid, "baiklah. Jadi mulai sekarang! Sugesti pikiran Anda. Jangan biasakan latah. Coba ambil alternatif latahnya diperkeren. Contoh seperti aa--ayam diganti Aa-genjiee ... a-awasieee. Nah, gitu jadi kaya ala Jepang hahaha."

Kagak gitu juga, konsepnya kampret! Latah ini musibah! Bukan berkah! Mana kagak ngerti artinya, Tong! Batin Pratu Saipul.

Kapten Rojali, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang