BAB 16 : SLANDER

3.7K 130 0
                                    

Happy reading 💋
Wellcome new readers💗
Selamat datang di lapak sunyi milik eonni💋
Follow me untuk chapter selanjutnya💋

Spam next juga ya💋
Thank you💗

🏴‍☠️

Para murid yang tergabung khusus di grup gosip langsung heboh ketika beberapa foto dan video diunggah oleh admin disertai caption yang mendorong opini. Beragam komentar pun langsung meluncur bebas mengomentari unggahan tersebut.

Sebagian anggotanya adalah perempuan yang merupakan ras penggosip terkuat di muka bumi. Tentu saja berita panas tersebut langsung menyebar luas dari mulut ke mulut.

Pagi yang harusnya damai, mendadak ricuh. Apalagi di dalam kelas yang dihuni oleh gadis pemilik iris hitam.

Awalnya, mereka menggosipkan Teresa yang sekolah memakai seragam agak kebesaran—berbeda dari biasanya, tetapi tiba-tiba topik berubah ketika salah satu dari mereka memekik heboh.

Mengabaikannya, Teresa memilih menyumpal kedua telinganya dengan earphone dan berselancar pada benda pipih miliknya.

Namun, pergerakan kursi di depannya membuat Teresa terganggu. Ia mengangkat wajah dan menemukan sorot mata teduh milik gadis bandana merah.

Sejak kejadian di koridor, keduanya tidak lagi terlibat komunikasi. Teresa bersyukur, karena dengan begitu hidupnya sedikit lebih tenang. Meskipun hari ini semesta tak berpihak padanya. Gadis itu datang kembali, mencoba 'say hai' padanya.

"Lo pelakunya?" tanya Rekha.

Tidak mengerti, Teresa melepas earphone dan mematikan musiknya.

Rekha berdecak sebal. Dia pun menunjukkan layar ponselnya padanya.

"Shit," gumam Teresa.

Ia dibuat terkejut dengan unggahan di grup gosip yang semula heboh beberapa menit lalu kini menyeret namanya. Admin menyebut Teresa sebagai orang yang sudah memberikan foto dan video tersebut agar diunggah ke grup gosip.

"Kok lo tega, Res?" Nada suara Rekha berubah sendu. "Gue tahu Neva orangnya tempramental, tapi bukan berarti lo menyebarkan masalah pribadinya."

"Bukan gue pelakunya," bantah Teresa benar adanya.

Tidak berapa lama, sosok laki-laki berkacamata memasuki kelasnya. Iris mata itu mengedar dengan sorot amarah. Memindai ruangan persegi panjang tersebut untuk menemukan objek dicarinya.

Teresa tahu tujuan laki-laki itu. Pasti mencari dirinya. Demi Tuhan, hidupnya semakin kacau saja dengan pemberitaan yang beredar.

Noah menghampiri mejanya. "Ikut gue!" Nada suara yang dingin itu menyapa telinga Teresa.

"Atau perlu gue seret," ujar Noah.

Mendorong kursinya yang menimbulkan suara antara kaki kursi dan lantai membuat kelas seketika hening. Sebenarnya sejak kedatangan Noah di kelasnya, semua orang sudah memusatkan atensi—mencari tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tidak ingin membuat keributan lebih luas, akhirnya Teresa menuruti ucapan Noah. Ia sama sekali tidak terusik dengan cara pandang murid-murid terhadapnya. Namun, suara dingin serta sorot mata amarah seorang Noah membuat Teresa terusik.

TERESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang