50:50

4 0 0
                                    

Andra sendiri sebenarnya sudah tidak tahan lagi untuk mengungkapkan perasaan nya tersebut kepada pujaan hatinya itu, namun pada akhirnya dia pun masih dapat mengontrol diri dan berpikir bahwa pada momen seperti tadi dia takut bahwa perasaan nya tidak mencerminkan perasaan yang sesungguhnya karena terbawa efek euforia belaka akibat hormon dopamine nya yang meningkat.

"Oke, tapi sebelum kita ke kampus kamu harus ikuti kemauan aku dulu ya?" Ucap Renata dengan suara nya yang manja.

Serrrr....aliran darah ditubuh Andra seolah-olah dipompa dengan begitu cepatnya mengalir ke semua bagian tubuh. Sehingga jantung nya berdegup seperti genderang mau perang.

Dalam hati Andra berkata apapun kemauan Renata akan dia layani, bahkan....."aaahhhh sudahlah", pikiran kotor Andra mulai tergugah, bagaimana tidak seorang gadis cantik, putih, mulus, bodi seksi, berkata demikian bahkan dengan manjanya di dalam mobil yang hanya ada mereka berdua. Untuk saat ini pikiran-pikiran kotor semacam itu Andra singkirkan jauh-jauh agar tidak merusak momen bahagia nya ini.

"Ok Ren, apapun kemauan kamu akan aku turuti selagi hal itu masih dalam batas kemampuan aku ya".

"Aku mau sepanjang jalan menuju kampus kamu nyanyi ya buat aku?"

"Haaahh....?" Andra sangat tidak menyangka bahwa ternyata Renata tidak hanya terlihat manja namun juga wanita yang romantis. Ok, fix...kamu wanitaku.

"Soalnya hampir sepanjang jalan waktu kita berangkat tadi sore aku dengerin kamu bersenandung lohh, walaupun cuma ngikutin lagu di play list, tapi sekilas suara kamu lumayan bagus kayak nya"

"Kan aku udh bilang Ren, apapun maunya kamu pasti aku turutin asalkan aku mampu, nahh apalagi cuma kayak gini" ucap Andra dengan percaya diri nya.

"Oiya, bahkan sebenarnya aku udh buatin lagu khusus untuk seseorang gadis yang akan jadi pacarku nanti".

Inilah salah satu upaya yang Andra lakukan setidaknya untuk menarik rasa penasaran Renata. semakin penasaran Renata akan sesuatu yang ada pada Andra maka semakin baiklah hal itu pikir Andra.

Benar saja Renata langsung terlihat antusias atas apa yang diucapkan Andra tadi. Jelas ini berarti tak-tik Andra untuk membuat Renata penasaran telah berhasil berjalan dengan baik.

"Waauuuw keren banget kamu An... sebenarnya aku pengen denger sih lagu nya, tapi yasudah lah itu kan lagu spesial buat pacar kamu nanti. Aku kan bukan siapa-siapa nya kamu An".

Menjadi semakin menarik topik yang secara tidak sengaja disodorkan oleh Andra tentang lagu spesial nya. "Maaf Ren, bukan gitu maksudku. Kamu orang yang spesial buat aku, tapi kan saat ini hubungan kita baru sebatas ini saja, walaupun sebenarnya akupun berharap hubungan kita ini tidak sebatas ini saja". Seakan tak ingin membuang kesempatan kali ini begitu saja Andra semakin memperjelas niat nya walaupun 3 kata legendaris itu belum dia ucapkan.

Wajah cantik Renata memerah sambil tersenyum tersipu malu tanpa mengucapkan satu katapun, namun dari ekspresi wajah nya, Andra sudah dapat menebak hati Renata sebenarnya sangat senang atas ucapannya tadi.

Seakan Dewi Fortuna mendengar percakapan mereka berdua, tiba-tiba di lagi di playlist muncul sebuah lagu romantis untitled dari grup band Maliq and D'essentials'

Sepenggal lirik terakhir dilagu tersebut dilantunkan dengan penuh penghayatan oleh Andra dan sebenarnya itu semakin menjelaskan perasaan hati nya kepada Renata saat ini.

Renata pun sedikit-sedikit ikut bersenandung menyanyikan lagu tersebut dengan suara lembutnya dengan hati yang berdebar-debar karena bahagia sekaligus ada rasa takut kalau Andra hanya mempermainkan perasaan tulusnya ini. Maklum semakin berbicara lebih jauh kepada Andra dia sadar bahwa perasaan nya terhadap Andra juga semakin dalam.

Andra bukanlah tipe laki-laki yang banyak bicara, namun terlihat dari cara bicaranya Andra pada dasarnya bukan lelaki tukang gombal yang hanya pandai menjual kata-kata. Walaupun nyatanya diawal perkenalan mereka jurus gombal Andra lah yang berhasil membawa mereka sampai sejauh ini, namun itu dianggap lain hal dan masih bisa dimaklumi oleh Renata.

Seakan dunia miliknya Andra berharap untuk saat ini dunia berhenti berputar agar momen ini tak akan berakhir, namun apalah daya sepelan-pelan nya dia menyetir mobil itu akhirnya mereka tiba juga dihalaman parkir kampus, ini berarti tibalah saatnya bagi Andra untuk mengakhiri momen yang sangat berharga ini, karena walaupun ia tahu Renata terlihat memiliki perasaan yang sama dengan nya bukan tidak mungkin saat itu Renata hanyalah sekedar terbawa suasana saja. Tentu hal ini membuat harapan Andra yang tadinya berpeluang mendapatkan Renata sudah 99% sukses, saat ini malah peluangnya menurun hanya 50:50 akibat pikiran tersebut dan berbagai faktor lainnya yang secara tiba-tiba melintas dipikiran nya.

"Ren, makasih ya kamu udah anterin aku sampai kesini lagi dan makasih juga kamu sudah mau meluangkan waktu untuk jalan sama aku hari ini, semoga kamu engga kapok dan masih mau kedepannya nanti kalau aku ajak kamu jalan-jalan lagi. Oiya maaf ya Ren, sebagai laki-laki bertanggung jawab harusnya aku yang mengantar dan memastikan kamu sampai rumah dengan aman malah sebaliknya kamu yang anter aku".

"Iya gapapa An, aku maklum kok tapi hanya untuk kali ini ya... nanti-nanti jangan lagi!!".

Mendengar kata-kata Renata barusan Andra kembali tersenyum dan bersemangat karena Renata masih memberikan harapan padanya.

"Ok, kalau begitu kamu hati-hati pulang nya ya Ren dan tolong kabari aku kalau kamu udah sampai rumah". Renata mengangguk dan kemudian, wuuzzzzz....suara deru mesin mobil Renata melaju meninggalkan halaman parkir kampus.

Sambil mengendarai motor milik nya dijalanan Andra berpikir dan sempat menyesal kenapa dia tidak memanfaatkan momentum tadi untuk langsung mengungkapkan perasaan dan isi hatinya kepada Renata, malah seakan menyia-nyiakan kesempatan yang jelas sudah ada didepan matanya.

Dengan perasaan yang gusar akibat penyesalan nya itu, secara tidak sengaja Andra berjalan pelan dengan posisi agak menghalangi kendaraan yang ada dibelakang nya, beberapa kali para pengendara memperingati nya dengan mengklakson agak panjang. Untungnya Andra buru-buru tersadar bahwa saat ini dia sedang membahayakan dirinya sendiri dan juga orang lain, kemudian dia mempercepat laju kendaraan nya hingga sampai di kosannya.

Dikota ini Andra menyewa sebuah kamar kos yang cukup lumayan baik kondisinya dan harga sewa nya juga masih terjangkau, walaupun sebenarnya dikota ini Andra memiliki saudara kandung yaitu kakak nya, bisa saja Andra menumpang tempat tinggal dirumah kakaknya tersebut selama berkuliah disini. Namun dengan beberapa pertimbangan dan alasan yang cukup masuk akal Andra tidak ingin merepotkan kakak dan kakak iparnya serta alasan ingin mencari tempat yang tidak terlalu jauh dari kampusnya, akhirnya dia memilih menyewa di kosan ini.

Andra & Renata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang