06 : Ungkapan Terima Kasih

285 45 6
                                    

Hari ini akan diadakan kembali pertandingan basket di sekolah, membuat para penonton sudah mulai mengisi kursi untuk menyaksikan pertandingannya, termasuk Sakura.

Di ujung lapangan sana, tampak Sasuke tengah berdiri sembari mengitari pandangannya ke beberapa arah.

Ketika ia pada akhirnya menemukan gadis merah muda tengah adu mulut pada beberapa siswi di bangku penonton, entah mengapa perasaannya merasa lega.

Tanpa ia sadari, sudut bibirnya bahkan sudah tertarik sedikit. Suatu hal yang dulu sangat ia benci, kini mulai ia sukai.

Menyadari ia telah terkekeh pelan setelah melihat Sakura melempar tatapan maut pada lawan bicaranya, Sasuke hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

Sadar. Sadar. Sadar. Sadar. Sadar. Sadar.

Setelah pertandingan dimulai sekalipun, Sasuke masih terus mencuri lirikan untuk melihat gadis merah muda yang tampak duduk di bangku paling depan sembari terus meneriaki dirinya.

"SASUKE-KUN! FIGHTING! TOLONG JANGAN KALAH! KAU HARUS TETAP MENANG SEKALIPUN KALAH!"

Mendengar teriakan konyol itu sontak membuatnya tertawa kecil. Ia bahkan mulai tak habis pikir melihat kegilaan Sakura yang kembali seperti sedia kala.

Tentu saja hal itu bukan hal yang baru baginya.

Namun untuk yang pertama kalinya, Sasuke merasa sangat senang.

Ia senang ketika menyadari Sakura telah kembali menjadi gadis gila dengan sejuta tingkahnya.

***

"Sasuke-kun!"

Pria yang dipanggil itu menoleh, menatap bingung pada gadis merah muda yang kini tengah berlari dengan riang menghampiri dirinya.

"Selamat atas kemenanganmu, jendral!" Sahut Sakura sembari menunduk seperti abdi negara halo dek.

Hal spontan itu sontak membuat Sasuke sedikit terkejut. Namun tawa gelinya kemudian terdengar begitu saja. "Kau berlebihan, Sakura."

Yang ditegur hanya bisa unjuk gigi. "Aku mau mengembalikan jaketmu." Sahutnya sembari memberikan jaket yang dua minggu lalu Sasuke pinjamkan padanya. "Aku sudah mencucinya dengan penuh cinta dan kasih sayang, hingga wanginya semerbak seperti Downy."

Sasuke menerimanya dengan senyuman tipis. "Hn." Sahutnya.

"Terima kasih banyak. Aku berhutang budi padamu." Ujar Sakura dengan sangat tulus.

"Tidak-"

"Jadi, apakah nanti malam kau ada di rumah?"

Pria itu menyipitkan matanya. "Kenapa?"

"Aku mau memberikan sesuatu padamu dan mama papamu. Anggap saja hadiah dariku."

"Tidak perlu-"

"Mungkin aku akan datang lebih larut, karena aku ada shift kerja dulu. Ku harap kau tidak tertidur sebelum aku datang." Sakura masih terus berbicara sekalipun Sasuke hendak mencegah dan memotong pembicaraannya.

"Jangan-"

"BYE! AKU PULANG DULU!"

Sakura berlari begitu saja meninggalkan Sasuke yang masih termenung. Bagaimana mungkin bisa Sakura melakukan itu padanya?

"Sasuke!"

Kali ini giliran Naruto yang memanggil dirinya. Ada Sai, Shikamaru, Neji, dan Kiba yang juga bersama pria berambut kuning kilat itu.

"Nanti malam ada agenda tidak? Mari nongki. Sebentar aja kok, gak sampai larut malam."

Sasuke berpikir sejenak, mengingat-ingat apakah nanti malam ada agenda yang lebih urgent atau tidak.

Sakura dan Tokyo 105 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang