05 : Seperti Orang Aneh

291 45 4
                                    

Sorak-sorak itu mulai terdengar ricuh. Di dalam kelas sana, siswa dan siswi itu tampak bersemangat menyambut kegiatan kemah yang akan segera diselenggarakan oleh mereka.

"Akan ada 12 motor yang berangkat, setiap motor akan berisi 2 orang. Apakah di sini sudah punya pasangan semotor semua?"

Kembali terdengar sorakan semangat yang begitu menggelegar. Membuat Naruto; ketua kelas itu tampak menutup telinganya dengan spontan.

Sakura tampak terdiam. Ia mendesah kecil. Entah mengapa acara kegiatan kelas seperti ini tidak begitu ia sukai. Karena ia sendiri tidak punya sirkel yang dapat diajak berangkat bersamanya.

"Naruto, apakah kamu sudah bersama dengan yang lain?"

"A-ah, maaf Sakura-chan. Aku sudah bersama-"

"Baiklah. Lalu bagaimana denganmu Sai?"

"Aku juga sudah-"

"Oke. Kamu gimana, Kiba?"

"Sudah-"

Wajah Sakura semakin tertekuk. Perasaan sedih mulai mengelabui dirinya. Mengapa ia sulit sekali punya teman dekat seperti teman-teman kelasnya yang lain?

Ia kembali terduduk. Di sudut matanya, ia melihat beberapa siswi sedang meminta Sasuke untuk mau pergi bersama dengan mereka. Lebih tepatnya berboncengan bersama.

Seharusnya dia juga melakukan itu, namun hari ini rasanya ia enggan. Ia masih sangat merasa sungkan pada pria tampan itu. Bagaimana mungkin ia melupakan kejadian semalam?

Sakura sontak menutup wajahnya, ia sangat malu hingga tak dapat menatap mata Sasuke hari ini.

Rasanya ia ingin terbang ke Pluto saja.

Apakah Sasuke melihatnya seperti orang aneh? Apakah Sasuke melihatnya seperti orang aneh? Apakah Sasuke melihatnya seperti orang aneh?

Tapi dirinya memang aneh.

"Sak-"

"ANEH!"

Kedua bola mata emerald hijau itu membola kala ia menyadari siapa yang baru saja ia teriaki.

"Apakah aku aneh?"

"T-TIDAK!" Saat itu juga Sakura mengumpat pada dirinya sendiri. "Ma-maaf! Aku... Aku tidak sengaja! Aku.. AKU YANG ANEH!"

Rasanya Sasuke ingin tertawa setelah mendengar pengakuan Sakura yang mendadak terdengar sangat lucu. Gadis itu memang aneh, pikirnya.

Gadis merah muda itu sontak memukul pelan bibirnya. Ia ingin segera pindah ke Saturnus saja rasanya.

"Ke-kenapa? Kenapa kamu memanggilku tadi?" Tidak seperti biasanya. Ini adalah momen pertama kalinya Sasuke memanggil dirinya terlebih dahulu. "Jika kau mau membahas yang semalam... a-aku mau minta maaf-"

"Pergi bersamaku."

Suara itu terdengar begitu pelan, membuat Sakura hanya bisa memasang wajah bingungnya. Baru saja akan kembali bersuara, Sasuke sudah kembali pergi meninggalkan dirinya.

Jantung Sakura mendadak berdetak keras.

Apakah ini tandanya ia mulai terkena serangan jantung?

***

Sakura masih termenung menatap Sasuke yang sudah siap di atas motornya.

"Naik."

Dalam otaknya, ia masih terus berpikir. Kenapa hari ini semuanya terasa berubah?

Apakah dia melakukan kesalahan sehingga dunia terbalik begitu saja hari ini?

Sakura dan Tokyo 105 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang