3

370 41 19
                                    


Aku ingin menghentikan waktu. Menghapus semua eksistensi. Menyisakan hanya aku dan kamu

.
.

"Taehyung, kau sudah punya pacar?"

Pemuda manis itu menelan ludahnya gugup sebelum menjawab pelan, "Belum, Hyung. Kenapa?"

Tap.. Tap.. Tap..

"Jika kukatakan aku tertarik padamu, bagaimana pendapatmu?"

Tap.

Langkah keduanya terhenti tepat setelah Taehyung berhenti di depan unit dengan angka 707 di depannya.

Perlahan Omega manis itu menoleh dan mendapati Seokjin yang tengah menatapnya lurus. Ia mencoba menemukan kebohongan atau bias jahil di sana, namun nihil. Seokjin benar-benar serius dengan ucapannya.

"Hyung, mau mampir?"

Taehyung bertanya dengan lembut.  Di satu sisi ia yakin sebagian dirinya yang lain juga memiliki perasaan serupa.

Seokjin tersenyum, tangannya tergerak untuk meraih surai yang menutupi sedikit mata sang Omega, merapikannya.

"Jika kau tidak keberatan."

Taehyung tersenyum malu kemudian mengangguk kecil, "Tidak sama sekali."

Setelah menyapukan sidik jari, pintu itu ia dorong pelan hingga terbuka. Taehyung melangkah masuk terlebih dahulu, diikuti Seokjin yang terus menahan dirinya yang lain untuk tidak melewati batas dan mengambil alih kewarasannya.

Ia hanya bisa mengamati kala Omega manis itu bergerak kesana-kemari menyuguhkan segelas jus jeruk dan kudapan manis berupa beberapa keping kue kering yang ia beli kemarin dan sepotong ciffon cake dari dalam lemari pendingin.

"Silahkan, Hyung."

"Ya, terima kasih, Taehyung-ssi."

"Taehyung."

"Hm?"

"Panggil aku Taehyung saja, tidak perlu embel-embel formalitas. Atau kalau kau mau, panggil Taehyung-ie juga aku tidak keberatan."

Seokjin tertawa, gemas melihat tingkah Taehyung yang langsung menepuk bibirnya pelan sambil sibuk merutuki dirinya usai mengucapkan rentetan kalimat itu.

"Baiklah, Taehyung-ie. Jadi.. apa jawabanmu?"

Omega manis itu memerah hingga telinga, namun ia tak bisa sembunyikan senyum manisnya. Ia mainkan jemarinya, begitu menggemaskan di mata Seokjin.

"A-aku.."

"Maaf jika aku tidak pandai berbasa-basi. Aku juga tidak berpengalaman mendekati siapa pun. Tapi aku mengatakan ini dengan serius. Jadi, tolong jangan anggap aku bercanda."

"Aku tahu, Hyung."

Hening dulu beberapa saat sebelum Taehyung kembali melanjutkan.

"Jujur saja.. aku tidak tahu harus jawab apa. Bagaimana pun kita baru berkenalan. Bagaimana.. kalau kita mencoba memahami satu sama lain dulu?"

Senyum Seokjin mengembang lebar. Taehyung dibuat terpesona karenanya.

"Tentu, dengan senang hati." sahut yang lebih tua dengan mantap.

Seokjin menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Omega yang membuatnya mabuk kepayang itu. Tiada yang tahu bahwa di dalam sana jantung keduanya bertalu ribut.

"You're so gorgeous, Taehyung. Mataku tidak bisa berhenti menatapmu barang sedetik." jujur Seokjin, menatap sang Omega penuh puja.

Taehyung mengulum bibirnya gugup, pun mencoba menahan diri untuk tidak tersenyum bak idiot.

Hidden PheromoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang