Chapter: 1 🍼

14.7K 239 7
                                    


Sudah terhitung dua puluh hari sejak Sasuke kembali dari misi berbahaya di luar desa. Kondisinya masih sama, ia masih kritis dengan alat-alat medis yang terpasang di sekujur tubuhnya. Sakura sebagai istri tetap setia mendampingi sang suami yang tergolek lemah tak berdaya. Tubuh pria Uchiha itu kurus, pucat pasi, dan layu. Sarada sang putri tidak berhenti menangis di sisi sang ibu. Mereka hanya bisa menunggu keajaiban agar Sasuke segera sadar dari komanya.

"Kira-kira jutsu apa yang dikeluarkan oleh monster yang dikalahkan Sasuke-kun waktu itu, Shishou?" tanya Sakura pada Tsunade yang tengah memijit pelipisnya di ruangan pribadinya di rumah sakit, berusaha menenangkan Sakura yang masih bersedih atas musibah yang menimpa suaminya.

"Aku tidak tahu pasti. Monster hasil percobaan yang kabur dari laboratorium Orichimaru itu merapalkan jutsunya dan tidak terjadi apa-apa. Hanya ada kepulan asap hitam pekat yang menghantam tubuh Sasuke." jelas Tsunade yang memang tidak tahu jelas jutsu apa yang dikeluarkan oleh monster aneh berwujud seperti kadal raksasa yang dikalahkan Sasuke waktu itu.

"Sementara ini aku belum bisa menyimpulkan apakah jutsu misterius itu berbahaya atau tidak. Tapi jika kau merasakan ada sesuatu yang aneh pada suamimu, segera sampaikan padaku." tutur Tsunade pada Sakura.

"Baiklah, aku mengerti. Kalau begitu aku pamit dulu, Shishou."

###

Sakura memandang lekat tubuh Sasuke yang penuh dengan luka-luka. Selesai mengganti infus ia masih terus memandangi Sasuke. Tiba-tiba Sakura melihat bibir Sasuke bergerak. Apakah suaminya itu akan sadar? Dan jawabannya adalah 'iya'. Perlahan tapi pasti, mata onyx-nya mulai terbuka, senyum pun mengembang di wajah cantik Sakura. Sasuke mencoba untuk bangun, tapi kemudian Sakura menghalanginya,

"Jangan memaksakan diri, kau masih sakit, Anata!"

Sasuke pun kembali merebahkan tubuhnya. "Katakan... Apa yang terjadi padaku. Kenapa kepalaku terasa sakit...?" Tanya Sasuke masih dengan nada yang lemah.

Sakura terdiam sejenak, hendak bertanya apakah Sasuke tidak mengingat apa pun tentang kejadian saat dia terluka dalam misinya?

"Kau mengalami luka fatal setelah membereskan makhluk-makhluk percobaan Orochimaru yang kabur. Apa kau tidak ingat? Kau terkena jutsu aneh dan langsung koma selama hampir satu bulan lamanya." ucap Sakura yang masih duduk di hadapan Sasuke.

"Lalu siapa kau ini?"

DEG!

Sakura menengok sambil tersenyum, "Aku Sakura. Uchiha Sakura. Istrimu, ibu dari anakmu." Sakura langsung terkejut mendengarnya. Baru kali ini ia bisa berbicara dengan Sasuke tanpa nada dingin darinya.

"Apa? Kau ini bicara apa?" ulang Sasuke sekali lagi. "Kau tampak seumuran ibuku, mana mungkin aku menikah denganmu."

Sakura terbelalak mendengarnya. "Sasuke-kun, ja-jangan bilang kau?!"

"Kau siapa? Di mana ibuku? Di mana dia sekarang?" Sasuke meracau dan membuat Sakura semakin kebingungan. "Aku mau bertemu ibuku!"

"Sasuke-kun, tenanglah!" Sakura berusaha menenangkan Sasuke dengan cara menggenggam tangan pria itu namun segera ditepis dengan kasar.

"Menjauhlah dariku!" ucap Sasuke kasar sambil mendorong Sakura menjauhinya.

'Sasuke-kun, jika aku tidak berarti untukmu di masa ini, mungkin lebih baik aku menjadi orang baru di kehidupanmu...'

###

Hari berganti, kondisi Uchiha Sasuke yang masih buruk mengharuskannya tetap dirawat. Setelah dikenalkan ulang oleh keluarganya, juga teman-temannya, hanya Sakura yang tidak lagi mengulang untuk mengatakan siapa dia sebenarnya. Sakura mengatakan jika Sarada adalah adik sepupu Sasuke. Walau Sasuke tidak mengerti mengapa demikian, tapi ia percaya pada Sakura. Sarada sendiri langsung memahami apa yang terjadi pada ayahnya.

Sakura yang baru mendapat pasien pertama, yakni Sasuke. Dan kini adalah hari pertamanya merawat Sasuke yang sudah sadar.

"Selamat pagi, Sasuke-kun. Ehm... Boleh kan, kupanggil begitu?" sapa Sakura ramah, Sasuke hanya meliriknya sekilas. "Apa kau sudah sarapan?" lanjut Sakura.

"Belum." jawab Sasuke datar.

"Ah, apa perawat lain lupa? Baiklah, kau tunggu di sini biar aku ambilkan sarapan untukmu." Sakura yang tergesa-gesa untuk keluar tiba-tiba membentur pintu, Sasuke yang melihatnya hanya melongo. Sakura tertawa garing, kemudian langsung keluar dari sana dengan samburat merah.

Sasuke yang melihat tingkah Sakura barusan langsung tersenyum tipis. Dipikir-pikir, wanita itu lucu juga. Yah, kira-kira begitulah yang tengah dipikirkan Sasuke.

###

Kondisi Sasuke mulai memburuk. Terlihat di rumah sakit banyak perawat yang berlalu-lalang ketika melihat kondisi Sasuke yang terlihat pucat dan semakin kurus kering. Tsunade segera menerobos masuk ruangan rawat Sasuke dan memerintahkan semua perawat untuk keluar dari ruangan.

"Apa yang terjadi padamu?" Tsunade terlihat khawatir dengan keadaan Sasuke yang mengenaskan, kalau tidak segera ditolong pria itu mungkin saja bisa mati. Dan Sakura murid kesayangannya bisa jadi janda muda.

"Hn," Sasuke hanya bergumam singkat.

"Baiklah aku akan memulai memeriksamu. Sakura, kau bantu aku." perintah Tsunade kepada muridnya itu.

"Baik, Shishou."

"Pertama, Sasuke menjadi seperti ini karena jutsu dari hewan mutasi yang sudah menggigitnya dan menyebarkan asap berwarna gelap pekat." Tsunade menyampaikan hipotesisnya yang pertama.

"Tapi apa hubungannya dengan amnesia yang dialami Sasuke-kun dan mentalnya yang kembali menjadi seperti anak-anak, Shishou?" tanya Sakura.

Tsunade terdiam sejenak, berpikir cukup lama, lalu bergumam, "Aku pun tidak mengerti. Tapi yang jelas, mungkin saja makanan yang dia butuhkan saat ini bukanlah makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Itu sebabnya dia terus saja memuntahkan semua makanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit."

"Sasuke-kun, kau ingin makan apa?" tanya Sakura sambil mendekati wajah Sasuke.

Sasuke menggerakkan kelopak matanya sedikit demi sedikit. Ada lingkaran hitam gelap di bawah kantung matanya. Bibirnya pun kering kerontang. Untuk menjawab pertanyaan Sakura saja rasanya dia tidak sanggup.

Tsunade menatap Sasuke dan Sakura secara bergantian cukup lama. Tidak ada cara lain. Sasuke tidak bisa memakan makanan rumah sakit, dia juga tidak bisa terus menerus diberi infus dan obat-obatan. Sasuke membutuhkan nutrisi atau kalau tidak pria itu akan mati.

"Sakura, ikutlah denganku ke ruanganku sekarang juga."

Sakura mengangguk mengekori Tsunade.

###

"Bagaimana? Apa kau bersedia melakukannya, Sakura?" tanya Tsunade sekali lagi. Sakura menatap Tsunade dengan tatapan lurus. Wajahnya memerah, namun ditepisnya segera dengan menggelengkan kepalanya.

Tsunade berkata jika Sasuke akan mati dalam waktu dekat jika tidak segera diberikan pertolongan. Sedangkan semua tindakan medis seolah tidak banyak membantu kesembuhan pria Uchiha itu. Jalan satu-satunya adalah meminta Sakura untuk menyusui Sasuke agar nutrisi pria itu tetap terjaga. Karena hanya Sakura yang bisa menyusuinya.

"Kau akan kuberikan suntikan perangsang ASI. Dalam 24 jam payudaramu akan sedikit membesar dan kau akan mulai memproduksi ASI. Oh iya, karena Sasuke adalah pria dewasa jadi air susu yang dibutuhkan jauh lebih banyak daripada bayi. Apa kau siap menyusuinya kapan pun dia butuh susu?"

Sakura mengangguk mantap. Tidak ada keraguan sedikit pun di matanya. "Ya, aku siap. Aku akan menjadi ibu susu baginya. Berikan aku suntikan itu, Shishou. Aku ingin segera menyusui Sasuke-kun."
















Author's note:

Hola, salken! Aku author baru di fandom Sasusaku. Panggil aja aku Yuzu. Aku mau minta pembaca di sini harap bijaksana dan sudah berumur paling tidak 18 tahun karena ceritaku ini tidak menggunakan moral-moral yang dianut di kehidupan rl hehe. Jadi buat yang sok alim diharap jangan salah lapak 🙏

Aku juga minta tolong tinggalkan jejak berupa vote dan comment agar Yuzu semangat menulisnya hehe

SASUSAKU : MAMA'S MILK 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang