Cerita tentang dia dan Mereka

20 3 0
                                    

Selama hidupnya Dinna hanya berbaring ditempat tidurnya, dia selalu bermimpi untuk bisa membuka matanya dan melihat indahnya dunia, Dinna yang hidup bersama ibunya hanya berbaring sehari harinya.

"Dinna sini bantuin ibu"

"Bentar Bu aku kesana"

Dinna berlari membuka pintu kayu yang terlihat sudah lumayan tua, ibu Dinna menyalakan api dan menaruh panci besae diatasnya.

"Dinn, kasih makan apinya"

"Kayunya tinggal sedikit Bu"

"Ambil di belakang ada"

Dinna mengambil kayu dibelakang, kayu berupa balok kecil kecil dia ambil semuat tangannya dan memberi makan api ditungku yang terbuat dari tanah. Api memakan kayu itu seperti manusia memakan nasi, memiliki tangan dan mulut untuk mengecap. Dinna adalah gadis yang memiliki kulit sawo langsat namun sedikit putih, cantik, manis, dan juga lucu. Dinna tinggal dirumah tengah hutan yang sedikit jauh dari perkotaan, mengingat dia hanya tinggal dengan ibunya, mereka harus berbagi pekerjaan untuk meringankan beban. Sumber makanan mereka berasal dari alam, sungai yang penuh ikan, hutan yang penuh buah buah an, dan mereka juga berladang untuk memenuhi kebutuhan sayuran.

"Dinna, ambilin air disumur"

"Baik bu"

Sumur mereka tak jauh dari rumah hanya berseling beberapa langkah saja, disekeliling sumur ada banyak sekali kunang kunang yang berterbangan, tapi apa ada kunang kunang dipagi hari?. Kunang kunang bercahaya biru itu tidak redup meskipun melawan teriknya matahari.

"Meow"

Kucing yang memiliki dua ekor yang disetiap ujungnya memunculkan sebuah elemen, yang kanan terlihat membeku dan yang kiri terlihat sepoi sepoi. Kucing menggeliat di kaki Dinna, Dinna membiarkan kucing itu bermain dengannya. Disekitar rumah Dinna banyak sekali kucing kucing elemen yang bervariasi, ada yang bisa mengeluarkan listrik dan lain lain. Kenapa tidak dimanfaatkan saja?, Dinna dan Ibunya menyayangi hewan hewan yang berada disekeliling rumah mereka, bahkan mereka hanya memotong atau mengkonsumsi binatang yang mereka anggap sudah tua atau diambang kematian.

Dinna membopong ember kayu dari sumur untuk dikasihkan kei bunya, terlihat ibunya mengaduk soup yang didalamnya tersapat wortel, lettuce, couliflower, kentang, jagung, dan protein dari ikan yang mereka pancing kemaren.

"Ibu lihat aku dapat ikan"

"Wah besar sekali, kamu hebat Dinna"

Ibunya sangat menyayangi Dinna, ya karena mungkin dia adalah anak satu satunya dan mereka hanya tinggal berdua. Ikan yang besar berwarna biru dan memiliki sirip yang lebar seperti sayap, siripnya berwarna kuning keemasan, dan mereka menyebutnya Golden Blue. Didunia ini ikan ada yang berada di laut dan ada yang terbang diudara, jadi jangan kaget bila menemukan ikan berada diatasmu berenang renang saat kau tidur.

"Ibu apa soup nya masih lama?"

"Tunggu sebentar lagi Dinna"

Aroma dari soup yang menggoda dan isian yang seimbang membuat Dinna tidak sabar memakannya.

"Nih soup nya, mari makan bersama"

Mereka memakan soup yang terletak di wadah mangkuk kayu, dengan sendok dan garpu yang mereka ukir sendiri. Terlihat disendok Dinna ada tulisan namanya, soup yang sangat menggugah selera dan menghangatkan tubuh. Soup kesukaan Dinna ini hampir tiap hari dimasak oleh ibunya, ya karena ini kesukaan Dinna dan yang paling favoritnya.

Kehidupan dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang