Seperti apa yang Aruna duga, hubungannya dengan Algara kini semakin jauh, bahkan rasa-rasanya Aruna sudah tidak lagi memiliki tenaga untuk sekedar mencoba menyelesaikan permasalahan yang ada.
Begitupun juga Algara.
Bahkan satu minggu sudah berlalu namun tak ada perubahan, keduanya benar-benar menganggap segala sesuatunya terasa tidak penting. Dan sekarang, Aruna memutuskan untuk jauh lebih sibuk lagi dengan mengalihkan kegiatannya untuk lebih memantau perkembangan usaha onlinenya.
Sudah merasa cukup, dan segala sesuatunya sudah selesai. Aruna kini memutuskan untuk pergi ke kediaman orangtuanya yang berada di Kemang. Kalau dipikir-pikir, Aruna terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan juga asmaranya hingga lupa jika semenjak menjadi seoarang istri Algara, Aruna jarang bertemu orangtuanya.
Menembus kemacetan yang ada hingga kini dirinya sudah sampai di kediaman orangtuanya dan sekarang tengah membantu sang ibunda merapikan tanaman hias di halaman belakang rumahnya.
"Aku nanti malam tidur disini ya Ma? Boleh kan?"
Dewi menoleh sebentar kearah anaknya, namun tak berselang lama ia kembali mengalihkan atensinya pada tanaman yang ada dihadapannya. "Berantem?" Tanyanya to the point.
"Kalau mau nginep emang harus berantem dulu? Anak mamah ini udah jarang loh kesini, kangen mama papa, kangen kamar, kangen adek." Jawabnya santai, mau bagaimanapun tak akan Aruna ceritakan persoalannya dengan Algara, karena selama ini, baik kedua orangtuanya maupun mertuanya hanya mengetahui bahwa mereka baik-baik saja dan sudah saling menerima.
"Ya tumben aja."
"Jadi boleh nggak nih?"
"Ya boleh, sama orangtua sendiri masa nggak boleh, tapi sama suamimu lho ya? Suruh dia nginep juga."
"Sama aja bohong dong Mah."
"Ajak sekali-kali nginep disini, kan belum pernah juga. Kalau nggak mau yasudah. Terserah kamu."
Aruna mendengkus kesal, merasa usaha membujuk mamanya itu sia-sia. Tak tau mengapa, semenjak menikah dengan Algara, mamanya selalu menyangkut pautkan dirinya dengan Algara. Aruna tau dia sudah menikah, tau betul harus melakukan apapun dengan izin suami. Tapi kenapa persoalan menginap di orangtuanya saja harus ada Algara??
"Yo wes lanjutin ya, mama mau mandi dulu terus siapin bahan masakan. Tapi nanti kamu yang masak ya?"
"Baik nyonya."
"Jangan lupa hubungi suami, ajak makan malam sekalian disini. Kalau nggak mau ya kamu pulang aja. ."
***
Aruna pamit untuk pergi lebih dulu ke kamarnya, berniat untuk mandi setelah ia mengerahkan segala tenaga untuk membuat hidangan yang nikmat dan kini giliran mamanya menuangkan masakan yang telah matang itu kedalam wadah untuk disajikan di meja makan.
Lima belas menit berlalu, kini Aruna sudah lebih segar dan siap menyatap hidangan yang ada. Dan ketika semuanya sudah berada di meja makan, Dewi menginterupsi......
"Algara nanti datang, tunggu sebentar lagi."
"Hah?" Seru Aruna spontan, "Aku belum hubungi Algara loh mah."
"Mas Algara, Aruna. Algara, Algara, nggak sopan kamu."
"Mas Algara maksudnya." Jawabnya tak enak.
"Papa yang telfon, sudah papa suruh makan malam dan menginap disini. Besok kan libur." Timpal Dodi yang tau jika anaknya itu enggan menghubungi suaminya.
Dodi tau permasalahan yang ada, dan dia juga tau betul bagaimana perasaan Aruna bahkan jauh lebih lebih baik dari pada istrinya. Jika Dewi lebih dekat dengan Aruni, maka Dodi lebih dekat dengan Aruna.
![](https://img.wattpad.com/cover/360115904-288-k18392.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's All About Love & Hope [SHORT STORY]
Short StorySHORT STORY KUMPULAN CERITA CERITA PENDEK Cerita ini terdiri dari beberapa chapter saja dengan nama & latar belakang yang berbeda-beda. Cerita ini aku tulis untuk menuangkan ide-ide yang muncul tanpa permisi namun tidak bisa saya tuangkan dalam.be...