Malevolent

727 51 4
                                    

Kai memilih untuk tidak menuruti keinginan Soobin, Ia duduk di sofa yang paling dekat dengan pintu kamar hotel itu agar jika Soobin melakukan sesuatu yang tidak Ia sukai, Ia bisa melarikan diri dengan mudah.

"Apa yang ingin Kau katakan?" Tanya Kai menatap Soobin

"Aku tidak akan mengatakannya sebelum Kau menuruti apa yang aku inginkan, kita bisa saling beradu tatap seperti ini semalaman." Ucap Soobin.

"Aku memilih untuk pergi saja jika begitu." Ucap Kai bangkit dari sofa dimana Ia duduk, Ia merasa lelah terus mengikuti keinginan Soobin. Kepalanya terasa sakit akibat meminum wine, Ia meminum wine terlalu banyak dari yang seharusnya, rasa wine yang sedikit mirip dengan jus anggur kesukaannya membuat Ia lupa bahwa minuman itu mengandung alkohol. Kai ingin segera pulang dan tertidur ditempat tidur empuk yang ada dikamarnya.

"Aku tidak akan melakukan hal itu jika jadi Kau." Ucap Soobin yang melihat Kai berjalan menuju pintu.

"Aku bisa pergi kemana pun yang aku mau, Tuan Choi. Selamat malam." Ucap Kai menatap sekilas pada Soobin yang masih duduk di sofa itu. Entah Kai mendapat keberanian dari mana sehingga Ia berani mengatakan itu pada Soobin, mungkin karena dirinya sedikit mabuk kala itu.

Kai meraih tuas pintu kamar hotel itu dan membukanya, namun pintu itu tertutup kembali. Soobin meletakkan satu tangannya pada pintu itu, memerangkap Kai diantara pintu dan dirinya.

"Ugh." Kai mengerang saat Soobin membalikkan tubuhnya dan mendorong tubuhnya sehingga punggungnya bertabrakan dengan pintu di belakangnya.

"Be good and I'll be gentle, be bad and you'll regret it every single time." Bisik Soobin, mencengkram satu tangannya di dagu Kai dengan bibir keduanya hanya berjarak beberapa inci.

Nafas Kai berhembus dengan berat karena rasa takut, aura yang terpancar pada orang yang ada di depannya itu sungguh tidak menyenangkan.

"Agh." Kai mengerang saat Soobin menempatkan satu pahanya diantara kedua paha Kai, paha Soobin itu menekan daerah pribadi Kai.

"You don't want to see me angry, Babyboy. Itu tidak akan berakhir baik." Bisik Soobin lagi semakin menekan pahanya pada daerah pribadi Kai.

"It hurts." Ucap Kai merintih.

"Apakah Kau mengerti?!"

"I-iya."

Mendengar ucapan Kai, Soobin melepaskan tangannya dari dagu Kai, Ia memegangi lengan Kai dan membawa Kai ke sofa itu lagi.

Soobin duduk di sofa dimana Ia duduk tadi, sementara Kai berdiri di depannya.

"Duduklah." Ucapnya menepuk pahanya seperti yang Ia lakukan saat pertama kali Ia meminta Kai untuk duduk di pangkuannya.

Dengan rasa enggan Kai duduk menyamping dipangkuan Soobin.

"L-lalu apa yang ingin Kau katakan?" Ucap Kai ingin segera mengakhiri kegiatannya itu.

"Aku ingin Kau menjadi milikku." Ucap Soobin.

Kai terdiam, Ia tidak tau harus bereaksi seperti apa, hal yang hanya Kai ketahui tentang Soobin adalah namanya saja, selain itu Kai tidak mengetahui apa - apa. Mereka mungkin sudah melakukan beberapa hal intim tapi bagi Kai itu hanyalah nafsu sesaat, Ia tidak ingin berhubungan lebih jauh dengan Soobin. Ia pun merasa bodoh telah membiarkan seorang lelaki melakukan hal - hal seperti itu padanya.

" If you were mine, i'll give the world to you. Aku akan memberikan apapun yang Kau inginkan, Kau hanya tinggal menyebutkannya saja." Ucap Soobin.

"Aku bukanlah sebuah barang, Tuan Choi. Kau tidak bisa memiliki aku semaumu. And i'm not a gold digger!" Ucap Kai, berusaha untuk tegas dan mengabaikan wangi parfum Soobin yang menggoda.

His ~Sookai~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang