Scarlet Innocence

1.2K 97 22
                                    

This book is not recommended for those with any triggers or sensitivities to violence, torture.

Read at your own risk!


Nafas Kai tercekat kala merasakan tangan Soobin yang meremas paha bagian dalamnya itu hampir mengenai daerah pribadinya. Soobin tersenyum miring melihat Kai duduk dengan gelisah dipangkuannya.

Tangan Soobin mulai mengusap perlahan paha bagian dalam Kai, membuat tarikan nafas Kai semakin berat. Ia tidak tahu bahwa sentuhan tangan orang lain di pahanya itu dapat membuatnya terangsang, terlebih lagi orang yang melakukan hal itu padanya adalah orang yang baru saja Ia kenal. Hembusan nafas Soobin yang mengenai lehernya terasa menggelitik, membuat segalanya menjadi lebih buruk lagi bagi Kai.

Kai merintih pelan, menahan desahan yang akan keluar saat Soobin meremas gundukan yang ada pada celananya.

"Don't hide it, babyboy. I wanna hear you moan." Bisik Soobin di telinga Kai, Ia mengigit pelan daun telinga Kai.

"Agh." Kai mendesah pelan saat remasan Soobin pada gundukan di celananya mengencang, Kai memegangi lengan Soobin.

"Tu, tuan." Kai mencoba melepaskan tangan Soobin yang memegangi daerah pribadinya yang terasa mulai mengeras.

"Please stop." Ucap Kai memohon, Ia mulai merasa takut karena Soobin membangkitkan sisi yang ada dalam dirinya yang Ia sendiri tidak pernah mengetahuinya.

"Aku tau Kau menyukainya." Ucap Soobin, Ia mengecup mole Kai yang ada di lehernya. Kai meremat kain kemeja yang menutupi dada Soobin.

Kai terkejut saat Soobin meraih kancing celana jeansnya dan membukanya. Penis Kai yang mengeras dibalik celana jeans membuat celana yang Ia pakai terasa ketat.

"T-tuan." Kai memegangi lengan Soobin agar tidak bergerak lebih jauh lagi. Meskipun miliknya yang sudah mengeras itu terasa menyakitkan bila tidak dikeluarkan namun Ia tidak bisa melakukan hal mesum di dalam mobil seseorang walaupun hanya ada mereka berdua didalam mobil itu, terlebih lagi mobil itu terparkir di pekarangan parkir kampusnya.

Kai berpikir bagaimana bila ada seseorang yang melihat apa yang mereka lakukan di dalam mobil, meskipun Ia ragu orang lain bisa melihat dengan jelas ke dalam mobil hitam yang memiliki jendela berkaca gelap itu.

"Ssst..tenanglah." Bisik Soobin di telinga Kai.

"I just want to makes you feels good." Tangan Soobin menyelinap masuk ke dalam celana Kai.

"Ngh." Kai menggigit bibirnya saat tangan besar Soobin menyentuh penisnya.

Satu tangan Kai meremas jas hitam yang menutupi lengan Soobin. Kai melenguh saat tangan Soobin mulai memijat miliknya naik turun, satu tangannya yang lain membuka kancing kemeja yang Kai pakai hingga tubuh bagian depan Kai terbuka. Jari jemari Soobin mulai bermain di tubuh bagian atas Kai.

Kai dapat merasakan lidah basah Soobin dilehernya, jari jemarinya bermain di nipple Kai sementara satu tangannya yang lain mengocok milik Kai naik turun. Hal yang dilakukan Soobin membuat tubuh Kai menggelinjang, nafasnya berhembus dengan kasar.

Bibir Soobin menciumi kecil leher Kai saat kepala Kai mendongak dan bersandar pada bahu Soobin, Ia merasakan sesuatu di perutnya, kedua tangannya berpegangan pada sisi-sisi samping paha Soobin, nafas Kai semakin memburu.

"Good Boy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Good Boy." Bisik Soobin, saat cairan putih kental milik Kai mengenai tangannya.

—————————————————————————

Kai menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur, membenamkan wajahnya pada bantal dan berteriak kencang. Ia merasa sangat malu, Kai tidak ingin bertemu dengan Soobin lagi setelah apa yang terjadi didalam mobilnya.

Ia mengusak wajahnya kasar, membolak balikan tubuhnya ke kanan dan kiri. Ia Memejamkan kedua matanya rapat - rapat, berusaha untuk tidur dan tidak memikirkan hal itu lagi. Tubuhnya terasa lelah karena kegiatan di kampusnya hari itu, pikirannya yang berkeliaran itu membuatnya sulit untuk tidur.

Pagi harinya Kai terbangun dengan kedua matanya terasa lelah, entah saat itu Ia sudah tertidur atau Ia tidak tertidur sama sekali semalaman. Kai memikirkan rencananya hari itu untuk pergi ke Willow Bears bersama Taehyun untuk membeli molang limited edition yang sedikit memperbaiki moodnya pagi itu.

Dadanya berdegup kencang saat Ia keluar dari lift apartmentnya, Ia merasa tidak siap untuk bertemu Soobin lagi.

Kedua matanya menatap pada pekarangan parkir apartmentnya saat Ia berjalan mendekati pintu lobby. Ia merasa lega karena tidak melihat mobil sedan hitam di tempat parkir apartmentnya, Kai mengacuhkan sekelebat perasaan kecewa yang muncul dalam benaknya.

Mungkin Ia sudah mendapatkan apa yang Ia mau. Pikir Kai dalam hati kecilnya melihat Soobin tidak menjemputnya seperti kemarin.

Kedua kakinya mulai melangkah menuju kampusnya yang berjarak tidak terlalu jauh sehingga Kai selalu pergi dengan berjalan kaki.

Kai berdecih kesal saat Ia telah berada di dalam toko yang menjual plushie kesayangannya itu.

"Apa kita akan cari di toko lain saja Kai?" Tanya Taehyun padanya setelah penjaga toko disana mengatakan bahwa plushie yang Ia ingin beli sudah habis terjual.

"Baiklah." Ucap Kai pelan, Ia melangkahkan kakinya dengan gontai keluar dari toko itu.

Mereka berdua berjalan menyusuri pertokoan yang ada di Gangnam yang cukup banyak dan memasuki toko mainan ataupun pernak pernik yang ada disana, namun mereka selalu keluar dengan tangan kosong.

"Sudahlah, Taehyun. Kita pulang saja." Ucap Kai yang sudah merasa kedua kakinya sakit.

"Apakah kita coba mencarinya ke Myeong-Dong saja?" Tanya Taehyun masih bersemangat.

"Di Gangnam saja tidak ada, sepertinya disana juga akan nihil." Ucap Kai, Ia tidak ingin membuang waktu dan tenaganya.

"Baiklah, kita makan dulu sebelum pulang ya." Ucap Taehyun.

Kai mengangguk setuju.

Saat Ia sampai di apartment, Kai menyandarkan tubuhnya pada  dinding lift apartment yang membawanya menuju ke lantai 8 dimana kamarnya itu berada. Kai berjalan dengan menunduk saat Ia keluar dari lift dan melewati koridor apartment.

Kai sedang menekan passcode pintu kamar apartmentnya saat Ia melihat box besar berwarna coklat yang diatasnya ada secarik kertas bertuliskan namanya.

Dahi Kai berkerut,
"Apa kurir yang menyimpannya disini?" Gumam Kai, Ia mengingat-ingat apakah Ia sedang memesan barang secara online. Kai mengambil box itu dan membawanya masuk kedalam kamarnya.

Kai menaruh box itu pada meja makan dan membuka box tersebut.

Kedua matanya membulat kaget saat melihat isi box tersebut yang terdapat benda yang seharian ini Ia cari, Kai berdiri mematung.

Kai mungkin akan melompat kegirangan jika Ia kenal dengan orang yang mengiriminya plushie limited edition itu.

Kai merogoh saku celananya saat merasakan ponsel yang berada di saku celananya bergetar. Ia menatap layar ponselnya yang terdapat notifikasi pesan masuk.

From: Unknown

Do you like my presents, Babyboy? Aku ingin Kau memakainya besok malam."

Dahi Kai mengernyit, Ia merasa merinding secara tiba - tiba, Ia mengetahui siapa pengirim pesan ke ponselnya itu karena orang itu adalah satu - satunya yang memanggil Kai dengan sebutan 'Babyboy'.

Darimana Ia tau nomor ponselku? Bagaimana Ia tau tentang plushie limited edition itu?

Memakai? Apakah ada benda lain di dalam box ini selain plushie?

Kai mengangkat plushie berukuran besar dari dalam box itu dan melihat ada sebuah box lagi yang berada dibawahnya. Ia menyimpan plushie itu diatas meja dan mengambil box yang berada dibawah plushie tadi.

Kedua mata Kai membulat kaget saat melihat benda apa yang berada didalam box itu.

His ~Sookai~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang