Chapter satu: [Ketauan]

554 66 12
                                    

Disalah satu ruangan karaoke dihiasi oleh suara-suara manusia yang bernyanyi melantun-kan berbagai lagu, bersenang-senang menikmati kehidupan. Ada juga beberapa orang berbeda jenis kelamin yang saling bermesraan dengan rasa cinta.

Salah satunya pemuda dengan mata dua warna, rambut ujungnya yang berwarna hijau dan campuran hitam, Oliver Aiku- merangkul seorang gadis dengan mesra sesekali mereka tertawa saling bercanda.

"Kamu sangat cantik hari ini, sayang~." Aiku tersenyum manis memuji sang gadis yang disampingnya.

"Ah Aiku, jangan begitu aku jadi malu~." Sang gadis membalas dengan wajah tersipu, ia melanjutkan, "Kamu juga sangat tampan hari ini~." Gadis tersebut berbicara memeluk Aiku dengan mesra.

"Tentu saja aku akan pacarmu~." Dibalas balik oleh Aiku dengan suara beratnya. Wajah keduanya berdekatan, tatapan penuh nafsu menghiasi pandangan.

"Jadi aku siapa?"

DEG

Tubuh Aiku menegang tak kala ia tau siapa pemilik dari suara tersebut, Kiyoshi [Name]- pacarnya yang kelima sekaligus gadis yang paling cantik diantara pacar-pacarnya yang lain.

[Name] menghembus nafas kasar, tangannya tergerak memijit pelipisnya sendiri, ia tau kalau pacar rahasianya ini dirumorkan sebagai seorang playboy, namun ini pertama kalinya [Name] melihat langsung Aiku berselingkuh didepan matanya.

"Ah [Name], kok bisa ada disini?" Aiku bertanya dengan santai tanpa rasa bersalah.

"Dia siapa, sayang?" Gadis yang ada disamping Aiku bertanya dengan bingung.

"Siapa yang jadi selingkuhan, aku atau dia?" [Name] kembali bertanya membalas tatapan Aiku.

"Kamu hehe, ini pacar aku yang keempat, kalau kamu
yang kelima, jadi kamu selingkuhannya." Aiku membalas menunjukkan cengiran terlihat jelas diwajah tampannya. Cih tampan apanya? Kayak om om iya.

Gadis disampingnya berdiri dengan wajah kesal, "APA? KAMU BILANG AKU PACAR KAMU YANG KEEMPAT? DAN DIA YANG KELIMA?" Gadis tersebut berteriak dengan lantang, membuat beberapa orang didalam ruangan menghentikan kegiatan mereka.

"Ah jangan marah-marah gitu, aku bisa jelasin kok." Aiku menjawab menahan tangan sang gadis. Sedangkan [Name] hanya diam, berdiri dengan kedua tangan didalam saku celananya.

"Ternyata Sae gak ada disini." [Name] membatin setelah netranya menelisik ruangan.

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Aiku, "MULAI SEKARANG KITA PUTUS!" Gadis yang telah menampar Kapten sepak bola tersebut berbicara dengan murka sebelum akhirnya ia melangkahkan kaki meninggalkan mereka.

"Aduh, sakit." Aiku meringis sedikit menggosokkan bekas tamparannya dengan perlahan. Ia melirik kearah [Name] yang juga sedang melihat dirinya. [Name] menghembus nafas panjang sebelum berbalik ingin pergi meninggalkan sang pemuda.

"[Name], kita gak putuskan?" Suara Aiku terdengar memasuki telinga membuat [Name] menghentikan langkahnya.

"Bajingan Aiku, padahal udh ketahuan malah masih nanya." Otoya: seorang pemuda yang menjadi sohib karib Aiku bergumam pelan.

[Name] memutarkan sedikit tubuhnya melirik Aiku sebelum menjawab, "Terserahmu mau kayak mana." Setelahnya benar-benar pergi meninggalkan manusia brengsek yang sialnya didambakan oleh para hawa.

"Gila, ajaib banget dia gak ngamuk." Pemuda lainnya berbicara setelah [Name] meninggalkan mereka, Karasu: Sama seperti Otoya, Karasu juga sahabat dekat Aiku.

"Kenapa cuman [Name] yang lo pertahanin? Bukannya lo bisa cari yang lain, Aiku?" Otoya bertanya dengan rasa penasaran. Otoya rasa untuk seorang Aiku mencari gadis yang lebih dari [Name] itu perkara mudah.

"Karna cantik? Kalau dia gak pacaran sama Aiku udah gua sikat." Bukan Aiku yang menjawab melainkan Karasu, jika saja ia tidak kalah cepat dengan Aiku, pasti [Name] jadi miliknya. Cih, kepedan amat mahluk satu ini.

"Dia satu-satunya cewek yang bisa bikin gw gak bosen, bener sih kata Karasu, gara-gara dia cantik, kalau gw sama dia, gw jadi gak pernah bosen buat merhatiin dia." Aiku menjawab dengan senyuman, bisakah kita mengatakan senyumannya benar-benar tulus kali ini?

"Kalau gak cantik bakaln lo buang dong?" Otoya bertanya sambil memakan cemilan yang ada diatas meja.

"Yoi." Dan Aiku menjawabnya dengan cepat. Baik, sepertinya mahluk satu ini tidak dapat dipercaya.

"Kok kita jadi ngebahas cewek tadi? Ayo dong lanjut senang-senangnya." Seorang gadis disamping Karasu berbicara dengan wajah cemberut.

"Let's go, lagu selanjutnya." Aiku berteriak dengan semangat seakan tidak ada yang terjadi sebelumnya. Mereka melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda, kembali bersenang-senang dengan bahagia.

[Name] melangkahkan kaki jenjangnya menuruni anak tangga satu persatu, hingga didekat pintu keluar berdiri seorang remaja laki-laki yang memasukkan kedua tangannya disaku celana, dengan wajah bak seorang dewa.

Itoshi Sae- melihat [Name] dengan ekspresi datar, ia menyandarkan tubuhnya kedinding, "Udah putus?" Sae mengeluarkan suara berat bertanya kepada [Name].

[Name] menghembus nafas kasar sebelum menjawab, "Gak." Jujur saja saat ini [Name] merasa sedikit sakit hati karna Aiku yang terlihat semena-mena, meskipun mereka baru pacaran dua minggu, tapi siapa yang tidak kecewa jika dikhianati? Padahal Aiku selalu memperlakukan [Name] dengan sangat romantis, seakan [Name] adalah cinta abadinya, siapa sangka semua itu hanyalah kebohongan semata.

"Karna terlalu lama sama dia, lo jadi bego gini, ya?" Sae berbicara mengeluarkan kata-kata tajam, bagaimana bisa ia berkata dengan ekspresi datar begitu. Dasar keluarga Itoshi!

"Menurut lo, gara-gara siapa gua pacaran sama dia?!" [Name] bertanya dengan kekesalan. Hanya dijawab dengan kemiringan kepala oleh sang pemuda.

"Itu semua gara lo!" [Name] mengangkat jari telunjuknya tepat kewajah Sae, "Coba aja lo gak mutusin gua, pasti gua gak akan pacaran sama Aiku!"

"Apa hubungannya sama gua? Siapa suruh lo terima."

"Yakan gua terima supaya lo cemburu, terus kita balikan. Tapi lo nya malah gak peduli! Udahlah pokonya ini semua salah lo, jadi pergi jauh-jauh sana!" Setelah menjawab Sae dengan kesal [Name] keluar meninggalkan tempat karaoke dan Sae.

"Dasar Aiku brengsek! Liat aja bakalan gua kasih pelajaran lo nanti!" [Name] bergumam pelan setalah ia berada diluar.

Anak sulung dari keluarga Itoshi menarik sudut bibirnya- tersenyum setelah mengetahui fakta tentang pujaan hatinya. Sae dan [Name] sudah pernah berpacaran selama dua tahun lamanya, namun hubungan mereka sempat putus, dan saat itulah secara kebetulan Aiku menembak [Name], [Name] menerima hal tersebut karna berfikir ia bisa membuat seorang Sae cemburu, dan mereka kembali bisa balikan, apalah daya kenyataan tak seindah realita.

"Padahal dia yang mutusin gua, dia juga yang ternyata mau balikan, dasar cewek." Sae berbicara sembari melangkah keluar, ia berjalan kearah yang sama dengan [Name], lebih tepatnya memang sengaja mengikuti [Name].

Sebelum itu Sae mengeluarkan ponsel miliknya dan masuk ke aplikasi pesan. "Gua gak jadi ikut." Sae mengirim pesan tersebut kegrup yang terisi oleh Shidou, Aiku, Karasu, Otoya dan beberapa remaja laki-laki lainnya. Mereka hari ini ada janjian untuk nongkrong bersama, yah ditempat karaoke tadi.

"Lebih baik gua bareng sama cewek gua." Sae bergumam tak kala melihat [Name] yang masuk kesalah satu toko, gadis itu pasti mau membeli makan untuk kembali menaikkan moodnya.

Bersambung~
Chapter Dua: 30-01-2024

Tiada hari tanpa menghalu~(┛✧Д✧))┛
Bentar dulu, kalian enak gak sih kalau baca ceritanya pakek bahasa nonformal begini? Apa aku ubah aja ya jadi bahasa baku. Bagaimana bagusnya? Aku bingung (*﹏*;)

༺•Crazy Relationship [Blue Lock]•༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang