DEMI VERSI TERBAIK DARI DIRI KITA.
Oleh: Muhammad Ariadi.Seorang bayi yang dilahirkan hanya tahu air susu dan makanan agar ia cepat berkembang, seorang anak hanya tahu bermain tanpa ingat waktu supaya dia bisa melupakan hal-hal yang tidak dirinya sukai dari sebuah didikan yang masih belum ia mengerti, remaja yang salah dalam mengambil jalan hidup juga merupakan pengalihan dari suatu masalah hidup yang belum bisa ia jawab.
Ketika kau menegaskan dirimu untuk memilih suatu pilihan, jangan lupakan kalau itu bukanlah satu-satunya pilihan, dan setiap pilihan itu mempunyai resiko serta tanggung jawabnya masing-masing.
Mampukah kita menerima jika ada oranglain yang meragukan keputusan kita? Mampukah diri kita meyakinkan bahwa kita benar ketika ada yang bilang bahwa pilihan itu salah? Atau justru kita terjatuh dalam keraguan dimana hati kecil kita terus berseru agar kita kembali bangkit?
Tentu bukan rahasia jika kita meyakini apa yang terbaik untuk kita, belum tentu baik untuk oranglain, tapi bukankah kita juga pernah meyakini kalau inilah yang terbaik untuk kita dan untuk oranglain?
Maka ketika kita terjatuh dalam jurang keraguan yang mendalam. Jangan pernah lupa, kalau masih banyak orang yang hendak melihat kita bahagia.
Orangtua yang ingin melihat masadepan anaknya yang gemilang serta penuh harap, kakak yang ingin melihat adiknya berkembang, adik yang menanti pelajaran berharga dari pengalaman kita, keluarga yang ingin melihat kita di masadepan.
Terlalu banyak tanggung jawab yang akan kita tunda ketika kita memilih untuk berpaling.
Tunaikan lah keinginan mereka, karena itulah yang terbaik bagi mereka dan diri kita.
Bukankah ketika kita tidak menyukai sesuatu, maka kita cenderung menolak serta melakukan apapun untuk menghindarinya? Maka ketika kita jatuh dalam keterpurukan, sudah semestinya kita tidak berlarut-larut di dalam tempat yang membuat kita semakin jatuh.
Perasaan tidak bisa di rupa, hati tidak bisa di selamatkan dari perasaan.
Bangunlah! Berjalanlah! Walau harus tanpa alas, karena pecahan masalalu terkadang memberikan luka yang dangat mendalam.
Semua itu kita lalui demi versi diri kita yang kita impikan.