Manisnya Dewasa

32 2 1
                                    


"Kemana perginya kelalawar malam yang terlihat jelas karna purnama?" Pertanyaan itu ternginang dalam kepalanya, sembari terus menatap gelapnya langit.

Selamat tinggal masa kecil...

Ia menarik nafas panjang, sembari mengingat kenangan masa lalu yang ia bakar dalam keheningan.

Tanpa pernah terpikirkan betapa menyesalnya ia menjadi dewasa. Pelajaran serta pengalaman kehidupan menjadi pemberat dari kedua kelopak matanya.

Ia tak lagi mengenal kehidupan manis waktu itu, dimana ia masih merasa bebas dari waktu yang sekarang harus ia kejar.

Karna beratnya beban itu, merasa bahwa mati adalah hal terbaik dan juga terbodoh yang mungkin ia lakukan.

Namun selalu manis bukan berarti nyaman...

Kepahitan diperlukan pada satu buah Pare, kekecutan diperlukan pada sebiji asam, dan kemanisan juga diperlukan pada buah yang matang.
Menjadi dewasa bukan berarti tidak akan pernah lagi mengenal manis serta indahnya kehidupan, tetapi ada kematangan dalam setiap kehidupan, dimana ia akan mendapatkan rasa manis yang tidak akan pernah terlupakan.

M. Ariadi.

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang