Re: Evolution Online

1-20

Re: Evolution Online Bab 1 -

Kesempatan Kedua

Bab 1 - Kesempatan Kedua

Pukulan keras!

Sebuah kaki besar dan besar mendarat di perut seorang pemuda yang

tampak seperti hanya sekantung kulit dan tulang.

Apakah aku atau tidak memintamu untuk membawa lebih banyak uang

makan siang hari ini? Apakah kamu mengharapkan aku kelaparan, jalang?

Seorang anak muda yang pendek dan sehat mengenakan seragam sekolah

meludah ketika dia mendaratkan tendangan lagi pada sosok kurus itu.

Hal ini membuatnya tertekuk dan pingsan, batuk lebih banyak darah di

tanah.

"Aish Hati-hati, kawan. Jangan bunuh dia atau apalah." Siswa lain yang

berdiri di dekatnya menimpali.

Nah perempuan jalang ini mungkin tidak bertulang tapi dia cukup tahan

lama. Benar kan, Liam? Bukankah kamu karung tinju terbaik di seluruh

sekolah?

Siswa yang lebih sehat mengangkat kakinya untuk mendaratkan tendangan

lain pada anak laki-laki yang tampaknya hampir mati dan meringkuk

tergeletak di tanah, tapi untungnya baginya, bel sekolah berbunyi keras

pada detik berikutnya, menarik perhatian semua orang.

"Baiklah. Ayo pergi. Itu kelas wanita tua yang jahat itu. Aku tidak ingin

menghabiskan malamku di tahanan menatap wajah jelek itu lagi."

Sekelompok siswa sekolah menengah yang tinggi dan kokoh mengobrol di

antara mereka sendiri dan dengan santai berjalan keluar dari gang kecil, di

mana karung tinju ditinggalkan tanpa peduli atau khawatir.

Liam terbaring diam, benar-benar diam dan membeku, bahkan takut untuk

menarik napas lagi, tapi itu bukan karena dia takut pada sekelompok

pengganggu di sekolah menengah yang baru saja menghajarnya. Melainkan

karena sesuatu yang sama sekali berbeda

Beberapa detik yang lalu, dia telah berjuang untuk hidupnya, berjuang

untuk ramuan yang merupakan salah satu harta surgawi.

Tapi bagaimana dia bisa dibandingkan dengan monster lain yang juga

bersaing dengannya untuk mendapatkan harta yang sama? Bagaimanapun,

dia hanyalah anak kecil.

Jadi pada akhirnya, sebuah serangan mendarat dan dia terbunuh tanpa

keringat apapun tapi entah kenapa bukannya mati, dia malah kembali ke

masa lalu, ke 3 tahun yang lalu ketika semuanya dimulai.

Detik demi detik berlalu perlahan, Liam semakin yakin bahwa semua yang

terjadi memang nyata dan bukan sekadar angan-angan belaka.

Tidak ada keraguan! Dia entah bagaimana secara ajaib kembali ke masa

ketika dia masih muda ketika dia masih di sekolah menengah ketika