••••
"Berarti bunuh diri ya?" tanya Galang mencoba menyimpulkan.
"Lo tolol atau bego sih, Lang? Ini kasus pembunuhan, ege!" sahut Leandro menyeletuk.
"Sante dong bang."
"Terus gimana? Kita harus teliti apaan?" tanya Bastian agak ketus, dikit.
Liam mengembuskan napasnya sebentar seraya menyilangkan kedua tangan depan dada. Jelas dari raut wajahnya yang terlihat serius, dahi berkerut dan alis menekuk tandanya sedang berpikir keras mengenai kasus kali ini.
"Gue punya ide!" cetus Hendery tiba-tiba, membuat semua mata kini menatapnya. "Ayo ke ruang berkas ZHS!"
•••
Seluruh anggota Ablas pergi ke ruang berkas THS untuk meneliti siapa korban yang baru saja tewas tadi demi memecahkan teka-teki apakah korban kidal atau kadal.
Sebenarnya fine-fine saja kalau mereka masuk ke ruang berkas THS pagi atau siang hari, lah ini, malam hari! Buat apa coba? Hari masih banyak juga. Yang pasti jawaban mereka agar tidak didahulukan oleh HN Class ataupun N Class. Ablas lebih ingin cepat menemukan siapa yang membuat keberadaan anggota Ablas ada di sini.
Ruang berkas ini terlihat sangat rapi dan bersih. Meski malam telah gelap, Ablas Tim tetap nekat hanya dengan senter dari ponsel masing-masing yang menemani.
Sesampainya mereka di dalam ruang berkas ZHS, mereka sedikit tercengang dengan ruangan yang begini luas ini ternyata berada di pojok ruangan terpencil ZHS.
"Wih luas amat," celetuk Zevan kagum, melangkah pelan bersama anggota Ablas.
"Gila, gue nggak sangka kepsek punya ruangan seluas ini di ZHS. Terpencil banget, cuy!" ucap Galang dengan bola mata menerawang ke segala arah. "Ini seluas ini cuma buat berkas-berkas doang kah?"
"Yang gue denger sih iya. Katanya isinya itu buat data-data murid ZHS beserta para guru dan warga ZHS lain juga," jawab Hendery.
"Tapi murid ZHS nggak banyak, terus kenapa di setiap rak berkas ini selalu ada map berisi berkas dokumen-dokumen gitu?" tanya Daffa.
"Mungkin kepsek mau menyiapkan itu biar gak keteteran kalau tiba-tiba ZHS banyak siswa atau siswi baru yang daftar," kali ini Liam yang menjawab.
Daffa manggut-manggut mengerti.
"Terus ruangan segede ini seriusan cuma buat nyimpen berkas-berkas kayak gitu?" tanya Samudera terlihat tidak percaya.
"Nggak cuma itu, Sam," sahut Leandro.
"Hah? Ada apalagi di sini?"
"Simpenannya kepsek," celetuk Leandro sembarangan.
"Lo kalo ngomong suka ngaco, anjir!" omel Samudera.
"Aneh amat sih, masa ruangan berkas gini ada lemari segala?" Zevan mengomentari.
"Dibilangin ada simpenannya kepsek," kata Leandro sukses membuat anggota Ablas meliriknya sinis. "Apaan, njir? Ngapa lo semua lirik gue gitu? Simpenan itu baju celana maksud gue, ett dahh, pikiran lo semua apaan sih?"
"Oohh, kirain suami simpenan." Nah, kalau yang ini ngomongnya sama sekali nggak kesaring nih, si Hendery bener-bener memang.
Leandro tertawa lepas. "WAH-WAH KEBANGETAN TUH LO, HEN."
Hendery cuma cengegesan sebagai respon.
"Ini kayaknya berkas-berkas terbaru deh," ucap Liam memberhentikan langkahnya membuat anggota Ablas lain yang ada di belakangnya pun ikut berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasi Zodiak 2222 : Zevan
Разное"Eh, ini gue di mana?" Siapa yang pernah tahu, pada malam hari saat siswa tengil kelas XI Zodiak High School yang bernama Zevan Erlangga mengambil pulpennya yang lupa dikembalikan karena tadi dipinjam Bu Rika sampai dibawa ke kantor guru membuat pem...