1. Perkara Pulpen

975 85 12
                                    


Zodiak High School. Bukan sekolah elite yang jumlah spp-nya segede gaban, bukan juga sekolah yang menaungi siswa-siswi berbakat, justru menaungi siswa-siswi beban. Murid ZHS kebanyakan lulusan kandang harimau dan makhluk RSJ.

Ada guru BK di sana seorang perempuan. Namanya Ita Richardo. Namanya bagus, tapi panggilannya Bu Haha. Sepertinya yang sengklek itu bukan hanya murid-muridnya, tapi guru-gurunya juga.

ZHS sering dikenal : ekskulnya elite orang waras sulit.

Bu Haha sering menggerutu karena harus berhadapan dengan siswa tengil di kelas XII.

Bu Haha kini tengah duduk di kursi ruang BK bersama siswa tengil itu dihadapannya. Bu Haha menghela napas berat, lalu bertanya, "Kamu kan sudah Ibu sering bilang jangan mandi di sekolah, terus kenapa kamu masih mandi di toilet sekolah? Bahkan sampai cukur kepala dan ketek massal segala. Kamu kira ini sekolah atau babishop?"

"Barbershop, Bu," koreksi siswa tengil itu.

"Iya maksud saya itu."

Siswa tengil itu cengegesan. "Gerah, Bu. Tadi juga tangan saya nggak sengaja nyelup es teh manis, jadi lengket nih, Bu."

"Itu mah kamu sengaja. Saya lihat ya kamu kobokin es teh kamu sendiri sama akuarium sekolah, jangan coba-coba ngibulin saya deh."

"Gabut saya, Bu."

"Saya tau kamu gampang gabut, tapi faedahnya kobokin air akuarium sama es teh manis terus mandi massal di toilet apa? Biaya jadi keluar banyak gegara kamu, Zevan Erlangga."

Siswa tengil bernama Zevan Erlangga itu tersenyum kecut. "Ya udah nanti saya ganti."

"Apanya?"

"Otak Ibu," seloroh Zevan. "Ya biaya airnya lah, Bu."

"Seenaknya aja kamu kalau ngomong, kamu kira saya gampang ditipu? Anak seumuran kamu palingan uangnya cuma sepuluh ribu. ZHS udah rugi keluar biaya karena boros air sekitar satu jutaan lebih."

Zevan mengembuskan napas panjang. "Nanti saya balikin lima juta, deal nggak, Bu? Tapi biarin saya bebas mau kayang, salto atau lompat harimau terserah saya."

Astagfirullah, tengilnya kelewatan, batin Bu Haha sangat letih batin. Nggak pa-pa deh, kan rugi ZHS cuma dua juta, sisanya masuk kantung saya kan lumayan.

••••

Sesampainya Zevan di jelas setelah dapat hidayah dari Bu Haha, dia langsung duduk di kursinya yang ada di pojok kanan paling belakang. Zevan langsung mengambil bukunya, lalu mengipasi dirinya agar suasana panas tidak membuatnya kelabakan.

"Kenapa lo, Zev?" tanya Reizy Dentara---teman dekatnya Zevan yang duduk di bangku sebelah Zevan.

"Harus banget nih gue di sini? DINGINNN!"

"Panas gini dibilang dingin," celetuk Reizy. Memang benar, kelas Zevan XI-A ini AC-nya seperti hanya untuk cadangan doang, fungsinya tidak ada sama sekali.

"Yehh, lo mah kena azab," ucap Zevan dengan ketus.

Reizy langsung menempeleng kepala Zevan.

Tak berlangsung lama setelah itu, tiba-tiba kepala sekolah datang ke kelas Zevan memberikan sedikit dorongan motivasi untuk kelompok manusia hutan seperti kelas Zevan saat ini.

Zevan menaruh kepalanya di atas meja. Pemuda itu terlalu malas menyimak dorongan motivasi kehidupan. Namun, Zevan dibuat terkejut oleh kepsek yang mendatangi mejanya tiba-tiba.

"Nak."

"KAKAKAKKUKUKUKEKE!" Zevan langsung bangun dengan posisi masih duduk. Dia latah karena kaget kepsek sudah ada dihadapannya sekarang. "M-maaf, Bu, saya latah.. "

Rasi Zodiak 2222 : ZevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang