MONSTER-YR

1K 113 13
                                    


02. ini lukaku


Saat ingin menutup mata,suara gebrakan terdengar,Yori tau itu pasti ayahnya,Yori berdiri untuk membuka pintu rumahnya.
"Akhh,minggir"

Yori hampir saja terhuyung, untung saja ada pintu yang dipegangnya.

Yori hanya menatap ayahnya yang perlahan hilang dari pandangannya.

Menutup pintu,dan pergi ke kamarnya kembali,Yori membaringkan tubuhnya,bau alkohol sangat lengket pada ayahnya.

Tak sadar waktu terus berjalan, kini Yori sudah siap menemui nenek yang sudah menjadi temannya itu.
"Halo nek,apa aku boleh ikut bergabung dengan kalian?"

Seorang nenek nenek yang sudah sedikit keriput itu menoleh, dengan anjing yang selalu menemaninya,dia tersenyum kepada Yori,kemudian mengangguk.
"Apa ada masalah?"

Yori mendekat dan ikut berdiri di samping sang nenek yang sedang berdiri memandangi indahnya alam.
"Tidak,semua baik baik saja"

Nenek itu tak menoleh,dia hanya menghela nafas,dan mengusap pucuk rambut Yori.
"Sudah lebih baik?"

Yori mengangguk.
"Eum"

"Apa kamu senang?"

"Eum"

"Hari ini baik?"

"Eum"

"Apakah Yori bahagia?"

"Ya"

Nenek itu menggeleng mendengar respon anak itu,Hari nama sang nenek yang menjadi teman komplek Yori,dia tidak pernah sekalipun melihat anak itu sedih,bahkan Yori selalu menunjukkan ekspresi manisnya.
"Jika terjadi sesuatu kabari nenek,mengadulah padaku anak manis"

Yori mengangguk,anak itu tersenyum manis,angin berhembus membuat rambutnya sedikit tertiup angin,dia tersenyum menampilkan gigi giginya.
"Aku akan selalu kesini nenek, selalu tunggu aku,aku juga butuh kamu"

"Tentu saja"
Mereka sama sama menikmati angin yang bertiup cukup kencang itu,seolah tak ada beban yang ditanggung,Yori,sang nenek, dan anjing tersebut bermain, berlari untuk saling mengejar satu sama lain.

Yori tertawa saat sang nenek dapat menangkapnya dan menggelitikinya,tawa itu sangat indah,sama seperti orangnya.
"Selalu seperti ini Yori Hoshinata"

Yori mengayuh sepedanya untuk pulang,sedari tadi senyum itu tak dia lunturkan,memarkirkan sepedanya,hari juga sudah sore, Yori memasuki rumahnya.
"Aku sudah mengatakan jangan dekat dekat dengan orang lain, dan ini apa Yori?"

Ayahnya melihatkan chattannya dengan Minakawa,Yori hanya menunduk.
"Maaf ayah"

Pria itu mengusap wajahnya kasar,kemudian memandangi Yori dengan amarah.
"Ikut aku!"

Yori ditarik,pria itu dengan teganya menempeleng kepala anaknya sendiri,tak cukup sampai disana,pria itu mengambil korek membakar sedikit besi panas,dan diletakkan di kulit Yori.
"Ini hukumanmu,karena tidak menurutiku!"

Yori meringis,ingat hanya meringis,mungkin saja jika dia berteriak,siksaannya tak akan sampai disini saja.
"Maafkan aku ayah"

Pria itu seolah tuli,dia menarik pergelangan Yori dengan kencang,membuat pergelangan nya sedikit memerah,pria itu mendorong Yori kedalam kamar mandi yang dingin.
"Diam disana,sampai aku membukan pintu ini untukmu babi kecil"

Brak

Pintu ditutup dengan sangat kencang,Yori terduduk di dinginnya lantai,dia bingung, harus seperti apa dia sekarang, menangis;tanpa sadar air mata itu telah luruh tanpa dia sadari.

Yori,anak itu tak pernah bisa tidur tenang,dia tidak bisa istirahat,dia lelah,hanya saja dia selalu membuang rasa laranya.
"Aku ingin sembuh"

Tidak,suaranya sangat lirih, wajahnya begitu menyedihkan, bahkan Yori sulit menumpu tubuhnya sendiri,Yori hanya menggunakan topengnya saja.
"Aku lapar"

Cicitanya terus terdengar,anak itu seperti tak ada semangat hidup sekarang.

Yori meluruskan kakinya,menyandarkan kepalanya ke dinding kamar mandi,dan memeluk dirinya sendiri.
"Disini dingin ayah..."

Tubuhnya menginggil,dinginnya malam sangat mencekam, apalagi kini dia didalam ruangan kamar mandi.

Kini bulan sudah berganti fajar, pukul 05.12,pria yang menjabat sebagai ayah tersebut,pergi membangunkan Yori dengan ogah ogahan.
"Bangun babi kecil,kamu harus kesekolah,dan bersiap siap, aku tidak mau kamu selalu merepotkan ku"

Yori membuka matanya secara perlahan,dia berdiri,kemudian mengangguk,pria itu meninggalkan Yori,begitu pun Yori yang akan bersiap siap untuk kesekolah.

Sepertinya Yori punya seribu cara menutupi lukanya,lihatlah sekarang,anak itu berjalan dengan santai,seolah kejadian semalam tidak pernah terjadi.

Mengikuti pelajaran kemudian pulang,hari ini Yori pulang kerumah,dia hanya ingin menggambil sepedanya, kemudian pergi meninggalkan rumah.

Berjalan memasuki hutan yang tak begitu lebat,dengan Minakawa yang sekarang bersamanya.
"Darimana kamu mengetahui tempat ini?"

Yori melirik sekilas,kemudian menjawab.
"Tak sengaja menemukan tempat ini,saat aku bermain sendirian"

Sekarang mereka berdua duduk di dalam rumah pohon tersebut.
"Kamu tidak lupa kan?"

Minakawa yang mengerti pun mengangguk,dia tersenyum, kemudian menyiapkan sarapan roti untuk Yori.
"Emh ini enak"

Minakawa tersenyum tipis menanggapinya.
"Jika butuh sesuatu katakanlah padaku Hoshi"

Yori mengangguk,sembari menguyah makanannya.
"Eum,itu pasti"

Minakawa menatap sekeliling.
"Apakah kamu tidak takut gelap, disini sepi"

Yori menggeleng.
"Tidak,justru ini nyaman"

Minakawa menatap orang di depannya ini,Yori selalu tenang, tak ada yang aneh dengannya.
"Kamu tidak akan memberi tau orang lain kan?"

Suara Yori menyadarkannya,dia menggeleng kemudian tersenyum.
"Tidak akan,aku suka disini"

Mereka saling pandang sebentar, kemudian terkekeh bersama.

Minakawa dapat melihat tawa itu,suara itu,mata itu,semua yang ada didalam diri Yori sangat indah,Minakawa menyukai itu.
"Tetaplah seperti ini Hoshi", Minakawa bergumam dalam hati.

MONSTER-YR END S¹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang