06. Pertemuan kembali
Yori pergi ke toilet untuk buang air kecil,tidak ada yang keluar selain dirinya karena jam belajar masih berlanjut.
Akhirnya Yori masuk kedalam salah satu bilik,setelah selesai dia keluar dari dalam,dan mencuci tangannya,namun saat berbalik, dia terkejut karena ada orang lain yang masuk kedalam,dan menutup pintunya.
Yori tak peduli,dan dengan cepat dia ingin membuka pintu,pegangan seorang di pergelangan tangannya menghentikan.
"Tunggu Hoshinata Yori!",suara itu,panggilan itu,Yori mengingatnya,namun dengan cepat dia hentakkan tangannya hingga pegangan itu terlepas.
Saat sudah hampir memutar knop pintu,orang itu menarik dan menyudutkannya di dinding,mata mereka bertemu,namun Yori mengalihkan matanya ke sembarangan arah.
"Lepaskan aku,aku tidak mengenalmu,kita tidak pernah bertemu",perkataan Yori membuat kemarahan Minakawa redup digantikan dengan raut tak percaya.
"Kamu melupakan aku secepat itu,bahkan kamu meninggalkan aku tanpa pamit Hoshi,aku yang selalu menunggumu di depan rumah untuk mengajak mu bermain,aku yang setiap hari pergi ke tempat kita bermain dengan membawakan roti selai kesukaanmu,dan menunggumu datang,sampai akhirnya aku lelah dan berhenti mencari kamu,sampai seseorang memberi tau aku kalau kamu sudah tidak disana lagi",Minakawa menunjukkan kekecewaannya disana,Yori diam tak menjawab, menunggu Minakawa melanjutkan ucapannya.
"Aku tak bisa tidur karena memikirkan kamu,melepaskan kamu dengan ayahmu yang kejam itu,sungguh Hoshi aku tak pernah percaya,setiap hari aku selalu mengirimu pesan,namun hanya centang satu yang terlihat,
aku kalut,mencari kamu di semua tempat.namun nihil itu tidak membuahkan hasil,sampai pada akhirnya aku dan kamu dipertemukan disini",Minakawa mundur memberi jarak antara keduanya,matanya memanas, bahkan terlihat kilat merah disana.Sedangkan Yori,dia hanya bisa menunduk tak tau harus berbuat apa.
"Jawab aku Yori?"
"Ayo jawab aku?,kenapa?kenapa harus kamu!?",Yori diam,tanpa sadar setitik air jatuh dari matanya.
"Yori,tatap aku,lihat aku yang ada di depan kamu",Minakawa memegang erat pundak Yori,yang kini mulai terisak.
"Yori kumohon..."
"YORI!",Yori menatap Minakawa, mata dan mata bertemu.
"Karena ini salah,INI SALAH MINAKAWA!,aku dan kamu tak seharusnya,kita sama,dan itu salah,waktu itu kita memang masih denial,tapi sekarang tidak lagi,aku mengerti,aku tau ini semua salah,dan aku tidak ingin larut akan kesalahan ini",dia menyeka air matanya,dia mendorong Minakawa yang mengacak rambutnya prustasi.
"Yori,aku tak peduli,aku akan menebus semua kesalahan ku dulu yang tidak bisa melindungi kamu,tapi sekarang aku akan selalu ada disisi kamu,aku mohon,kembali lagi seperti Yori ku yang dulu." Yori menggeleng hebat,Minakawa mendekatinya dan bertekuk lutut di bawahnya.
"Tidak.tidak akan,Minakawa,aku mohon jauhi aku,aku sudah berdamai dengan semuanya, bahkan cerita kita pun sudah aku kubur dalam dalam,sekarang aku dan kamu.kita akan memilih jalan masing-masing,dulu kamu ingin aku pergi jauh kan,dan sekarang aku sudah mewujudkannya,aku akan menjadi diriku sendiri,dengan teguh tekadku,ayahku tidak seburuk itu,dia baik.dan dia selalu merawatku,walau sudah banyak luka yang ditoreskan untukku,dia tetaplah ayahku", Yori dapat melihat bahu laki laki itu bergetar,dia menggeleng pelan dengan tangan yang terkepal.
"Yori,aku sudah mencoba,tetap saja sama,aku tak tau apa ini,tapi saat berada didekatmu semuanya terasa berbeda,disaat aku sendiri bahkan di dekat orang banyak sekalipun,aku selalu merasa hampa,namun hanya dengan berada di dekat kamu,itu sudah membuat aku merasa hangat, sekarang yang aku butuhkan hanya kamu,menjadi sandaran untuk kamu,dan untuk selamanya,aku mohon jangan jauhi aku,aku akan menjadi orang yang akan menuruti kamu"
Minakawa mengadah menatap Yori yang berdiri didepannya.
"Aku tau ini salah,tapi aku ingin hidup dengan kamu,hanya kita berdua,aku dan kamu,kita akan hidup bahagia bersama,aku mohon jangan katakan itu lagi, 7 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk aku merelakan kamu,hari hariku terasa berat,bahkan untuk bangun pun rasanya enggan,aku merindukan kamu,maafkan aku",Yori tak mengindahkan itu,dia berlalu, namun sebelum membuka dan menutar gagang pintu dia berkata tanpa melihat kebelakang.
"Aku sudah sembuh,tolong jangan dekati aku,bahkan mencariku lagi,tidak ada yang perlu memaafkan ataupun dimaafkan,karena tidak ada yang salah disini,jauhi aku,dan aku tidak akan membenci kamu", kalimat sarkas itu membuat Minakawa tak berkutik sama sekali,Yori pergi meninggalkannya sendiri disana.
"ARGHH",Minakawa menghantam dinding didepannya dengan gempalan tangan, membuat jari jari itu mengeluarkan darah segar dari tangannya.
Dia menarik rambutnya kuat, tujuh tahun dia menahan mati matian lukanya,tujuh tahun dia kehilangan semuanya,tujuh tahun lamanya dia menunggu dan berakhir sia sia,Yori jelas menolaknya,dan memilih jalan lurus,mereka memang tak sama lagi,namun kenapa harus sekarang,Minakawa telah terlambat,dan semuanya tak lagi berakhir dengan apa yang diinginkan.
Sementara Yori,dia memilih pergi dari sekolah,semuanya tak berjalan seperti yang dia pikirkan,setelah dia berdamai dan mencoba melepas lelah, namun kenapa semuanya terasa berat kembali.
Berjalan tertatih tatih,dengan guyuran hujan yang seolah mengerti dengan keadaannya,dia terus berjalan untuk kembali kerumah,Yori mengusap rambutnya,kembali kerumah dan berdiam diri disana adalah pilihannya,karena Yori tau, ayahnya tak akan ada dirumah.
Berlari memasuki kamar,Yori menutup pintunya dengan keras lalu menguncinya,dia luruh di balik pintu,menghatamkan kuat kepalanya disana.
"Tuhan maafkan aku,aku telah salah jalan,aku mohon maafkan aku...",Yori melemparkan tasnya ke sembarang arah,dia bangkit, dia mengacak semuanya, pikirannya kalut,setelah ini apalagi jalan yang harus dia tempuh.
Minakawa dia tidak pulang kerumahnya,remaja itu mendatangi tempat bermain mereka dulu,sudah tujuh tahun lamanya dia tidak menginjak tempat ini,dan akhirnya sekarang dia kembali ke tempat yang sama.
Tempat itu sudah kotor,banyak daun daun yang bertaburan, persis seperti musim gugur.
Dia berjongkok,sebelah lututnya menyentuh tanah,dia mengenggam sebongkah daun usang.
"Aku kira,setelah ini perasaan ku akan hilang,namun sungguh.aku tidak bisa,ini sungguh berat Hoshi,kumohon kembali,kembali padaku,lagi.dan seterusnya",dia meremas kuat daun daun itu hingga menjadi sobekan kecil kecil.
"Akhhh",dia melempar bongkahan daun hancur itu dengan kesal.
Minakawa merasa kecewa,kini semuanya telah gugur,dia menunggu yori kembali,jika waktu bisa berputar kembali, mungkin Minakawa ingin kembali ke masa kecil mereka pada waktu itu.
Sepucuk kertas tiba-tiba jatuh didepan dirinya,Minakawa menggambilnya,dan mulai membaca isinya.
[Lihatlah kebelakang Kawa,aku disini :)]
Minakawa menoleh kebelakang, dengan berdiri,namun hanya hembusan angin yang menyapa wajahnya.
Minakawa meremas kertas itu kuat,matanya memanas, Minakawa mengadah,agar air mata itu tidak luruh kebawah.
Kertas itu,itu adalah tulisan Yori dulu disaat Yori datang dan mengejutkan dirinya,Yori akan membawa mainan putaran anginnya,dan sedikit berlari, berucap tak jelas yang penting berbicara.
Dia ingat,dia mengingat semua itu,ditempat ini semuanya terjalin,dan ditempat ini pula mereka terpisah.
"Ini aku Yori,dan aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan!"
-----
Mampusss
Mianheyoooo,sedih deh ditolak ayang
anjay marni
Spam lanjut atau aku pundung 😡
AKU MARAH BANGET 🔥😡😡
joget dulu sayang sayangkuuuhh
VOTE KEK VOTE
KOMEN JUGA NAPA DAH,100 tembus aku up sekarang juga 💥💥
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER-YR END S¹
Acción"aku mati rasa"-Hosninata Yori ini beda ya,alurnya aku bikin sendiri, semoga stay sampai mereka gede disini. Call me Lori not author Papay🤩 Publish:25.01.2024