🍫 Coklat 3

76 46 7
                                    

Toko bunga Haura hari ini sedikit lebih ramai dari biasanya. Buket buket bunga yang ia pajang di etalase semuanya terjual habis tak tersisa bahkan beberapa ada yang memesan karena tidak mendapatkan apa yang mereka cari.

Akhir akhir ini Haura terlihat lebih sibuk. Seperti siang ini, gadis itu tampak sibuk mewarnai bunga bunga kertas yang akan ia rangkai menjadi karangan bunga raksasa pesanan seorang pejabat di kotanya. Karangan bunga itu baru jadi 10%. Haura baru saja mendapatkan papan styrofoamnya setelah seharian berkeliling di setiap toko mencari papan styrofoam bersama Tara.

Hampir saja ia frustasi karena setiap toko yang ia kunjungi selalu kehabisan stok. Untung saja Tara memiliki kenalan seorang pemilik toko styrofoam. Tempatnya memang lumayan jauh tapi ternyata barang yang dicari Haura ada di sana.

Haura mewarnai kelopak kelopak bunga kertasnya sambil bersenandung pelan menyanyikan lagu Peri Cintaku milik Ziva Magnolia. Kuas kecil yang ia pegang ia celupkan ke botol cat berwarna biru muda kemudian ia menyapukannya dengan lembut ke kelopak kelopak bunga kertas itu. Bunga yang tadinya hanya berwarna putih polos kini menjadi warna warni sesuai cat yang dipakai Haura.

Tema karangan bunganya kali ini adalah 'Musim Semi di Paris'. Ia mengambil tema itu dari novel yang baru saja ia baca beberapa hari lalu. Novel yang dipinjamkan Tara kepadanya.

Novel itu menceritakan tentang kisah cinta terlarang seorang kakak tiri kepada adiknya. Tapi bukan kisah cinta mereka yang Haura jadikan patokan dalam tema karangan nya melainkan suasana musim semi yang berhasil digambarkan oleh si penulis novel. Seperti bagaimana si penulis bisa membawa para pembacanya merasakan suasana musim semi di kota cinta itu.

"Ra, hari minggu habisnya ibadah lo ada job ngga? Ikut gue nganterin pesanan ini ya, " Ujar Haura ditengah kesibukannya mewarnai kelopak kelopak bunga.

Tidak ada sahutan dari Tara. Haura menoleh ke belakang. Dilihatnya laki laki itu sedang tertidur pulas di sofa pengunjung. Suara dengkuran halusnya terdengar sangat lucu di telinga Haura.

Haura itu tertawa kecil. Cepat sekali Tara tertidur? Perasaan beberapa menit yang lalu gadis itu masih melihatnya duduk sambil membaca koran?

Haura mengerti jika Tara kelelahan setelah menemani nya berkeliling kota mencari styrofoam. Tadinya Haura meminta Tara untuk mengantarnya menggunakan mobil saja karena cuaca sedang panas tapi Tara menolak. Laki-laki itu bersikeras mengantarnya dengan sepeda. Katanya sekalian olahraga.

Dalam hati Haura, mana ada olahraga siang siang?!

Haura hanya menggeleng geleng pelan melihat Tara yang pulas dalam mimpi indahnya. Gadis itu bangkit meninggalkan pekerjaannya. Lima menit lagi azan ashar berkumandang. Ia bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu bersiap siap melaksanakan sholat di mushola kecil di dalam tokonya.

Azan ashar berkumandang membangunkan Tara yang tadinya pulas tepat di takbir terakhir yang dikumandangkan oleh sang muazzin. Laki-laki itu mengerjap erjapkan matanya memandangi langit langit toko bunga Haura. Rupanya ia agak linglung tapi di menit ke 5 Ia baru ingat kalau ia tertidur di toko sahabatnya.

Tara bangkit duduk. Matanya menatap ke sekeliling mencari sosok Haura yang ia ingat sekali tadi sebelum tidur, gadis itu sedang sibuk dengan project karangan bunganya.

Kemana Haura pergi?

Tara bangkit dari duduknya. Ia mencari cari Haura dari satu ruangan ke ruangan lain.

Sayup sayup telinganya mendengar suara bersih Haura yang sedang membaca zikir.

Tara menghampiri suara itu. Dilihatnya Haura sedang duduk diatas sajadah masih dengan mukena berwarna lilac nya. Tangan gadis itu memegang sebuah buku kecil seukuran saku dengan tulisan huruf huruf Arab.

HIDDEN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang