Keluarga barthana sedang melakukan jamuan makan malam untuk menyambut keluarga besar dyolin untuk membahas tentang perjodohan yang akan di percepat karena ada satu dan lain hal.
Keluarga dyolin duduk dengan tenang menyantap semua hidangan mahal malam ini, memang ini yang biasanya mereka makan setiap harinya seluruh pekerja barthana harus setia berdiri menunggu Sampai acara makan malam Selesai. Kakek dari keluarga dyolin yang bernama Marthin dyolin memainkan rokok asap antik yang sudah sedari dulu dia miliki.
Anak pertama dari keluarga barthana hanya diam menatap para tamunya dengan tatapan diam, sebenarnya dia merasa jika keinginan keluarga nya Sudah terlalu jauh apalagi Sampai harus mengubah jati diri dari adik bungsunya yang Dimana partama pun tidak terlalu menyukai nya Tapi sekarang, dia merasa jika berada di posisi sang adik dia juga tidak akan sanggup.
" Apa anak anda sudah melakukan yang sudah kita bahas?". Tanya pria yang merupakan ayah dari perempuan yang akan di jodohkan dengan anak bungsu barthana
" Pagi tadi dia sudah melakukan tes kesehatan dan dokter Neta selaku dokter keluarga kami Sudah mengeluarkan hasil jika operasi akan dilakukan besok, untuk sekarang arlisa harus di rawat terlebih dahulu agar kesehatannya tidak drop". Jelas Weldan ayah kandung dari sih kembar dan juga arlisa sih bungsu
" Segera kan, karena aku ingin acara pernikahan itu secepatnya di lakukan. Cucuku juga akan pulang kesini saat dia selesai menyelesaikan pekerjaannya di Korea, aku mau disaat mereka menikah arlisa sudah bisa memimpin satu perusahaan Besar aku tidak ingin cucuku yang merupakan CEO harus di permalukan karena orang yang dia nikahi tidak bisa apa-apa'. Jelas Kakek tua yang memasang tatapan membunuh siapapun Tapi memang begitulah cara dia memulai pembicaraan pada orang yang Masih asing
" Baik tuan Marthin". Ucap Weldan dengan anggukan mengerti sambilan melirik sang istri yang berada disebelahnya yang juga ikut mengangguk
Lantas kakek yang berumur 70 lebih tahunan itu berdiri dari duduknya dan di bantu para pengawal pribadinya untuk Bergerak menuju kursi roda bermasa canggih yang Hanya dimiliki orang-orang kaya saja. Dia pergi begitu saja karena telah selesai menyampaikan apa yang ingin dia beritahu dan juga dia hanya ingin melihat sendiri bagaimana keluarga barthana itu
" Maaf tuan, apa aku boleh menyela". Suara partama memecahkan keheningan di meja makan
" Apa?". Tanya Kim Hyun selaku kepala rumah tangga dari dyolin
" Untuk adik ku, apa dia Harus merubah semuanya? ". Keheningan terjadi Weldan menatap sang putra dengan tatapan diam nya
" Kami cukup kan Disini, aku dan istriku pamit dan terimakasih atas jamuan nya kami menikmati ini. Dan Weldan aku minta tolong untuk jelaskan sendiri pada putra mu tentang keinginan yang telah kita sepakati, aku tidak ingin mengulangi ucapan ku lagi". Semuanya lantas berdiri sambil menatap bagaimana seluruh keluarga dyolin pergi dari ruang makan, Weldan menatap partama dengan wajah kesalnya tapi mengingat itu adalah anak tersayangnya jadi dia hanya mampu menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar
" Kenapa menghancurkan acara makan dengan pertanyaan mu par?". Tanya Weldan menatap partama yang duduk kembali di kursi nya dengan pandangan yang penuh menatap Weldan
" Pah, pertanyaan par salah? Par sebagai Abang tertua Disini, par cuman mau tau itu doang pah". Ucap par sambil terus menatap Weldan yang mengangguk faham
" Papah faham nak, tapi gak semestinya kamu bertanya seperti itu karena semuanya sudah kami bahas dari jauh-jauh hari".
" Dan papah gak ada beritahu par!". Marah pria itu dengan menggeser kasar kursi yang diduduki
" Semuanya belum tepat". Jawab Weldan santai sambil mencoba menenangkan sang anak yang terlihat marah
" Apanya yang belum tepat pah!! Pertanyaan par mudah untuk dijawab kan? Terus yang susahnya dimana!".
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT MY IDENTITY
Non-Fictionbagaimana jika perempuan pendiam yang tidak pernah di inginkan dalam sebuah keluarga harus dipaksa berubah menjadi pribadi lain, Hanya untuk mengambil keuntungan dari sebuah hubungan yang terjalin ?