KE-TIGA

110 16 0
                                    

Jam 8 pagi Bimo telah sampai mengantar kedua majikannya menuju hospital gons milik keluarga besar barthana " pergi langsung dan jangan memberi tahu pada par ataupun Dimas Jika kami ke sini". Ucap Melisa yang diangguki Bimo sedangkan Weldan sudah terlebih dahulu keluar

Bimo hanya diam melihat bagaimana suami istri itu berjalan bergandengan tanpa merasa takut dengan kondisi anaknya, perlahan Bimo melajukan mobilnya pergi meninggalkan hospital gons

..

Di dalam ruangan Neta, jems dan dokter Irman berkumpul menunggu kedatangan Weldan dan Melisa untuk membahas bagaimana tindakan yang akan di ambil pagi ini.

" Apa dokter Neta sudah memberitahukan kepada tuan Weldan jika keadaan anaknya sempat beberapa kali drop?". Tanya jems yang baru kelar membuat teh untuknya dan dokter Irman

" Aku sudah memberitahukan mereka melalui Ben bodyguard dari arlisa tapi, keluarga itu tidak memperdulikan kata Ben tuan Weldan tetap menginginkan jika arlisa di operasi hari ini juga jadi, tanpa perlu kita ragukan lagi bahwa pihak keluarga menerima kesepakatan yang telah kita bicarakan semalam". Dokter Irman mengangguk mendengar dokter Neta berucap demikian sedangkan jems fokus menyeruput teh herbal pagi ini

Ceklek

Neta dan kedua dokter lainnya langsung menyambut dengan tundukan hormat sampai kedua pasangan istri itu tiba di hadapan mereka

" Langsung ke inti saja, lakukan segera operasi di jam sepuluh pagi ini kami mengikuti apapun yang sudah kalian bicarakan". Ucap Weldan langsung ke inti nya tanpa mempersilahkan mereka untuk menjelaskan apakah tubuh Lisa masih sanggup ataupun tentang bagaimana Lisa harus drop berulang kali hanya karena tubuhnya yang lemah

" Tapi tuan-". Neta ingin menyela sedikit tapi Melisa memotong segera

" Persiapkan ruang operasi nya segera jangan hanya menyela saja Neta'. Ucap wanita tua itu dengan datar

" Baik nyonya". Neta mengangguk dan membiarkan pasangan itu keluarga dari ruangannya

" Wah ini menegang kan". Ucap jems menyentuh dadanya yang berdetak kencang

" Hahah biasa saja jems, mari habiskan minuman lalu bersiap untuk melakukan operasi". Jems menatap Lamat pintu yang sudah tertutup dan mengikuti perintah dokter Irman untuk menghabiskan segera minumannya

" Aku takut jika kita gagal di tahap kedua". Ucapan Neta membuat pergerakan dari sang senior berhenti dalam menghabiskan minumannya

" Kita harus segera menyelesaikan operasi di awal ini Neta, jika sudah maka kita bisa membohongi keluarga barthana jika tahap kedua harus dilakukan setelah melewati jeda yang panjang jadi arlisa bisa benar-benar beristirahat sebelum kita kembali menyuntikkan hormon untuknya". Dokter Irman meyakinkan sang junior yang sudah dia anggap seperti anaknya

" Baik dokter". Jawab dokter Neta dengan anggukan kepala berusaha yakin dengan dirinya

Mereka bersiap siap untuk segera keluar dan jems mendapatkan tugas untuk memberitahu para perawat agar segera membersihkan ruang operasi sedangkan dokter Neta dan dokter Irman sama-sama mengecek keadaan Lisa yang masih Belum sadarkan diri

Mbok sri dan ben selalu menjaga lisa hingga keduanya terlelap penuh nyenyak, Ben tertidur di sofa kecil sedangkan mbok sri mendapatkan tempat kasur kecil yang memang di bawakan oleh Neta

" Dia anak yang baik ". Ujar dokter Irman menyentuh tangan Lisa yang masih terpasang infus

" Sangat dokter". Saut Neta tak sanggup membendung tangisannya

" Apapun maksud yang telah kelurganya buat, saya berharap agar arlisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat kedepannya dengan jati diri yang berbeda". Ujar dokter Irman lagi lalu mengecek keadaan Lisa

NOT MY IDENTITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang