Lisa tiba di kediaman dyolin yang begitu besar bahkan mengalahkan kelurganya, Marthin terlebih dahulu turun dan disusul oleh Brandon sedangkan Lisa diam dengan pemikirannya sebelum pintu di buka oleh Brandon " silahkan tuan". Lisa yang sedikit tersentak mengangguk lalu turun dan berjalan perlahan menuju pintu utama. Di depannya sudah terlihat beberapa Orang turun dari mobil Audi Q8, Marthin menarik Lisa untuk masuk duluan dan meninggalkan keributan yang di tinggalkan para sahabat jennie.
Mereka memasuki rumah dengan para bodyguard yang menunggu di luar kediaman begitu banyaknya, Lisa berfikir untuk apa bodyguard sebanyak ini apa karena mereka terlalu terpandang tapi, kelurganya saja tidak memiliki bodyguard sebanyak itu untuk berjaga-jaga saja.
" Selamat malam tuan besar". Para pekerja memberikan hormat yang begitu sopan dengan menunduk dan berdiri menyambut kedatangan tamu dan sang pemilik rumah
Lisa POV
Baiklah keluarga dyolin adalah keluarga yang ramah bisa aku liat dari cara semua pekerja yang memasang senyuman menyambut bahkan para bodyguard tidak ada yang merasa terasing, berbeda dengan keluargaku yang sangat tidak suka menyama ratakan kedudukan. Kakek Marthin terus berjalan dan aku mengikutinya menuju sofa yang begitu luas dan mahal, setelah kami duduk lalu orang-orang yang tadi aku liat di luar berjalan berbondong-bondong menuju kami.
" Jangan berisik". Suara Kakek Marthin mengintruksikan orang-orang yang akan mengeluarkan suara mereka untuk berbicara denganku
" Yah kakek mah gak seru". Keluh seorang perempuan tinggi dengan buket bunga di tangannya " memang" saut Kakek Marthin sehingga mereka tertawa tapi, apa yang di tertawakan? Aku rasa kehidupan ku benar-benar mati Sampai-sampai tidak bisa memahami mereka yang seusia ku berdialog
Jennie dengan gaun nya berjalan di tengah kedua orangtuanya yang tersenyum senang menyapa ku, aku ingin berdiri memberikan sapaan sopan Tapi tangan kakek Marthin menahan ku " cukup balas dengan senyuman, tidak usah bertindak seolah-olah kau bukan orang yang kami kenal". Ok baik aku mengangguk faham dengan maksud yang dia ucapkan
Jennie mendekat bersama tuan kim Hyun dan nyonya yenna dan aku hanyalah menatap ketiga orang itu bersama dengan orang orang yang ikutan berkumpul, keramaian seperti ini terlalu asing untuk ku tapi aku Harus melaluinya bukan?
" Ajak Ar ke atas j, biar dia berganti pakaian dan beristirahat untuk sementara waktu sepertinya dia kelelahan". Ujar nyonya yenna yang diangguki Jennie " cie yang akan buat...". Aku menoleh kearah pria yang bernama Baekhyun itu disaat mulutnya di bekap oleh teman disebelahnya kalo tidak salah namanya bambam " mulut Lo gua gunting mau Hem?". Mereka lantas tertawa begitupun dengan Jennie " ikuti Jennie ke atas ya ar, kamu ganti pakaian kalo emang mau istirahat silahkan tapi kalo emang kamu mau bergabung buat makan terlebih dahulu, segeralah turun ok". Nyonya yenna kembali berujar lembut yang langsung ku angguki penuh faham
Aku mengikuti langkah kecil wanita pendek di hadapan ku menuju lantai dua, perlahan tangga demi tangga kami tapaki hingga berhenti di hadapan pintu yang terukir nama "nini"
Dia membuka pintu dengan lebar dan bau harum membuat Indra penciuman ku terasa nyaman, dengan gaun putihnya dia berjalan menuju cermin besar yang ada di sana dan melihat pantulannya sendiri sedangkan aku hanya diam sambil menutup pintu perlahan,
" Segeralah mandi, ada yang ingin aku bicarakan". Ucap Jennie yang masih membelakangi ku " baik". Ujar ku dan memilih masuk kedalam kamar mandi untuk segara berganti pakaian, sudah disiapkan ternyata dan ini terlalu lengkap, kamar mandi yang luas untuk seukuran satu kamar menurut ku ini terlalu berlebih-lebihanKu buka satu persatu pakaian ku sambil menghidupkan shower dan berdiri dibawah guyuran itu dengan mata tertutup, berpuluh-puluh kepingan terlintas di otak dengan segala kaset CD buruknya yang terus menerus terulang ulang. Mataku terpejam tapi ragaku menyelam kedalam bayangan sampai berat untuk aku berusaha menyadarkan diri bahwa semuanya hanyalah pemikiran semata
Tok..tok...
Aku membuka mata kala suara ketukan mengangetkan ku, " apa kau masih lama?". Pertanyaan itu membuat kening ku berkerut bingung " kenapa?". Tanyaku santai sambil meraih handuk " apa menurutmu aku tidak memerlukan mandi juga? Hey kau sudah menghabiskan waktu yang lama didalam sana arlisa. Aku juga ingin mandi badan ku gerah". Ucapan itu membuat langkah ku terdiam dan menatap shower yang sudah ku matikan " tapi-- aku baru masuk?". Bingung ku
" Apa kau tidur?" Tanya nya lagi " tidak, aku sedang berganti pakaian sebentar". Dengan terburu-buru aku memakai pakaian yang berupa kaos putih dan celana piyama berwarna biru kotak kotak
" Maaf'. Ujar ku kala melihat dia yang sudah berganti pakaian tidak mengunakan gaun putih tadi " yeah its oke". Jennie masuk kedalam kamar mandi sedangkan aku duduk di pinggir kasur dan kembali terdiam. Apa pemikiran ku selama itu? Apa aku selama itu dalam berfikir
.......
Kami menyelesaikan makan malam yang telat ini dengan berbagai perbincangan yang begitu banyak, aku hanya terdiam menikmati makanan yang entah lah aku bingung menjelaskan rasanya. Tapi aku yakin semuanya enak
" Baik silakan kembali ke kamar masing-masing dan beristirahat Lisa dan Jennie juga harus beristirahat". Ujar tuan kim Hyun " selamat malam Semuanya". Pekik pria yang bernama bambam " iya bam, tidur yang nyenyak". Ujar nyonya yenna dengan tersenyum hangat " byeee". Bisa kulihat mereka berpencar menuju beberapa ruangan begitupun tuan kim Hyun dan nyonya yenna berlalu menuju kamar setelah mencium kening putri mereka
" Kembali lah ke kamar kalian j'.
" Selamat malam kek".
" Malam'. Ujar ku menunduk sopan dan pergi mengikuti langkah jennie menuju kamar
.
.
.Normal POV
---" Aku harus tidur dimana?'. Lisa bertanya dengan mata berkeliling sedangkan Jennie yang ingin duduk di meja riasnya menghentikan gerakan dan menoleh kearah pria yang sekarang sudah berstatus sebagai suaminya
" You're kidding, right??". Tanya Jennie dengan ke anehan
Lisa berdiri di tempat dan hanya diam menatap Jennie yang tengah menatapnya " What do you mean? Oh well I want to talk." Jennie mengubah duduk menghadap Lisa yang hanya diam " ini pernikahan dan tetap jadi pernikahan, Even though the main idea is arranged marriage, my grandfather really hates things called impurity in marriage relationships. There is no divorce and therefore. I want to say that Marriage must have no end or betrayal." Ucapan panjang Jennie menjadi pembuka kegugupan Lisa dia hanya mengangguk dan kembali diam
" Apa menurutmu kamar ini jorok?". Lantas Lisa bergeleng " lalu kenapa kau tidak duduk?". Jennie berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ruang ganti baju " aku hanya canggung ". Jujur lisa tapi tidak di respon oleh Jennie
Drett....
Lisa dengan segera mengangkat sambungan telfon dan mulai mendengarkan seseorang itu berbicara " bagiamana kabar mu arlisa?". Lisa diam mendengarkan suara dokter Neta
" Aku baik". Jawab Lisa seadanya " silahkan bicarakan jika kamu merasa ada keluhan ya, Jangan sungkan Ar". Kekehan dari dokter muda itu tidak membuat arlisa terbawa " baiklah Ar aku tutup dulu panggilan nya ya". Ujar Neta yang hanya di saut dengan deheman saja oleh Lisa
Lisa menghentikan pandangannya kala melihat foto besar milik Jennie yang sepertinya itu adalah momen wisuda nya, dengan balutan kain mahal serta riasan cantik membuat wajah Jennie terlihat sangat indah.
Ceklek...
" Kenapa?". Jennie bertanya seolah bingung dengan tatapan aneh Lisa yang diam menatapnya
" Apa kau bisu? Dari tadi kau Hanya bergumam dan bergeleng". Kesal Jennie menatap tajam kearah suaminya " aku berbicara". Jawaban pendek Lisa membuat emosi Jennie naik Seribu kali lebih cepat " diamlah Arlisa yang terhormat aku benar-benar lelah untuk hari ini". Ujar Jennie dengan kesalnya dan berjalan menuju kasur " apa kita akan berbagi kasur?". Tanya Lisa lagi dan kali ini Jennie tidak menggubrisnya dia hanya diam dan mencoba terlelap dalam tidurnya
Cukup lama Lisa berdiam diri diposisi nya dengan melihat kearah sang istri yang sepertinya sudah terlelap, dengan selimut tebal menutupi tubuh kecilnya. " Sepertinya aku harus ke sofa". Perlahan Lisa berjalan mendekati sofa dan duduk Disana sebelum berbaring untuk beristirahat juga seperti yang jennie lakukan
...
TBC
E-book dengan harga 65k
Bagi yang suka boleh langsung chat ke nomorku 0895-3113-1638
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT MY IDENTITY
No Ficciónbagaimana jika perempuan pendiam yang tidak pernah di inginkan dalam sebuah keluarga harus dipaksa berubah menjadi pribadi lain, Hanya untuk mengambil keuntungan dari sebuah hubungan yang terjalin ?