01. Selebaran

137 17 2
                                        

Hidup itu cuma dua, kalau kamu gak diatas udah pasti kamu dibawah, kalau ada kalanya dirimu punya banyak uang pasti juga ada kalanya dirimu dalam keadaan melarat karena tidak ada uang.
Siklusnya memang akan terus begitu, seperti diawal bulan biasanya kamu akan mendadak jadi manusia serba berkecukupan dan diakhir bulan harus jadi manusia paling irit sedunia.

Gojo Satoru pun begitu, pemuda usia 21 tahun yang tengah menempuh pendidikan di jurusan hukum semester 5 itu, sedang ada difase  sudah sangat membutuhkan tambahan untuk menyambung hidup seminggu kedepan, sampai gajinya sebagai tutor bimbel keluar.

Siang itu matahari sedang terik-teriknya, Pemuda dengan tubuh menjulang bak tiang listrik ini tengah duduk di kantin fakultas. Fokusnya hanya pada layar ponsel pintar miliknya.

"Haish! Dasar kakek tua sialan!"

Umpatan keluar dari bibirnya begitu selesai berselancar di aplikasi pencari pekerjaan. Jika saja digambarkan kedalam animasi, mungkin sudah ada aura aura warna hitam yang mengelilingi Gojo Satoru sekarang.

Pada akhirnya menghela nafas berat saja yang bisa dilakukan, sudah lebih dari belasan tempat yang ia kunjungi, namun tak ada satupun yang menerima dirinya. Jika sudah begini, Satoru harus memeras otak pintarnya sampai titik darah penghabisan!

"Kenapa muka lu Sat?"

Satoru terlonjak kaget, nyaris melempar ponselnya sendiri saat mendengar suara seseorang tepat di gendang telinga nya.

"Dazai sialan!"

Yang diumpati hanya memasang senyum jenaka, sebelum mendaratkan bokongnya dikursi panjang tepat disebelah si Surai putih.

"Heh tiang, pertanyaan gue jawab dulu Sat!"

Dazai emosi sendiri melihat Satoru yang malah mengabaikan nya dan kembali sibuk bersama ponsel pintarnya. Sumpah dia tuh betulan peduli begitu melihat wajah bestienya ini penuh aura mengerikan. Tanpa basa basi digeplaknya kepala si putih hingga menyebabkan si pemilik kepala menyeru kesakitan.

PLAK

"Heh! Perban apaan maksud lu hah!"

Sungguh Satoru kesal bukan main!

"Lu tuh kalah lagi ada masalah cerita, jangan kayak manusia nolep!" Seru Dazai.

Satoru diam, malas sebenarnya membagi masalah hidup, karena jelas masalah bukan untuk dibagi.

"Ck! Gue pusing Zai, gak ada yang mau nerima lamaran kerja paruh waktu gue. Sialan memang!"

Melihat kondisi memprihatinkan ini Dazai tidak bisa untuk tidak kasihan, namun ada sebagian dari hati iblisnya senang, kenapa begitu?

Ya, kapan lagi melihat Gojo Satoru melarat!

Jikalau Satoru dengar, mungkin sudah dicincangnya sahabat seperbodohannya itu.

"Hmm, coba lu tanya Chuuya deh. Seingat gue dia ada bagiin selebaran isinya loker yang gue gatau apaan,"
Ujar Dazai, ingatannya melayang pada sosok pemuda pendek yang sering ia jahili.

Mendengar penuturan temannya itu, Gojo Sumringah, tanpa pikir panjang ia berdiri dan pamit guna mencari sosok pemuda yang terkenal galak difakultas.

....

Jika waktu bisa dibeli dengan uang, mungkin semua orang rela mengeluarkan uang sebanyak apapun agar bisa membelinya. Namun apa mau dikata, sudah jelas itu tidak mungkin. Begitu juga untuk wanita karir berusia 31 tahun ini.

Hidup sebagai seorang single parent atau lebih lokal disebut janda anak 1 ini tidaklah mudah. Sudah omongan orang yang mulut nya minta dicabein, belum lagi segala macam tuduhan palsu hingga fitnah hanya karena ia seorang ibu tanpa suami. Wanita dengan bekas luka wajah itu sebenarnya amat sangat bodoamat dengan penilaian orang, toh ia hidup hasil jerih payahnya, bukan dari manusia-manusia julid itu.

BABY SITTER!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang