Di Mana Aneesha?

300 39 12
                                    

Beberapa minggu kemudian

Saat ini Aneesha sedang berada di rumah Kahfi, karena Faris sedang izin ke luar kota. Lebih tepatnya di daerah semarang. Faris meninggalkan Aneesha selama 4 hari, karena ada study tour dari pondok pesantrennya dulu. Tak enak untuk menolak, lagipula Kahfi juga mengizinkan dirinya untuk ikut.

"Ck, Abi sih nyuruh dia ikutan."

Janji Aneesha tak akan marah marah, tentu saja hanya omong kosong belaka. Buktinya belum ada sehari di tinggal Faris, dirinya sudah marah marah pada Kahfi yang sudah memberi izin pada Faris.

"Loh, 'kan abah Rohim yang minta, gak enak Nes kalau nolak mah," balas Kahfi santai.

Dia meneruskan membaca koran tanpa melihat perubahan raut wajah Aneesha yang menjadi murung. Dirinya takut jika Faris menemukan seseorang yang baru ketika pria itu jauh di sana.

"Nanti kalau pulang pulang bawa istri lain gimana?" tanya Aneesha khawatir.

Kahfi memutar bola matanya malas, menghadapi Aneesha ini seperti menghadapi istrinya dulu sewaktu masih mengandung Aneesha. Bikin pusing!

"Kan bisa kamu vc dia Nes? Ini udah modern loh, masa iya mau uring uringan mulu. Capek telinga abi yang dengerin kamu," keluh Kahfi.

"Ohh capek? Ya udahlah Anes balik ke rumah aja!" ucap Aneesha yang sudah merajuk.

Kahfi melirik, dia mengangkat bahunya tak acuh. Kahfi dapat melihat dia Aneesha kembali masuk ke dalam kamarnya, dia terus tak mempedulikan Aneesha. Kahfi berpikir jika Aneesha akan menghubungi Faris. Kahfi akhir akhir ini melupakan sifat Aneesha yang satu ini, memanjat.

---

Sesuai dugaan awal, di dalam kamar pastinya Aneesha akan melompat dari jendela ke pohon mangga miliknya. Aneesha duduk di sana dan mengambil 3 buah mangga sekaligus dan memakannya langsung dengan cara mengigitnya.

"Hiks, mangga! Masa iya suami Anes gak ngasih kabar lagi ke Anes!" seru nya sembari mengigit mangga yang sudah ia kupas kulitnya.

"Dia lupa jika punya Anes apa? Makanya dia cari wanita lain di dana?" Aneesha terus saja mengeluarkan isi hatinya sembari memakan buah mangga.

Begitu terus sampai dia menghabiskan 7 buah mangga di atas sana. Kaki Aneesha berayun ayun menikmati semilir angin yang menerpa kakinya.

"Jahat! Anes gak suka!"

"Awas aja kalau pulang! Anes diemin sampai setahun, huwaa."

Jika pohon itu hidup, mungkin dia akan protes karena suara tangisan Aneesha yang terdengar nyaring. Suara itu hanya teredam ketika Aneesha menyumpal mulutnya menggunakan mangga.

Di sisi lain Halwa masuk ke dalam kamar Aneesha, tetapi tak menemukan Aneesha di sana. Halwa panik, dia segera berlari menuju suaminya.

"Habibi, Aneesha gak ada," ucapnya khawatir.

Kahfi tersentak, dia bangkit berdiri dan segera berlari menuju kamar Aneesha. Setelah sampai dia menelisik seluruh kamar Aneesha. Dugaannya benar, jendela kamar Aneesha terbuka. Dia pasti melompat dari sana. Kahfi mendekati jendela, dia mendapatkan sebuah tali yang terulur ke bawah. Dia mengernyit.

"Apa dia beneran balik ke rumah ya?" tanya Kahfi.

Tanpa pikir panjang Kahfi segera berlari menuju parkiran, di ikuti dengan Halwa di belakangnya yang juga ikutan panik. Halwa khawatir dengan keadaan putrinya, tak tahu saja jika putrinya masih berada di area rumahnya.

"Sabar Habibi, jangan ngebut!" pinta Halwa ketika suaminya ini menambah kecepatan laju mobilnya.

Karena memang saat ini pukul 22.10 malam, jalanan di kota Surabaya tak terlalu padat. Sehingga memudahkan Kahfi untuk sampai di rumah Faris.

Sesampainya di sana, Kahfi dan Halwa mengernyit ketika melihat rumah Faris justru tak berpenghuni. Terlihat dari lampu depan yang tidak di nyalanya. Rumah itu hanya di bantu penerangan dari lampu jalanan.

"Aduh, gimana nih? Kamu sih, masa lupa sama kebiasaan putrinya sendiri yang suka nekat?" Halwa akhirnya menyalahkan Kahfi.

Begitu juga dengan Kahfi yang sudah menunduk. Dia menelpon Faris dan untungnya langsung di angkat oleh pria itu.

"Aneesha kabur. Tadi katanya kangen kamu, makanya mau balik ke rumah. Tapi pas abi cari ke rumah, ternyata rumah kamu kosongan."

"Hah? Kok bisa?" Faris juga panik.

"Aduh, salah abi nih Ris."

"Ngga, gak apa apa kok. Coba Abi cari di pohon halaman rumah Faris," balas Faris yang mengingat kebiasaan Aneesha ketika sakit hati, manjat pohon.

Kahfi baru mengingatnya, dia segera berlari menuju ke bawah pohon itu. Tak lupa dirinya juga menyalakan senter dari ponsel Halwa.

"Ngga ada Ris," balas Kahfi lesuh.

Hening, tak ada lagi pembicaraan apapun. Faris sibuk berpikir dimanakah istrinya berada. Jika tahu begini, lebih baik dirinya tak ikut saja ke Semarang. Di rumah saja menemani istri tercintanya itu, tak perlu harus jauh jauh refreshing ke kota orang.

"Abi udah cari di pohon mangga rumah abi?" tanya Faris hati hati.

Halwa paham, dia segera menarik tangan Kahfi untuk segera kembali ke dalam mobil. Kahfi yang tak siap pun terhuyung ke depan.

---

Kahfi dan Halwa telah kembali ke dalam rumahnya. Kahfi memarkirkan mobilnya, sedangkan Halwa langsung berlari ke pohon mangga belakang rumahnya. Dia menyalakan senter ponselnya, dia mengarahkannya ke atas pohon.

Ketemu! Dia melihat Aneesha yang sedang tertidur sembari mengigit mangga yang masih ada di dalam mulutnya.

"ABII!" teriak Halwa, membuat Kahfi tergopoh gopoh lari ke arah mereka.

Halwa menujuk ke atas ketika Kahfi sudah ada di samping dirinya. Kahfi mengikuti arah tunjuk Halwa, dia juga melihat Aneesha di atas sana. Kahfi menepuk keningnya pelan, di cari ke sana malah ada di sini.

"Nes?" panggil Kahfi.

Tak ada jawaban!

Akhirnya Kahfi memilih untuk memberi kabar untuk Faris terlebih dahulu jika putrinya sudah di temukan. Takut jika menantunya itu akan merasa cemas.

Dia memotret pose Aneesha yang menurutnya lucu, mengirimkan ke Faris dan memberikan caption 'tuh istri tercintamu' setelahnya dia baru membantu untuk membangunkan Aneesha.

---

Maap segini dulu, aku lagi sakit huwaa😔

Living With Mas Santri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang