Laksa masuk ke dalam apartemen miliknya. Setelah dari rumah Kayra dan memastikan gadis itu sudah benar-benar tertidur Laksa langsung kembali pulang ke apartemen miliknya. Selama satu tahun belakangan, Laksa memilih tinggal di apartemen dibanding rumahnya sendiri. Bukan karena tidak betah, tetapi Laksa hanya ingin memilih hidup mandiri selama di apartemen. Kedua orang tuanya masih berada di Amerika.
Laksa duduk di sofa ruang tamunya. Apartemen nya begitu luas dan mewah apalagi dengan desain interior minimalis yang membuat apartemen itu semakin mewah. Laksa menyenderkan kepalanya di sofa. Hari ini ia sangat lelah sekali apalagi saat melihat Kayra yang menangis karenanya tadi, hal itu semakin membuat dadanya terasa begitu sesak.
Sejak kecil Laksa selalu tinggal bersama kedua orang tuanya sampai dimana ia dulu harus pindah dan ikut Ayahnya ke Amerika dan tinggal bersama disana. Tetapi Laksa memilih melanjutkan pendidikannya di Indonesia. Walaupun ia harus bertengkar hebat dengan Ayah nya tetapi Laksa berhasil untuk menyakinkan Ayah nya jika hidupnya akan baik-baik saja tanpa mereka di samping nya.
Laksa beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Laksa mengambil sesuatu yang ada di dalam lemari lalu membukanya. Yang ia ambil adalah sebuah amplop coklat yang berisi sebuah kertas mematikan untuk Laksa.
Laksamana Ramadhan
Diagnosa : LeukimiaLaksa tersenyum getir saat membaca kertas itu. Hatinya begitu hancur saat dulu ia mengetahui kalau dirinya mengidap penyakit mematikan itu. Laksa tidak bisa membayangkan jika Kayra mengetahui kenyataan yang sebenarnya tetapi ia memilih merahasiakan ini agar Kayra tidak khawatir padanya.
"Aku sakit, Ra."
"Cowok yang kamu kira kuat itu ternyata penyakitan."
Laksa terkekeh saat mengingat Kayra dulu menganggap dirinya adalah Superhero yang selalu melindunginya setiap saat.
"Piw! piw! piw! hust! hust hust! Spiderman datang!" Laksa kecil datang membawa pistol airnya menemui Kayra yang sedang sibuk dengan tanamannya.
"Jreng! Jreng! Jreng! Liat, Ara, Aksa ada mainan baru lho!" Ucap Laksa yang memamerkan pistol airnya itu pada Kayra.
Kayra menatap pistol air Laksa dengan berbinar, "Ihh ini kan pistolnya Spiderman yang kemarin Ara tonton!"
"Superhero, Ara." Ralat Laksa, " Tapi Aksa keren kan punya pistol ini!" Bangga Laksa.
Kayra mengangguk cepat, "Keren! Keren! Pasti kamu langsung jadi Superhero!"
Laksa mengangguk senang, "Iya dong! Aksa langsung jadi Superhero nih." Laksa membusungkan dadanya.
"Kalau Aksa jadi Superhero berarti Aksa bisa lindungi Ara terus dong?" Kayra menatap Laksa berbinar.
Laksa mengangguk yang membuat Kayra menatapnya dengan bersemangat, "Kalau gitu Aksa harus lindungi Ara dari orang-orang jahat! Karena Aksa kan kuat kayak Superhero!"
"Iya, Aksa pasti akan terus lindungi, Ara."
Tanpa disangka air mata Laksa perlahan jatuh membasahi amlop itu. Tidak semua orang tau sisi lain Laksa. Wajah dingin dan datar itu tidak berlaku jika ia bersama Kayra, gadis yang ia cintai sejak dulu. Gadis yang selalu ia jaga sejak kecil itu tanpa disangka menjadi cintanya. Laksa mencintai Kayra tetapi tidak dengan Kayra.
Alasan Laksa kembali adalah untuk menemui Kayra dan menyatakan cintanya tetapi ternyata kembalinya itu terlambat karena Kayra sekarang sudah memiliki kekasih yang sangat ia cintai. Laksa hanya bisa menerima kenyataan pahit jika cintanya itu tidak akan pernah terbalaskan sampai kapan pun. Karena bersama Kayra adalah sebuah kemustahilan.