2. Pregnant?

11 1 0
                                    

Sudah dua film aku habiskan untuk membunuh waktu demi menyambut mas Giras pulang. 

 Memang dia mengabari akan pulang malam karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun hingga pukul sebelas belum ada tanda-tanda mas Giras datang. Apa sebegitu sibuknya pekerjaannya sampai lupa pulang. 

 Aku merindukan saat-saat mas Giras di pekerjaan lamanya. Meski katanya gajinya kecil, namun  banyak waktu luang untukku. 

Sedangkan sekarang ia banyak menghabiskan waktu dengan bekerja. Kadang dalam sebulan ada saja kegiatan dinas ke luar kota yang membuat aku harus ditinggal selama beberapa hari. 

Sejauh ini waktu terlama dia meninggalkanku adalah 3 hari sih. 

Kadang aku suka berkhayal, andaikan kita sudah di karuniai anak, mungkin saat menunggu mas Giras pulang begini aku tak akan merasa kesepian.

Aku meraba perutku yang rata, berharap Tuhan segera menitipkan seorang anak di rahimku. 

Kemarin sewaktu malam perayaan anniversary pernikahan kami, aku dan mas Giras berdoa supaya kami segera diberi kepercayaan mendapatkan buah hati. Kuharap Tuhan segera mengabulkan doaku dan mas Giras.

 Tanpa sadar Aku terlelap di sofa. Terbangun saat mendengar suara motor terparkir. 

Membuka pintu dan mendapati wajah kuyu mas Giras. Segitu melelahkannya ya pekerjaannya sampai wajah suamiku ini mirip zombie. 

Wajahnya lusuh sekali, kantung matanya hitam,  Ia berjalan gontai menghampiriku. Memelukku erat seolah mencari energi baru. 

Kasihan banget sih suamiku ini. "Capek banget ya mas"

Kurasakan gerakan mengangguk di pundakku.

"Sudah makan?" Ia menggeleng. 

Aku melepaskan pelukannya.  Membuka lilitan dasinya. Setelahnya membuka kancing kemejanya satu persatu.

Ini sudah hampir tengah malam, dan ia melalaikan urusan perutnya. Segila apa pekerjaanya memang sampai lupa makan. Namun melihat wajah lelahnya aku urung untuk mengomelinya.

"Mandi dulu. Aku panaskan makanan, kita makan bareng"


***

Nafsu makanku hilang saat mas Giras mengatakan besok ia akan pergi ke luar kota selama seminggu. Menunggunya pulang sampai larut malam saja sudah membuatku bosan. Apalagi harus tanpanya selama seminggu lamanya. 

"Aku nanti pulang lagi hon. Aku janji, setelah pekerjaanku selesai kita honeymoon. Kita udah setahun nikah tapi belum pernah honeymoon. Kamu mau pergi kemana, biar aku atur waktunya?"

Aku yang tadinya cemberut mendadak tersenyum saat mendengar kata honeymoon. Hal yang aku tunggu selama ini. Itu artinya mas Giras akan meluangkan banyak waktu untukku kan?.

"Aku belum pernah ke Bali" cicitku sedikit malu. Pasalnya mas Giras pernah bercerita kalau ia sudah pernah mengunjungi banyak tempat di Indonesia bahkan hingga luar negeri. Sedangkan aku menginjakkan kaki di Bali saja belum pernah.

Dan honeymoon adalah hal yang tertunda. Setelah beberapa bulan menikah dan mas Giras mendapati promosi jabatan. Aku harus menerima kesibukkan mas Giras di pekerjaan barunya. Lagipula tanpa pergi jauh pun permainan kita tetap berjalan panas dan menakjubkan.  Ups..

Mas Giras tersenyum. "Nanti kita kesana Hon"

Aku tersenyum lebar. Kalau tidak terhalang meja makan, dan memang tengah menyantap makan, sudah ke tubruk dia dengan pelukanku saking senelangnya. Ditengah kunyahanku, ku kerucutkan bibir ke arah mas Giras. Kecup jauh buat suamiku muachh.

Lantas Untuk Apa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang