Can I?

1.1K 125 0
                                    

"Hyesong-ah! Irreonna!" ucap Kai khawatir.

Ia terus menepuk-nepuk pipi Hyesong untuk membangunkannya. Namun Hyesong pingsan. Kai segera menggendong Hyesong dan segera bergegas menuju mobilnya. Lalu secepat mungkin ia membawanya menuju rumah Hyesong. Sesampainya disana, ia beruntung karena ternyata Hyesong eomma berada dirumah.

"Jongin-ah, ada apa? Kenapa Hyesong seperti ini?" tanya nyonya Jung

"Aku juga tidak tahu, eommanim. Hyesong tiba-tiba pingsan, mungkin karena kedinginan karena tadi kita hujan-hujanan" jelas Kai pada nyonya Jung

"Ah terimakasih sudah mengantarkan Hyesong pulang" ucap nyonya Jung

"Ne eommanim, kalau begitu saya pamit pulang" ucap Kai yang segera melangkahkan kakinya keluar dari kediaman keluarga Jung.

Ada beberapa pikiran ganjil yang Kai pikirkan. Ia merasakan sesuatu yang rasanya ditutup-tutupi oleh Hyesong. Tidak hanya sekali duakali ia seperti itu. ia sering seperti itu, terbatuk-batuk, wajahnya memucat, memukuli dadanya seperti menahan rasa sakit yang teramat sangat dan setelah itu pingsan lalu sakit berhari-hari. Kai benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi pada Hyesong, yeoja yang sangat dicintainya itu. ia tak mau melihat Hyesong sakit dan terbaring lemah.

Ia bertekad akan terus terang pada Hyesong mengenai perasaannya. Ia hanya ingin selalu berada disamping Hyesong dan selalu menjaganya. Ia tak mau lagi melihat Hyesong sakit, ia benar-benar harus mengungkapkan perasaannya.

Author POV End

Author POV

Hari ini, aku bertekad untuk menyatakan perasaanku pada Hyesong. Sepulang sekolah nanti, aku akan menyatakannya pada Hyesong. Harus! Kali ini aku harus melakukannya!.. Batin Kai

Sepulang sekolah, Kai pulang bersama Hyesong. Kai sengaja memutar-mutar dulu dan tidak langsung pulang kerumah. Karena Kai akan menyatakan perasaannya saat ini juga, tak perduli Hyesong akan membalas perasaannya ataupun tidak.

"Kai, kenapa sepertinya kau mengambil jalan yang jauh?" tanya Hyesong

"Hyesong-ah" ucap Kai

"Ne?"

"Aku ingin mengatakan sesuatu" ucap Kai

"Mengatakan apa? Katakan saja, biasanya juga begitu" ucap Hyesong datar

"Aku.. aku.." ucap Kai terbata-bata karena merasakan tubuhnya bergetar dan merasa gugup. Hyesong yang melihatnya hanya terdiam dan mengangkat sebelah alisnya tak mengerti

"Aku menyukaimu" ucap Kai. Kalimat itu terlontar begitu saja, membuat Hyesong terkejut mendengarnya

"A-apa maksudmu?" tanya Hyesong yang kini menatap wajah Kai tak percaya

"Aku menyukaimu. Ani. Aku mencintaimu sejak lama. Aku ingin kau menjadi kekasihku dan menjadi milikku seutuhnya" ucap Kai yang berhasil membuat Hyesong diam mematung tak percaya

Kai segera menepikan mobilnya dan segera menatap Hyesong. Ia menggenggam kedua tangan Hyesong untuk menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh atas ucapannya.

"Apa kau juga mencintaiku, Hyesong-ah? Apa kau mau menerimaku?" tanya Kai dan menatap mata Hyesong dengan tatapan yang dalam

"K-kai.."

"Cukup jawab iya atau tidak. Iya mencintaiku atau Tidak mencintaiku" ucap Kai

Kini Hyesong hanya terdiam dan tak tahu harus menjawab apa. Jauh didalam lubuk hatinya, ia sangat mencintai Kai, tapi ada satu hal yang membuatnya sangat takut, benar-benar takut.

"Hyesong-ah" ucap Kai lagi. Hyesong segera mengangguk dan tersenyum pada Kai

"Jadi?" tanya Kai

"Nado, saranghae" ucap Hyesong tersipu malu

"Jinjja?!" ucap Kai tak percaya. Ia segera menarik Hyesong kedalam pelukannya. Ia benar-benar merasa senang karena perasaannya yang terbalaskan.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, Hyesong-ah" ucap Kai. Kai melepaskan pelukannya, dan memegang kedua pipi Hyesong, perlahan-lahan memajukan wajahnya dan kini bibir mereka saling bertemu, Kai mengecup bibir Hyesong dengan sangat lembut. Lalu ia melepaskannya dan kembali menatap Hyesong

"Aku selalu merasa bahagia berada disisimu Hyesong-ah" ucap Kai

"Ne. Akupun sangat bahagia, Kai. Kau cinta pertamaku dan teman pertamaku juga" ucap Hyesong yang tak tahu lagi harus berkata apa karena ia merasa sangat bahagia selama ini

Kai kembali memeluk Hyesong dengan erat, begitupun Hyesong, membalas pelukan Kai. Kai mengusap pucuk kepala Hyesong dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Tapi, sebentar..

Kai merasakan tangan Hyesong tak lagi memeluknya dan badannya terasa ringan,

benar saja..

Hyesong pingsan, cairan merah keluar dari hidungnya. Kai benar-benar panik melihat keadaan Hyesong.

Tanpa berpikir panjang, Kai segera memasangkan seatbelt pada tubuh Hyesong dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Sesampainya disana, Kai segera mengangkat tubuh Hyesong, dan Hyesong segera dilarikan ke ruang UGD.

Kai terduduk didepan ruang UGD. Ia benar-benar khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada Hyesong.

Tak lama, dokter yang menangani Hyesong keluar dan meminta Kai untuk ikut ke ruangannya. Karena hari ini nyonya Jung tidak bisa datang, ia masih berada di luar negeri mengurusi pekerjannya.

Setelah keluar dari ruangan dokter tadi, Kai melangkahkan kakinya dengan gontai, badannya terasa sangat lemah dan tak lagi bertenaga ketika mendengar penjelasan dari Kim uisa yang menangani Hyesong.

"Tidak, ini tidak mungkin" gumam Kai yang kini mulai meneteskan air matanya

I Can't Be Happy..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang