Why?

1.1K 130 4
                                    

Hampir 2 minggu ini Hyesong masih belum juga sadar. Ia masih terbaring lemah.

Banyak sekali pikiran yang berputar-putar di otak Kai. Ia sangat khawatir pada Hyesong, ia tak mau sesuatu terjadi padanya, ia tak mau kehilangan Hyesong.

CVR.

Ya, Hyesong menderita penyakit itu sejak kecil. penyakit yang sangat langka. Penyakit ini membuat Hyesong tidak bisa terlalu bahagia, merasakan sedikit kebahagiaanpun tak bisa, saat tertawa lepaspun rasanya akan sangat sakit.

Karena penyakit itulah, Hyesong menjadi sosok yang pendiam dan menutup diri. Ia memilih untuk tidak berteman dengan siapapun, karena baginya, teman itu adalah sumber kebahagiaan, dapat membuatnya bahagia, yang sekaligus juga akan membuatnya kehilangan nyawanya.

Jika Hyesong merasa bahagia, ia akan terbatuk-batuk, wajahnya akan memucat, dadanya akan terasa sakit yang teramat sangat, lalu ia akan pingsan, dan jika ia sangat bahagia, kejadiannya akan seperti ini, cairan merah keluar dari hidungnya dan koma selama berminggu-minggu, bahkan sesuatu yang terburukpun akan terjadi, Hyesong akan kehilangan nyawanya.

"Tidak! Tidak mungkin! Bagaimana mungkin ada penyakit konyol semacam itu!" ucap Kai yang berusaha mengelak dari kenyataan

"Bagaimana mungkin ia tak boleh merasa bahagia? Walaupun sedikit?" ucap Kai

"Jadi, selama ini. Ia sakit karena merasa bahagia bersamaku? Dan aku.. aku adalah kebahagiaan Hyesong? Tidak.. ini pasti salah. Ini pasti tidak benar" ucap Kai frustasi

"tidak! Aku tidak akan bisa melakukannya! Aku tidak mau jauh darinya. Andwaeyo!!" ucap Kai frustasi

Ia segera memasuki ruangan Hyesong, ia melihat Hyesong yang masih terbaring lemah dan tidak sadarkan diri. Ia menghampiri Hyesong dan mengusap rambutnya dengan lembut.

"Irreonna" ucap Kai yang kembali meneteskan air matanya

"Mianhae, Hyesong-ah" ucap Kai. Ia segera mengecup bibir Hyesong dan memejamkan matanya, seperti mencurahkan rasanya selama ini

"Saranghae. Mianhae" ucap Kai dan segera berlalu meninggalkan Hyesong

**

Sebulan kemudian, Hyesong mulai kembali bersekolah setelah sebulan absen dan sekarang kondisinya membaik.

Ia melangkahkan kakinya riang memasuki kelasnya. Tatapannya terpaku ketika melihat Kai yang sedang terduduk.

Bukan itu yang membuatnya terpaku, namun, Kai tidak duduk disampingnya lagi. Kini Kai duduk dibangku yang bersebelahan bersama Yeonji, menyisakan bangku yang kosong kini disampingnya.

Hyesong menatap Kai yang tak mengerti kenapa Kai tiba-tiba saja pindah dan tidak lagi duduk dibangkunya, Kai yang tersadar bahwa Hyesong sedari tadi menatapnya, ia segera memalingkan wajahnya dan mengabaikan Hyesong.

Hyesong segera berjalan menuju bangkunya dan duduk dibangkunya. Ia kembali memandang Kai, namun Kai mengabaikannya seolah tak perduli.

Wae? Apa yang salah dengannya? Kenapa tiba-tiba ia menjadi aneh seperti ini.. batin Hyesong

"Yeonji-ah, nanti kau mau makan siang bersamaku?" ucap Kai pada teman sebangkunya.

"Ne. Kita makan siang bersama, eoh?" ucap Yeonji

Hyesong diam-diam mendengarkan perbincangan Kai dan Yeonji. Dadanya terasa sangat sesak, dan air matanya ingin sekali menelusuk keluar, namun Hyesong menahannya, karena ia sadar bahwa saat ini ia berada disekolah dan tidak boleh ada yang melihatnya menangis.

Sepulang sekolah, Hyesong segera menarik tangan Kai dan ingin meminta penjelasannya. Hyesong menarik Kai menuju sebuah taman sekolah favoritnya.

"Lepaskan!" ucap Kai dan segera menghempaskan tangan Hyesong yang sedari tadi menariknya

"Kau mau apa?!" sambung Kai

"Wae? Kenapa kau jadi seperti ini?" tanya Hyesong

"Seperti ini bagaimana?" tanya Kai

"Kau berbeda. Kau menjadi dingin padaku. Wae? Apa aku berbuat sesuatu yang salah? Kenapa kau melakukan ini pada yeojachingu-mu sendiri Kai?" tanya Hyesong

"Hm? Yeojachingu? Siapa yeojachingu-ku? Kau? Cih.. percaya diri sekali" ucap Kai datar

DEG!

Rasanya kini jutaan pisau menusuk-nusuk hati Hyesong. Sakit, teramat sangat sakit yang dirasakan Hyesong ketika mendengar Kai mengatakan itu.

"Ta-tapi.." ucap Hyesong

"Kau jangan percaya diri. Aku tidak benar-benar mencintaimu. Ternyata kau itu mudah sekali dipermainkan" ucap Kai tersenyum menaikkan sebelah sudut bibirnya

"Kai.. kau.."

"Semudah ini nyatanya mempermainkan kau. Jangan pernah mendekatiku lagi. Ah bukan. Jangan pernah menunjukkan dirimu lagi dihadapanku. Mulai detik ini" ucap Kai dan segera berlalu meninggalkan Hyesong yang masih diam terpaku mendengar ucapan Kai

Kini air mata yang sedari tadi ditahannya, menelusuk keluar membasahi kedua pipinya.

Kini Hyesong menangis sejadi-jadinya. Dadanya terasa sangat sakit dan perih, ia tak menyangka jika selama ini Kai hanya mempermainkannya dan lalu membuangnya begitu saja.

"Kau jahat Kai! Jahat!" ucap Hyesong sambil terisak dalam tangisnya

Setelah kejadian itu, Hyesong benar-benar melihat Kai yang menjauhinya, dan bahkan kini Kai menggoda beberapa yeoja disekolahnya. Baik Sunbaenya ataupun Hoobaenya.

Ini pertama kali Hyesong merasakan patah hati yang teramat sangat. Kai adalah cinta pertamanya sekaligus teman pertamanya. Ia tak menyangka jika akhirnya seperti ini.

Bulan-bulan dan tahunpun berlalu, kini Hyesong berada di tingkat 3 dan sebentar lagi adalah ujian kelulusan. Selama itu pula, hubungannya dengan Kai semakin memburuk. Dan Hyesong masih tidak berhasil melupakan Kai, ia masih sangat mencintai Kai. Namun Kai yang saat ini berbanding jauh dengan Kai yang pertama kali bertemu dengannya.

I Can't Be Happy..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang